Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, December 07, 2009

Means of Global: Misteri Dibalik Elegi Menggapai Sastra

Means of Global: Misteri Dibalik Elegi Menggapai Sastra

Bersatunya Awal dan Akhir

Oleh Nini Wahyuni

Alkisah, hiduplah seorang pemuda Kufa yang dikenal sebagai ahli ibadah di zamannya. Pemuda ini jatuh cinta pada seorang gadis. Bagaikan gayung bersambut, cinta pun berbalas. Sang pujaan hati juga mencintainya.

Ketika cinta bersemi ditaman hati, sang pemuda mencoba menghalalkanya dalam ikatan pernikahan. Maka dilamarlah gadis itu. Sayang, lamaran tertolak karena ternyata sang gadis telah di jodohkan dengan pemuda lain. Meskipun demikian, cinta tak hilang dihati mereka. Cinta itu terus tumbuh dan bersemi. Atas nama cinta, sang gadis pun menawarkan sebuah jalan yang amat menggiurkan. Yah..sebuah jalan syahwat yang didamba oleh para pecinta.

Berat memang melawan sesuatu yang amat sangat diinginkan. Tapi dengan sebuah keyakinan,pemuda itu menolak tawaran tersebut. Panasnya api neraka yang tak pernah padam, lebih ia takuti. Pemuda itu lebih memilih Tuhannya dan memenangkan Iman atas syahwatnya dengan kekuatan cinta yang dimiliki.

Bagaikan petir disiang bolong, gadis itupun terhenyak. Dia tak percaya, pemuda itu ternyata lebih memilih Tuhannya daripada wanita yang dicintainya. Seketika ia pun tersadar dan tiba-tiba dunia menjadi kerdil dihadapannya. Ia pun akhirnya memutuskan untuk bertaubat dan mewakafkan sisa hidupnya untuk beribadah.

Walaupun hari-hari dijalani dalam kekhusyuan beribadah, namun cinta tak pernah mati. Ia tetap terhujam dihati yang terdalam. Cinta itu menjelma dalam do'a-do'a yang panjang. Tubuh gadis itupun luluh lantak didera rasa rindu. Dan akhirnya ia pun menemui ajalnya dengan membawa segenap rasa cintanya.

Mendengar berita kematian sang kekasih, membuat pemuda itu larut dalam kesedihan. Hanya kuburan gadis itulah yang kini menjadi tempat untuk melepas rindu dan do'a-do'a.

Suatu ketika sang pemuda tertidur diatas kuburan tersebut. Ia kemudian bermimpi bertemu dengan sang kekasih. Gadis itu terlihat sangat cantik. Ia mengabarkan bahwa ia dalam keadaan baik dan tengah berbahagia di surga abadi dalam kenikmatan hidup yang tanpa akhir. Ia meminta pemuda itu untuk terus mendo'akannya dan terus beribadah. Sang pemuda pun berjanji dan berharap suatu saat nanti ALLAH mempertemukan mereka kembali di syurga-Nya.


Berselang 7 hari setelah mimpi itu...Sang pemuda pun meninggal.....


Kisah ini berawal dari cinta, dan berakhir karena cinta...

Atas nama cinta, mereka memenangkan ALLAH atas diri mereka...
Atas nama cinta, mereka memenangkan Iman atas gejolak syahwat...
Dan atas nama cintalah, Allah mempertemukan mereka....

Kesalahan Tertinggi

Oleh Nini Wahyuni

Pertengkaran itu pecah disiang bolong yang panas. Aroma kemarahan menyeruak, bergabung dengan kebencian yang menari-nari dipelupuk mata. Segala caci maki terlontar dari mulut yang tak lagi berpenghuni. Nyanyian-nyanyian kekacauan pun akhirnya mengusik kenyamanan ahad yang damai.

Aaaghhh berisik....
Dunia ini bukan milik mereka...
Setiap orang berhak mendapatkan ketenangan...
Setiap orang berhak mendapatkan kenyamanan...
Setiap orang berhak menikmati minggu yang indah...

Tapi apalah daya seorang yagn lemah untuk berkata. Akhirnya hanya mampu menutup pintu dan melebarkan telinga, Apa yang menyebabkan setan berpesta siang ini?

Apa?
Ulangi sekali lagi...?
Mereka...
Mereka...
Mereka...
Me..re..ka
Pasangan sesama jenis?
Saling mencintai dan saling selingkuh?

Tiba-tiba rasa jijik memproklamirkan kemerdekaannya...
Rasa mual menyeruak hingga ke ulu hati...
Nafas mulai mencari peredarannya...
Persendian kehilangan darahnya...
Dan bibir pun mengambil andil untuk berkata..
Naudzubillahi min dzalik...

Sudah berabad-abad lamanya Luth wafat. Sudah beratus-ratus tahun kaumnya dimusnahkan oleh Dzat yang Maha Dahsyat. Tapi kenapa? Kenapa hal ini mesti terulang lagi?

Bukankah pasangan siang itu malam?
Pasangan hitam itu putih?
Pasangan besar itu kecil?
Pasangan tinggi itu rendah?
Pasangan langit itu bumi?
Pasangan pintar itu bodoh?
Pasangan kaya itu miskin?
Pasangan lapang itu sempit?
Pasangan tua itu muda?

Pasangan Adam itu Hawa?

Maka..pasangan wanita adalah laki-laki?

Kenapa jeruk harus minum jeruk???

Aaaghhhhhh.......
Semua rasa hormat itu tiba-tiba pupus...
Segenap rasa simpati menjadi mati...
Pertengkaran itu telah melahirkan kebencian dihati yang lain.

Ini tak seharusnya terjadi!!!
Kenapa??
Kenapa??
Kenapa??

Tanya hanya dijawab oleh kebekuan diam.

Pfffuh....
Tangisan hati mulai lirih..
Maafkan..
Maafkanlah mereka...
Menghujat tak menyelsaikan masalah..
Memaki hanya menimbulkan rasa dendam yang tak habis...

ALLAH...berikanlah kekuatan...
Berilah mereka kesadaran...
Kembalikanlah mereka pada sunatullahnya...
Dan sebenar-benar kesalahan tertinggi, adalah pintu taubat yang seluas-luasnya dari ALLAH Arrahman...Arrahim...

Ontologi Diri

Oleh Nini Wahyuni

" Hidup tidak dimulai dari tadi pagi, juga tidak akan berakhir lusa nanti. Tapi jauh sebelum itu, juga jauh sesudahnya. Bukan bagaimana mati nanti, tapi bagaimana melewati hari untuk mati..."

Sinar mentari pagi masuk menembus kaca jendelanya, menyebarkan cahaya, melahirkan kehangatan dan menghadiahkan sebuah aroma kehidupan baru. Dalam keheningan yang tenang, dia terjaga dengan sebuah perenungan. Ontologi diri.

Tak terasa waktu telah menariknya sejauh ini. Jauh meninggalkan masa kanak-kanak dan remajanya. Seolah baru tersadar, bayangan-bayangan keceriaan, kebahagiaan dan hidup tanpa beban hanya tinggal mimpi-mimpi untuk dikenang.

Hampir 1/4 abad sudah ia menginjakkan kaki di bumiNya. Sebuah resolusi, baru saja menjadi sejarah. Ia keluar dari zona nyaman yang selama ini membuatnya terbuai, pergi dari kehidupan yang menawarkan akses kemudahan dan kenikmatan, membuang kemewahan yang selama ini melekat, kemudian menatap langit sambil berkata " Aku bisa berdiri diatas kakiku sendiri"

Ketika ikrar terucap,rintangan pun menghadang.Bagaikan karang ia tak lepas dari amukan gelombang, bagaikan dahan ia tak jauh dari tiupan angin yang kencang. Semua menjadi serba gundah, serba gelisah,dan serba penuh keluh kesah. Terkadang Ia goyah karena percikan gejolak-gejolak emosi. Ia lebih menonjolkan ego dan rasa ketimbang akal sehat. Ia bagaikan gelas kaca yang rapuh, mudah pecah dan hancur berkeping-keping.

Kemudian musim berganti...Sebuah akhir akan menjadi awal bagi sesuatu yang akan datang. Ia mencoba berdamai dengan dirinya sendiri. Memaafkan segala khilaf yang telah diperbuat. Dengan sebuah kesadaran ia pun yakin bahwa ia hanyalah seseorang yang lahir dari jama'ah manusia. Jadi wajar adanya jika segala bentuk kesalahan, dosa, aib dan caci maki ada padanya.

Muharram kan menjelang, momentum ini dijadikannya sebagai ajang bemuhasabah,syukur-syukur bisa membasuh segala dosa-dosa yang terlanjur dilakukannya.

Kini, sebuah kertas putih terkembang di depan mata dan tangannya telah siap untuk mengukir catatan-catatan kebaikan dan prestasi....

Semoga Tuhan memberikannya ke Istiqomahan...
Amin.

Bahasa Sehat dan Bahasa Sakit

Oleh Nini Wahyuni

Dalam sebuah konfrensi, bertemulah dua kubu yang saling bersebrangan. Pada hakekatnya mereka adalah sama, namun mereka bertolak belakang dalam sifat. Inilah sepenggal dialog keberbedaan mereka.

Bahasa sehat

Perkenalkan, aku bahasa sehat. Aku adalah alat komunikasi verbal. Aku bersifat formal dan taat akan kaidah-kaidah yang berlaku. Aku diberi nama bahasa Indonesia. Dan aku adalah bahasa persatuan.

Bahasa sakit
Perkenalkan, gue bahasa sakit. Gue ga’ ngerti kenapa orang bilang gue sakit. Padahal selama ini gue ngerasa sehat wal afiat. Yang jelas, gue ga’ suka dengan sesuatu yang formal, kaku apalagi jika terkait dengan EYD. Sorry, ga’ gue banget gitu loh!!! Asal lo tau, gue lahir atas nama kreativitas.

Bahasa sehat
Maaf bahasa sakit, bisakah Anda lebih sopan? Terus terang, keberadaan Anda selama ini sangat mengusik saya. Tahukah Anda bagaimana para pendahulu memperjuangkan saya agar ada? Dan tahukah Anda betapa pentingnya keberadaan saya di negeri ini? Kenapa Anda tiba-tiba hadir dan mengacaukan segalanya?

Bahasa sakit
Ups…sorry, gue ga’ ngerti maksud lo… Gue mengusik Lo…? Gue ganggu Lo…?

Bahasa sehat

Ya.. Anda amat sangat mengganggu saya. Anda masih ingat kan bagaimana Muhammad Thabrani dan kawan-kawan memperjuangkan saya? Dan saya lahir bukan tanpa sebab, tapi atas sebuah niat yang luhur. Anda tau, ada aturan-aturan yang saya anut, ada sistem-sistem yang saya pegang. Tapi semua berantakan karena keberadaan Anda. Saya hancur berantakan. Apakah Anda sadar akan hal itu?

Bahasa sakit
Sorry, morry, don’t worry coy . . .
Tunggu . . . tunggu . . .
Satu hal yang mesti lo tau, gue hadir juga bukan tanpa sebab. Ingat, gue lahir karena kreativitas anak manusia. Lo kan tau manusia sama halnya dengan homo sapiens yaitu makhluk yang berpikir. Dan gue lahir atas pemikiran-pemikiran itu. Jadi gue juga mempunyai sistem, gue mempunyai aturan….

Bahasa sehat
Sistem?
Aturan?
Sistem dan aturan macam apa?

Bahasa Sakit
Oke…gue jelasin ke lo… dalam kamus gue lo bisa membuat aturan dan sistem sendiri, contohnya lo bisa sebut Bapak dengan bokap, ibu dengan nyokap pembantu dengan pembokat. Kalo bapak membaca dan ibu menulis, lo bisa bilang Bapil membil dil ibil menil. Dan kalo anjing mengonggong, kucing mengeong, lo bisa bilang anjring menggronggrong, kucring menggreong.

Bahasa sehat
Aturan macam apa itu? Tak pernah sekalipun, aku melihat kata-kata itu halal di kamusku. Ingat, aku bahasa persatuan. Aku lahir dari semangat para pemuda Indonesia. Aku masuk dalam poin penting sumpah pemuda. Dan aku pemersatu keberagaman. Bhineka Tunggal Ika.

Bahasa sakit
Tapi lo jangan naïf, lo cuma dipakai tuk acara-acara formal yang kaku seperti pidato,presentasi, rapat-rapat, kegiatan dikantor, kampus dan disekolah….

Bahasa sehat
Tapi aku yakin, masih banyak masyarakat Indonesia yang konsisten menggunakanku dikeseharian mereka. Dan akulah yang membuat mereka terlihat terdidik dan intelek.

Bahasa sakit
Itulah kesalahan terbesar lo!! Lo cuma milik sebagian orang. Lo kan tau, berapa persen masyarakat Indonesia yang mencicipi bangku sekolah dan pendidikan yang layak? Lo hanya didapat di bangku sekolah… Sedangkan gue hadir dimana saja, jenis gue bejibun mulai dari bahasa gaul, punk, bahasa tukang ojek, supir, pedagang, kaki lima dan lain-lain…
Gue juga bisa masuk ke pergaulan anak remaja…Gue hadir di sms, telepon, chatting, facebook,twitter, blog, dll.
Dan orang yang lo bilang intelek, ketika berdebat dan ingin memenangkan hawa nafsunya, juga make gue… si bahasa sakit…

Bahasa sehat
(hanya bisa terdiam….)

Bahasa sakit
Hahaha…ayo, lo mau bilang apalagi?
Lo juga sependapat kan dengan gue?
Hahaha…..

Bahasa Sehat
Ya Tuhan,
seperti itukah kenyataannya?
Apakah aku hanya sekedar alat formalitas yang penuh kekakuan?
Dimanakh kedudukanku sekarang ini dikehidupan manusia Indonesia?
Masih adakah generasi muda yang bangga padaku dan melestarikanku?
(menitikkan air mata…..)

Bahasa sakit
Hahaha…sorry bahasa sehat, bukannya gue ga’ berempati sama lo… Jujur menurut gue, kita berdua ga’ salah..yang perlu dipertanyakan adalah mental manusia Indonesia itu sendiri!!!

Means of Global: Elegi Pemberontakan Para Normatif

Means of Global: Elegi Pemberontakan Para Normatif

Means of Global: Elegi Menggapai Pergaulan Dunia

Means of Global: Elegi Menggapai Pergaulan Dunia

Means of Global: Elegi Mengintip Pesta Raya Black-hole Diraja (Lanjutan dari Elegi Bendungan Komte)

Means of Global: Elegi Mengintip Pesta Raya Black-hole Diraja (Lanjutan dari Elegi Bendungan Komte)

Thursday, November 19, 2009

It's all about LOVE...



Cinta...
Hmmm...selalu ada kata yang terukir untuk cinta...
Perasaan senang, bahagia, nyaman, menyejukkan, menentramkan, bla..bla..bla...
Itulah Cinta!

But now, we will not talk about that love...^_^

Suatu malam,aku di ajak makan ke sebuah rumah makan Padang oleh kakakku. Biasalah, lama dirantau membuat kami rindu akan masakan Ibu yang khas dan luar biasa enaknya.
Ketika menunggu pesanan datang, aku melihat didepan mejaku ada seorang Bapak dan seorang Ibu tengah menikmati makan malam. Mereka sudah tidak muda. Ini terlihat dari fisik dan uban yang tumbuh subur di rambut mereka. Kuperkirakan usianya diatas 60 tahun.

Yang menarik perhatianku adalah ternyata di usia yang sudah beranjak senja, mereka masih bisa menikmati kebersamaan sebagai sepasang suami istri. Kebersamaan itu terlihat sangat indah dan romantis. Ketika pasangan itu selesai makan dan akan beranjak pergi, barulah aku sadari bahwa sang Ibu sudah tidak lagi bisa berjalan dengan sempurna. Sepertinya terkena stroke, yang melumpuhkan sebagian saraf2-nya. Atau mungkin bisa jadi juga karena penyakit yang lain. I don't know, exactly.
Namun sang Bapak, dengan sabarnya membantu si Ibu berdiri dari tempat duduknya. Menggaenggam tangan si Ibu dengan lembut dan dengan penuh kasih sayangnya.

Hmmm... Inilah yang membuatku terenyuh dan berkata..that's the trully love..!! Umur boleh berkurang...tapi cinta mereka terus tumbuh dengan indah...Andaikan pasangan suami istri yang sedang bermasalah melihat pasangan tua tersebut, pastilah mereka akan rujuk kembali ( pikiran singkatku saja .. )

Subhanallah... Maha Suci ALLAH yang menganugrahkan rasa cinta dihati hamba-hamba-Nya. Dan seindah-indah cinta adalah cinta yang dibalut karena cinta kepada ALLAH.

What's going on???

\

De Javu...itulah yang saya rasakan. Seolah-olah apa yang terjadi hari ini pernah terjadi sebelumnya^_~. Tak pernah terbayangkan ternyata reaksi seorang mahasiswa S2 sama saja dengan mahasiswa S1, siswa SMA bahkan siswa SMP.

Yup...coba bayangkan, ketika seorang guru berhalangan hadir untuk mengajar, apa reaksi yang muncul pertama kalinya dari mulut siswa?? Lebih kurang seperti ini " Yes..", "Hore...", Ssip...", atau bersorak bahagia sambil memukul-mukul meja di kelas ( kalo reaksi terakhir memang agak lebay, tapi terjadi ketika saya sekolah dulu)

Sekarang, saat saya duduk di bangku S2 pun, reaksi itu pun tak jauh berbeda. Atau bisa diartikan sama. Ketika dosen berhalangan hadir, mahasiswa merasa amat lega...^_^

Kemudian timbul pertanyaan:
" What's going on? "
Ada apa dengan dunia pendidikan kita?
Kenapa siswa begitu bahagia ketika tidak ada guru?
Kenapa mahasiswa begitu senang ketika tidak ada dosen?
Apakah guru adalah momok yang menakutkan?
Apakah dosen adalah momok yang menyeramkan?

Entahlah... Mungkin jika pertanyaan ini di ajukan ke masing-masing individu mereka pastilah punya berbagai macam alasan dan jawaban.Dan tentunya tidak semua siswa atau mahasiswa yang seperti itu (senang ketika guru/dosen tidak hadir). Maaf jika saya terlalu mengeneralisasikan permasalahan ini.

Yang jelas kejadian yang terus terjadi hingga sekarang ini, menggelitik pikiran saya untuk terus mencari sebuah jawaban!

What's going on???

Comfortable Zone



Zona nyaman.
Semua orang pasti selalu menginginkan berada di zona nyaman. Sebagai contoh, seorang yang ingin curhat, pasti mencari teman yang nyaman untuk diajak bicara. Atau seseorang yang ingin menikah, pasti mencari pasangan yang benar-benar bisa membuatnya nyaman mengarungi hidup. Atau seseorang yang bekerja pasti ingin mendapatkan suasana dan lingkungan yang nyaman dengan pekerjaannya. Seterusnya dan seterusnya.

Tak ada salahnya memang ketika kita memimpikan hidup pada zona nyaman. Namun terkadang kita harus (bahkan memaksa diri)untuk keluar dari zona tersebut jika ingin SUKSES. Kenapa? karena nyaman identik dengan malas. Ketika kita sudah nyaman, pasti kita tidak mau lagi berpikir, tidak mau lagi berbuat atau tidak mau lagi melakukan apapun karena kita sudah nyaman.

Keluar dari zona nyaman membuat kita hidup lebih tertantang karena memiliki banyak target-target yang ingin dicapai, ada cita-cita yang ingin diraih dan ada impian-impian yang ingin diwujudkan. Dan situasi ini menuntut kita untuk kuat, tegar dan survive. Kesulitan-kesulitan/ ketidaknyamanan2 juga membuat kita terus mencari jalan keluar dan semangat menjalani hidup.Andaikan kita selalu berada di zona nyaman, maka kita menjalani hidup ini dengan cara yang sederhana dan biasa-biasa saja.

Tentunya akan terasa nikmat, ketika memperoleh hasil dari jerih payah yang melelahkan. Kita akan menemukan zona nyaman yang luar biasa. Namun satu hal ketika kita sudah menemukan zona nyaman tersebut, maka janganlah mudah untuk puas. Temukanlah lagi zona nyaman-zona nyaman yang baru dengan melewati zona yang tidak nyaman yang baru pula.

Bukankah ALLAH juga mengatakan bahwa "Ketika kamu selesai dengan satu urusan maka carilah urasan yang lain...". Jadi, that's life .... to solve the problem and to face all of the challeging.

Ingin SUKSES??
Mari sejenak kita keluar dari zona nyaman.

Kiamat 2012?


Akhir-akhir ini kembali warga dunia dihebohkan dengan kemunculan sebuah Film yang berjudul "2012" garapan Roland Emmerich. Konon kabarnya film ini menceritakan tentang peristiwa terjadinya Kiamat pada tahun 2012. Film ini cukup mendapatkan sorotan,hal ini terlihat dari antusiasme penonton yang berbondong-bondong datang ke bioskop.Bahkan di kota Yogya untuk beberapa hari kedepan tiketnya sudah "sold out" alias laris manis.

Ternyata film ini tak luput dari perhatian Majelis Ulama Indonesia (MUI). Di beberapa daerah bahkan MUI dengan tegas menfatwakan pelarangan pemutaran "2012" ini. Menurut MUI, film ini dapat merusak akidah umat Islam yang menontonnya karena kapan datang dan dimana terjadinya Kiamat itu diluar kajian manusia. Dan dalam film ini juga diperlihatkan hancurnya beberapa simbol-simbol Islam secara implisit.Tapi anehnya, semakin dilarang, semakin besar minat masyarakat untuk menonton.Padahal sebenarnya film-film semacam "2012" juga sudah pernah ada sebelumnya seperti " The Day After Tomorrow" (2004) dll. Tapi kenapa film ini terlalu di "blow up"?

Terlepas dari kontroversinya,menurut saya sebagai umat Islam kita tidak usah mempersoalkan kapan dan dimana Kiamat akan terjadi. Alangkah lebih baik jika kita fokus kepada bagaimana mempersiapkannya. Kita tentu berharap jangan sampai dipertemukan dengan hari Kiamat (meninggal sebelum kiamat datang). Karena berdasarkan Al-Qur'an, rasanya tidak akan sanggup kita menyaksikan peristiwa yang amat luar biasa dahsyat tersebut.

Kiamat memang sudah dekat. Bumi juga sudah lelah dengan segala perangai manusia yang luar biasa jahatnya. Alam mulai tak bersahabat, bencana dimana-mana, pemanasan global, mencairnya es di kutub utara, dll.

" 2012"...???
Masih 3 tahun lagi!!
Bisa lebih cepat atau bisa lebih lambat.
Tentunya selagi masih ada nyawa dibadan berarti masih ada kesempatan untuk bertaubat.

Wallahualam.

Friday, November 13, 2009

Dia Isa atau Bella??

Sosok ini unik, seunik penampilannya. Dia memilih hidup didaerah abu-abu. Entah apa kata-kata yang tertulis disalah satu kolom KTP-nya, yang jelas aku bingung, harus memanggilnya apa!

Secara fisik dia maskulin, tapi secara penampilan dia feminim. Jadi aku harus memanggilnya apa, Mas atau mba'? Isa tau Bella?? Entahlah..bingung..!

Ketika aku melewati salon tempat ia bekerja dan jika tanpa sengaja berpas-pasan, aku hanya bisa tersenyum tanpa bisa berkata-kata.Dia pun terkadang mengerti atas kebingunganku dan selalu menyambut senyuman itu dengan ramah.

Dikota ini banyak sekali manusia dengan status abu-abu seperti dia. Mereka bebas memproklamirkan diri. Tadinya aku sempat shock dan susah untuk bernafas ketika orang berstatus abu-abu ini tiba-tiba muncul di depan wajahku.Tapi inilah konsekuensi hidup di kota besar, segala macam ada disini.

Disatu sisi mungkin banyak orang yang tidak suka, benci, risih, jijik bahkan menganggap mereka itu tidak ada, tapi disisi lain mereka juga manusia biasa yang berhak untuk hidup dengan pilihannya.

Banyak faktor mungkin yang menyebabkan mereka seperti itu. Seperti faktor hormonal, lingkungan, tantangan hidup, realita, penyakit dll. Terkadang ada keinginan gila muncul di benakku untuk mengobservasi kehidupan mereka. Aku ingin tahu apa yang mereka fikirkan? Kenapa mereka memilih keluar "jalur"? Apa mereka pernah berfikir tentang masa depan? Seberapa lama mereka akan bertahan dengan kondisi tersebut? Apakah mereka tidak merindukan hidup secara nornal dan mendambakan punya istri dan anak?

Entahlah...

Walaupun agama melarang keras atas apa yang mereka lakukan, tapi aku tetap tidak berhak menghakimi mereka. Cukuplah ALLAH yang memberi penilaian.

Selemah-lemah keimananku, aku hanya bisa mendoakan semoga Bella dan kawan-kawan mendapatkan hidayah-Nya, sehingga bisa hidup normal sebagai mana dia dulu diciptakan.

Wallahualam.

Flamboyan, November 2009.

The Great woman

" Wanita cantik melukis kekuatan lewat masalahnya, tersenyum saat tertekan, tertawa disaat hati sedang menangis, memberkati disaat terhina, mempesona karena mengampuni. Wanita cantik, mengasihi tanpa pamrih dan bertambah kuat dalam do'a dan pengharapan...."

Kata2 bijak ini kupersembahkan:

Untuk setiap wanita yang tengah mengangis saat ini...
Untuk setiap wanita yang menunggu dalam bait-bait kerinduan...
Untuk setiap wanita yang bertahan di atas puing-puing kehancuran...
Untuk setiap wanita yang tegar diantara cucuran airmata...
Untuk setiap wanita yang masih bisa tersenyum dalam luka yang dalam...
Untuk setiap wanita yang berhati lembut dengan memaafkan...
Untuk setiap wanita yang merasa dizholimi dengan berlapang dada...
Untuk setiap wanita yang berduka dengan kesyukuran...
Untuk setiap wanita cantik yang menapaki hari dengan keyakinan...

La Tahzan...
Semoga ALLAH selalu melindungi, menjaga dan menjadikan kita wanita-wanita yang dirindukan syurga...

Aku mencintaimu semua sahabat-sahabatku karena ALLAH..


Flamboyan, in the dark of night.

NASEHAT DIKALA HUJAN

Awan hitam menggelayut di kota Yogya sore ini. Aku berpikir untuk segera sampai dirumah sebelum langit memuntahkan segala isinya.Sejenak aku melupakan ujian filsafat yang baru saja berakhir yang meninggalkan seulas senyum kekecewan. Betapa tidak, perjuangan beberapa hari dibalas dengan score 29. Betapa benar2 membuat persendianku lemas.

Aku mempercepat langkah karena butiran-butiran kristal itu mulai turun setitik demi setitik yang kemudian tak terbendung jumlahnya. Akhirnya kuputuskan untuk berhenti sejenak. Aku berusaha adil dengan tubuhku, bukankah ia saat ini tengah menderita kelaparan yang amat sangat? Kenapa aku harus menghukumnya lagi dengan membiarkannya kuyup di terjang hujan yang dingin?

Ternyata penantian tak selamanya membosankan. Aku bisa menikmati simfoni hujan, menatap daun-daun yang bersorak riang serta mencium wangi tanah yang basah. Aku rindu suasana seperti ini setelah sekian lama Yogya di landa musim panas yang cukup extreme.

Tiba-tiba di depanku berhenti seorang ibu2 dengan sepedanya. Dia kemudian memakirkan sepeda itu dan berdiri disampingku. Kami saling berpandangan dan melempar senyuman. Tak ada yang istimewa darinya, kemejanya lusuh, topinya juga lusuh dan sepeda ontel yang dibawanya juga terlihat sangat tua dengan lilitan tali dan kantong plastik dimana-mana. Tapi aku yakin, dia pasti seorang pahlawan. Yah, Pahlawan Kehidupan.

Memecah kebisuan kami, si Ibu menawarkan dagangannya padagu. Disepeda itu terlihat keranjang yang berisi berkilo-kilo buah mangga dan salak. Tadinya aku menolak dengan halus, karena yang aku butuhkan saat ini hanyalah sepiring nasi hangat untuk mengobati pemberontakan lambungku yang mulai tersa perih. Namun, karena harga mangganya hanya Rp. 3500,-/kg nya, aku pun tergoda untuk membeli.

Disanalah suasana mencair. Si Ibu dengan ramahnya bertanya padaku. Akupun menjawab dengan senang hati. Sesaat kemudian dia bercerita, yah bercerita tentang harapan2 nya. Walaupun hanya tamat SMA, tapi dia bercita-cita agar anak-anaknya bisa bersekolah setinggi-tingginya. Dia tidak ingin anak-anaknya bodoh dan mudah ditipu oleh orang lain.

Si Ibu juga mengatakan bahwa dia hanyalah seorang miskin yang tidak punya harta yang bisa diwariskan. Dia berharap dengan bekal ilmu itulah yang kelak akan membuat anak-anaknya bahagia. Dengan bangga si Ibu menyampaikan bahwa ketiga anaknya kini telah bekerja dan seorang lagi saat ini tengah kuliah. Sang anak juga rajin dan mendapat besiswa sehingga bisa sedikit meringankan bebannya.

Andaikan saat itu bisa memeluk, maka akan kupeluk Ibu itu dan mengatakan betapa sungguh luar biasanya ia. Dibalik segela kekurangan, ia masih memiliki harapan dn cita2 yang luar biasa. Aku juga sangat berterima kasih atas pelajaran hidup yang diberikannya secara gratis.

Hujan mulai reda, kami pun saling berpamitan dan mendoakan. Si Ibu mendo'akanku dengan do'a dan harapan yang cukup banyak untuk kuliahku, ilmuku, kesuksesanku dan masa depanku. Betapa lapang rasanya dada ini. Kami pun berpisah dan sebuah mozaik-mozaik hidup baru saja kupungut.

Terima kasih ALLAH, inilah sebuah nasehat dikala hujan yang membuatku lebih optimis dalam manjalani hidup.

DELAPAN PERHIASAN BAGI DELAPAN PERKARA

Abu Bakar Ash Shidiq mengatakan ada delapan perkara yang merupakan perhiasan bagi delapan perkara yang lain.

Pertama, memelihara diri dari meminta-minta merupakan perhiasan bagi kefakiran.

Kedua, bersyukur merupakan perhiasan bagi nikmat yang diberikan-Nya.

Ketiga, sabar merupakan perhiasan bagi musibah.

Keempat, tawadhu diri merupakan perhiasan bagi kemuliaan.

Kelima, santun merupakan perhiasan bagi ilmu.

Keenam, rendah hati merupakan perhisasan bagi pelajar.

Ketujuh, tidak megingat-ingat pemberian merupakan perhiasan bagi kebaikan.

Delapan, Khusyu' merupakan perhiasan bagi sholat.

The Power of Optimist

Suntuk. Itu yang kurasakan pagi ini. Bosan melihat tumpukan kertas-kertas yang berserakan dikamarku. Aku butuh udara segar untuk melepaskan sesakku. Maka pagi ini aku keluar dan berjalan-jalan.

Tak ada tujuan yang jelas. Aku membiarkan kakiku melangkah menunju gang-gang sempit yang dipadati rumah penduduk. Aku terus melangkah melewati setiap sudut asing dan tak kukenal.Kubuang segala kegalauan, kuhilangkan semua kerisauan yang bersemayam dihatiku. Sejenak, aku ingin lepaskan semua, dan menjadi manusia bebas tanpa beban.

Tak sadar, langkah kaki membawaku ke kawasan kampus. Terlihat mahasiswa2 lalu lalang dengan kesibukan mereka masing-masing. Pffuh...alangkah melelahkan fikirku.

Tiba-tiba aku melihat objek menarik yang kini tengah berjalan di depanku. Seorang mahasiswi dengan jilbab birunya berjalan dengan langkah kaki yang berderap. Aku pandangi gadis itu. Sekilas terlihat biasa, tapi tongkat yang digengggamannya itulah yang membuat ia terlihat luar biasa.Tongkat itu diketuk-ketukkan ke jalan beraspal, menjadi pemandu setia saat melangkah. Tak ada kepesimisan, tubuh itu terlihat tegap dengan kepala terangkat.

Kemudian dari arah belakang, datang seseorang yang kemudian menggenggam telapak tangan gadis itu dan menggangandengnya dengan erat. Mereka saling tersenyum dan menyapa dengan hangat. Sehangat mentari pagi ini. Aku berfikir lagi, pastilah dia seorang teman atau sahabat gadis itu. Aku tersenyum, betapa indah pertemanan mereka.

Tak berapa lama, merekapun memutuskan untuk menyebrangi jalan, artinya objek itu akan hilang dari hadapanku. Aku terus melangkah, sehingga mendahului mereka berdua yang masih bersiap-siap untuk menyebrang. Sesaat aku menoleh ke arah gadis itu. Senyuman masih tersisa di bibirnya, namun kedua mata itu terkatup, dia tidak bisa melihat.

Subhanallah, betapa sempurnanya gadis itu dengan ketidaksempurnaannya. Betapa kekurangan indera penglihat tidak mematahkan semangatnya untuk duduk di bangku universitas.

Terimakasih Allah. Terimakasih atas semua ini. Aku sangat malu, malu akan ketidaksyukuranku.

Fa bi ayyi ala irrabbikuma tukadziban...

Karangmalang, 9 November 2009.

Hallo???

Kring..........

Assalamu'alaikum.
Hallo?
Apa kabar?
Sehat?
Gimana kuliahnya?
Berjalan lancar?
Ujiannya gimana?
Hasilnya sudah keluar belum?
Kemana liburan?
Ga' jalan-jalan?
Ga' refreshing?
Kalo capek, ya istirahat dulu,
ga' usah terlalu dipaksakan.
Yo wes, udah dulu ya!

Clik..tut..tut...tut...

Sejenak aku tersenyum,
Memandang wajah itu,
wajah yang tak asing bagiku,
Yah, dia adalah aku,
yang saat ini berdiri didepan cermin.

Flamboyan, Yogyakarta.

let's write...

Menulis bisa jadi zona ternyaman bagi siapa saja. Dengan menulis semua rasa, keinginan, cita-cita, dan apapun bisa diungkapkan. Tak peduli tulisan itu dimengerti ato tidak, tersusun dengan gramatikal yang baik atau tidak, yang jelas menulis sajalah jika itu bisa membuat lega.

Menurutku, menulis juga bisa dijadikan obat. Yap, obat untuk mengatasi kesedihan, kegelisahan, kegundahan, kebimbangan, dan segelumit emosi lainnya yang tidak tersampaikan secara lisan. Menulis bisa mengangkat 1/2 beban yang bergelayut di pundak kita. So, let's write everything...and tell the world that u're strong enough to face all of the problem!!!

Summer, 2009

Wednesday, October 14, 2009

Do'a Memohon Ridho di dalam Hati

“Ya Allah, aku mohon ridho (dalam hatiku) sesudah keputusanMu, kesejukan hidup setelah kematian, kelezatan memandang wajahMu dan kerinduan berjumpa denganMu.” (HR Ahmad 20678)

The meaning of a Cake ????

Di suatu malam yang kelam, sepi, sunyi dan tak berbintang..(cie...), tiba2 saja ponselku berbunyi yang mengabarkan ada sms masuk di inbox-ku. Bunyinnya seperti ini:

Kl Aq kue, menurutmu, Aq kue apa??

1. Tiramisu : Baik, kadang nyebelin
2. Black Forest : Cute, dewasa, bawaannya tenang.
3. Fruit Cake : minder, agak pendiam
4. Cheese cake : Misterius, sulit ditebak
5. Strawbery cake: Supel, imut, agak manja.
6. Brownies : Unik, menarik.
7. Muffin : Santai, simple, cuek
8. Cookies : Ga' peduli orang lain, tapi banayk yang suka.

"Balaz ya harus dan kirim ke semua temanmu, supaya kamu tau karaktermu."

Seketika, aku tersenyum. Wah, benar-benar sms yang aneh. Apa coba korelasi antara kue dengan karakter manusia^_^? Benar2 Jaka Sambung bring golog...g' nyambung dodol.. hehehe...

Tapi setelah kupikir-pikir menarik juga. Yap... Ta'aruf..Kenal...tahu..dan paham. Bukankah orang yang paling mengenal dirinya adalah orang yang paling kenal dengan Tuhannya???

Maka, sms tadi ku forward-kan ke beberapa nomor ponsel teman-teman dekatku yang tersebar di lebih dari 33 provinsi...(hihihihi...lebay...)

Lumayan..., sms ini bisa di ibaratkan sebagai angket. Nah, dari angket ini aku bisa menarik kesimpulan, seperti apakah aku dimata orang2 terdekatku??? Sekalian Muhasabah juga....

Dari sekian banyak sms yang ku kirim, hanya 7 orang yang membalas. Yah lumayan lah... kalo menurut Ilmunya (cie...cie..), untuk menarik konklusi aku hanya butuh sampel... g' perlu populasinya...^_^

Di antara yang 7 orang itu:

3 orang mengatakan aku di Ibaratkan seperti Black forest, yaitu cute, dewasa dan tenang ( hehehehe...inilah orang2 yang sudah termakan dengan mitos-mitos...^_^ Filsafat euy...!!!)

1 orang mengatakan aku lebih mirip Tiramisu, baik sih tapi nyebelin^_^

1 orang mengatakan bahwa aku perpaduan antara strawberry cake,brownies and muffin ( hmm...yummi..)

1 orang mengatakan aku perpaduan black forest, brownies and muffin (ehm...)

dan 1 orang lagi mengatakan aku lebih cocok jadi adonan kuenya, mudah di injak-injak... Hmm...inilah komentar yang paling sadis...!!! Bikin aura positive-ku berubah jadi kesatria Baja Hitam... ( hehehe..kacau...)
Tapi aku maklum, karena orang yang satu ini memang lagi stress berat...( hahaha...maafkan aku cinta...)

Ending dari sms ini sebenarnya... bagaimana kita mengenal karakter orang2 di sekitar kita sekalian mengenal karakter diri sendiri.

Allah menciptakan manusia bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal. Semua orang itu diciptakan dengan karakter yang berbeda-beda. Dengan keberbedaaan itulah mereka saling mengisi dan berbagi.

Satu lagi setiap orang itu unik... dengan ke-unik-an karakter itulah yang membuat hidup ini indah dan berwarna...

Itulah sebenar-benarnya hakikat dari sepotong kue. Sepotong kue adalah diriku dan juga karakterku. Sebenar-benarnya aku adalah apa yang aku fikirkan... (Filsafat lagi deh...^_^)


Kampus Karangmalang UNY

Tuesday, October 13, 2009

My Sakura...

Melihat pohon Sakura beserta bunga2-nya...mengingatkanku pada sebuah drama Korea yang berjudul "Winter Sonata"...

Dulu aku suka sekali menonton film ini ^_^. Sebuah drama percintaan, dengan konflik2-nya yang kadang bikin sedih dan berurai air mata ( hahahaha...)

Tapi sebenarnya yang paling kusuka adalah melihat latar filmnya, yang mengambarkan Korea di kala bersalju, atau musim gugur dan musim semi... Indah and very romantic.
Walaupun alur ceritanya bisa dibilang happy ending...tapi tetap aja bikin gregetan... Habisnya..........

Hehehe...g' penting juga di bahas...

Suatu saat aku ingin ke Korea... ke tempat syuting film "winter sonata" ^_~
Ada salju, ada musim semi yang indah...dan ada musim gugur yang menimbulkan suasana gimana gitu...

Hehehehehe....

(Upaya mengalihkan kejenuhan...)











Take it easy...

Phuh...
Sulit...

Memang sulit.
Tapi kalo tidak dipikir sulit,
pasti jadinya tidak sulit,
Betul kan?

Kenapa mengeluh?
Sulit?
Memang..
Kan belajar,
Jadi?

Ayo...
Coba baca lagi
Coba pahami lagi kata demi kata,
Sulit??
Jelas..
Namanya juga belajar.
Pusing?
Ah, masa menyerah..
Gus dur aja bilang; " gitu aja kok repot..."
hahahahaha...

Tapi tetap saja sulit..
Gimana donk???
Ya pelajari

Terus...
Terus...
Terus...
Terus...
Terus...
Terus...
Terus...
Terus...
Terus...

Capek...!!!
Bete...!!!
Nyebelin...!!!
Grrr...!!!

Hahahaha...
Itu Wajar,
kan belajar...

kalo g'sulit
Ya, ngapain lagi belajar...

Dah, sekarang alihkan dulu ke yang lain..
Santai...
Rileks..
Take it easy...!
Liat dulu kiri kanan...
Baca dulu majalah dan koran...
Gosip dulu sama teman-teman...
Hahahaha...

Gimana???
Mendingan???
Tuh kan senyum lagi...
Oke..
mari kita pecahkan batu karang kesulitan ini...
Bersemangat!!!


Karangmalang, menjelang zuhur...
(Ketika kepala lagi mumet ^_^)

Monday, October 12, 2009

Means of Global: Elegi Seorang Hamba Menggapai Wajah

Means of Global: Elegi Seorang Hamba Menggapai Wajah

Means of Global: Elegi Konferensi Patung Filsafat

Means of Global: Elegi Konferensi Patung Filsafat

Means of Global: Elegi Pemberontakan Patung Filsafat

Means of Global: Elegi Pemberontakan Patung Filsafat

Means of Global: Elegi Menggapai Ada

Means of Global: Elegi Menggapai Ada

Means of Global: Elegi Pemberontakan Para Logos

Means of Global: Elegi Pemberontakan Para Logos

Means of Global: Elegi Konferensi Para Keliru

Means of Global: Elegi Konferensi Para Keliru

Means of Global: Elegi Konferensi Para Beda

Means of Global: Elegi Konferensi Para Beda

Friday, October 09, 2009

Let's be the Greener...

Suatu hari, aku berjalan-jalan ke sebuah toko buku yang cukup terkenal di Kota Yogya. Selain nyaman, toko buku ini juga menyediakan discount yang cukup menggiurkan bagi mahasiswa seperti aku.

Ketika aku akan melampiasan hasrat mataku untuk melirik buku2 yang bagus2, tiba2 seorang gadis dengan green t-shirt and jeans-nya datang menghampiri. Senyumnya adem banget, bagaikan angin kutub utara di padang pasir yang tandus (hehehe...lebay..). Aku tak menyia2kan senyuman itu, aku pun membalas dengan senyuman yang jauh lebih adem^_^ Kunamai senyuman surga... hahahaha..kacau!

Tak lama kemudian si Gadis ber t-shirt hijau itu, mulai bercerita. Dengan bekal map yang cukup tebal, yang berisi tulisan plus gambar2,dia mulai menjelaskan duduk perkaranya. Bagaikan anak kecil yang sedang di dongeng-i oleh ibunya, aku pun takjub. Sungguh wanita yang luar biasa. Ia bicara panjang lebar, bahkan tanpa koma. Ibarat air mengalir... tak sedikitpun aku diberi kesempatan bicara... melainkan hanya tersenyum, mengangguk-angguk, sesekali garuk2 kepala atau wajah yang sama sekali g' gatal...^_^

Ow... akhirnya aku tahu juga, ternyata gadis ini adalah seorang aktivis lingkungan hidup dari organisasi yang cukup terkenal. Walaupun imut, tapi dia cukup smart. Itu terlihat dari kata2nya yang panjang lebar ketika menjelaskan tentang fakta-fakta dan kondisi lingkungan, khusunya hutan yang ada di Indonesia.

Miris sih mendengarnya!!! Apalagi kalo dikaitkan dengan bencana2 yang amat sering terjadi di negeri ini. Terbuktilah kata Al Quran,yang berbunyi bahwa "Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut, diakibatkan oleh ulah manusia..."


Setelah uraian yang cukup membuatku bernafas berat, Gadis itu pun berkata; " Jadi mbak, bumi ini telah begitu banyak memberikan penghidupan untuk kita, udara yang segar, air yang bersih dll. Maka sudah sepantasnya-lah kita membalas kebaikan alam ini dengan menjaga, melindungi dan melestarikannya. Kita juga harus mencegah ilegal logging yang akan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup kita ke depannya.Walaupun tidak turun langsung, mbak bisa membantu dengan bergabung bersama kami."

Gadis itu pun kemudian memberikan sebuah formulir yang berisi data2 dan angka2 yang harus ku isi. Yah..angka2 disini maksudnya aku menjadi donatur tetap dengan menyumbangkan hanya Rp. 2000,- per hari, dimana uang yang ada di rekening tabunganku akan ditarik sebesar Rp. 60.000,- per bulan-nya.

Kening-ku berkerut, menandakan aku berpikir hebat (hahahaha.....). Hmm... aku sebenarnya ingin bergabung dengan organisasi mereka yang memang concern menagani masalah penyelamatan hutan Indonesia, namun kalo harus menjadi donatur tetap yang harus menyumbang secara continiu, ini agak berat.

Bukannya pelit... tapi secara ... aku masih pengangguran, bulananku saja masih tergantung dengan kiriman ortu ( hehehe...malu sebenarnya mengakui...^_^)... Maka aku pun memberikan opsi kepada Gadis itu ... " Maaf mbak, apa boleh untuk saat ini saya jadi simpatasisan organisasi ini dulu, mungkin nanti saya baru bisa jadi donaturnya...."

Si Gadis ber-tshirt hijau, tersenyum... Tapi g' se adem yang tadi..." Maaf mbak, kami bukan mau minta sumbangan. Organisasi ini murni untuk menyelamatkan bumi kita. Mbak g' perlu jadi donatur selamanya, jika mbak memutuskan ingin berhenti maka mbak bisa langsung mengkonfirmasi kami.... Dan jadi donatur hari ini ataupun nanti apa bedanya. Kalo mbak hanya jadi simpatisan, tanpa ikut memberikan bantuan, itu sama saja dengan mbak omong doank..."

Glekkk....nancep deh!!! Kata2-nya sih lembut tapi efeknya g' enak di kuping dan di hati...^_^ Piye iki...!!! Akupun berfikir lagi....

Hmmm... apakah seseorang baru disebut care lingkungan, jika dia sudah masuk organisasi ini?

Trus kenapa organisasi ini promosinya di toko buku yang jumlah bukunya amat sangat banyak? Padahal kan artinya semakin banyak buku, semakin banyak kertas dan semakin banyak pohon2 yang akan ditebang???

Trus katanya setiap bulan para donatur akan dikirimkan buletin, nah buletinnya itu terbuat dari apa???

Sudahlah...aku merasa harus mengakhiri ketidaknyamanan ini,aku pun menutup pembicaraan kami dengan seulas senyum yang deslipkan dengan kata2 ... " Maaf Mbak, menurut saya untuk menjaga lingkungan, saya tidak harus bergabung dan menjadi donatur organisasi ini. Banyak hal lain yang bisa diakukan, mulai dari diri sendiri dan hal yang kecil2 saja, seperti menghemat pemakaian tissu, listrik dan air. Terima kasih banyak informasinya..." sambil menelunkupkan kedua telapak tangan di dada tanda maaf aku pun berlalu...

Tak kuhiraukan lagi ekspresi gadis imut nan smart itu^_^... Yg jelas aku yakin dia pasti sudah biasa menghadapi orang2 dengan respon yang macam2 juga... Yo wes la... Chayyyo deh !!!^_^

Tapi aku juga merasa punya tanggung jawab dengan kata2 yang telah kulontarkan pada gadis itu, that is, untuk lebih menghargai alam ciptaan ALLAH SWT.

So, let's be the Greener euy...

Mulai dari diri sendiri...
Mulai dari hal yang terkecil...
Dan mulai saat ini juga...

Semoga semakin banyak yang tanggap dengan lingkungan, maka alam akan kembali bersahabat dengan kita...

Semoga!!!

Yogyakarta, 2009.

Tuesday, October 06, 2009

BANGKITLAH NEGERIKU....

Album : Ini Langkahku
Munsyid : Shoutul Harakah
http://liriknasyid.com


Tatap tegaklah masa depan
Tersenyumlah tuk kehidupan
Dengan cinta dan sejuta asa
Bersama membangun Indonesia

Pegang teguhlah kebenaran
Buang jauh nafsu angkara
Berkorban dengan jiwa dan raga
Untuk tegaknya keadilan

Bangkitlah negeriku harapan itu masih ada
Berjuanglah bangsaku jalan itu masih terbentang

Bangkitlah negeriku harapan itu masih ada
Berjuanglah bangsaku jalan itu masih terbentang

Selama matahari bersinar
Selama kita terus berjuang
Selama kita satu berpadu
Jayalah negeriku jayalah!

***

Tuk saudara2ku di Padang dan sekitarnya...
Airmata mungkin belum kering, dan luka pun mungkin masih basah...
Tapi semua bukanlah untuk kita ratapi...
Apapun yang ALLAH berikan kepada kita hari ini adalah bentuk cinta dan kasih sayang-Nya... Banyak hal yang perlu kita syukuri dan banyak hal yang harus kita perbaiki...

Semoga kejadian gempa yang meluluh lantakkan sebagian negeri kita, membuat mata kita lebih terbuka tuk selalu melakukan perbaikan dan perbaikan...

Fa inna ma'al usri yusra...
Inna ma'al usri yusra...

Yogya, 06 Oktober 2009

Means of Global: Elegi Konferensi Kebenaran

Means of Global: Elegi Konferensi Kebenaran

Means of Global: Elegi Konferensi Internasional Imajiner

Means of Global: Elegi Konferensi Internasional Imajiner

Means of Global: Elegi Konferensi Daerah Imajiner

Means of Global: Elegi Konferensi Daerah Imajiner

Friday, October 02, 2009

Maria Al-Qibthiyah

Maria Al-Qibtiyah adalah salah seorang istri nabi Muhammad SAW. Dia berasal dari suku Qibhti. Dahulunya, dia seorang penganut Kristen Koptik yang bekerja di kerajaan Alexandria yang dipimpin oleh Raja Mauqauqis.

Maria adalah wanita yang memiliki banyak ke istimewaan. Diantaranya beliau di anugrahi dengan wajah yang sangat cantik. Rambutnya ikal dan kulitnya putih. Selain itu Maria adalah wanita yang memiliki akhlak yang baik, sopan, anggun dan sangat suka belajar. Sehingga dengan keluasan ilmu yang dimiliki itu lah, yang akhirnya membuat Maria begitu mudah menerima Islam dan ke Nabi-an Baginda Muhammad SAW.

Maria juga satu-satunya wanita yang melahirkan anak Rasulullah, setelah Khadijah. Anak laki2 tersebut diberi nama Ibrahim. Dan Rasulullah sangat menyayanginya.Namun kebahagian itu hilang ketika Ibrahim meninggal di usia 16 bulan. Rasulullah sangat sedih.

Kemudian Rasulullah bersbda:
" Mata boleh meneteskan airmata, hati boleh brsedih, tapi kita tidak boleh
mengucapkan kalimat yang tidak diridhai ALLAH SWT."
Maka duka adalah duka.
Masihkah kau bertanya?
Duka adalah tangis yang terlunta.
Seseguk tanpa suara.
Teriak tanpa ternganga.
Terkatup beku menatap pilu.
Apa?
Tak ada sisa kan.
Lantak tertinggal.
Luluh mengganjal hati lebam, pijakan tak ada.
Menggapai tiada.
Terbang dalam hampa duka,
Banjir air mata.
Bisakah tunduk do'a kami,luruskan pandang yang carut marut?
Tuhanku,
Allahku,
Rabb-ku,
Nyatanya hanya Kau yang kuasa.
Perkenankan aku sekali lagi bersujud dalam duka.
Ampunkan mereka yang Kau ambil hari ini.
Sangat banyak Tuhan.
Tapi ampuni semua...
Kuatkan hati dan jiwa mereka yang menanggung duka seribu lara
Jernihkan kalbu untuk menelan Segalanya sebagai hidayah-Mu.
Jangan jadikan duka ini menjadi rabun hati atas nikmat yang tanpa tepi.
Dan perbaikilah akhlak dan ibadah kami agar jauh dari murka-Mu
Dzat yang Maha Kasih.
Amin.

By: Mr.Kristianto


Untuk keluarga, saudara, kerabat, teman, sahabat dan semua warga kota Padang dan sekitarnya yang tengah di uji dengan Gempa yang Maha Dahsyat...
Semoga ALLAH mengganti luka2 yang tenang dengan kesabaran dan keikhlasan...
Dan inilah peringatan bagiku untuk lebih menghargai sisa-sisa umurku....

A beautiful Sunday Morning

Pagi ini ku terjaga di a beautiful Sunday morning,
Setelah lelah ungkapkan rasaku pada-Nya.
Sang Mentari datang dengan rona merah yang hening,
Menyemangatiku lembut dengan sinarnya.

Kunikmati ini sebagai sebuah perjalanan waktu.
Tak kan kusesali segala yang tlah terjadi.
Penyesalan hanyalah luka yang lahirkan ketakutan.
Yang membuatku surut dan terpaku.

Pagi ini adalah a beautiful Sunday morning.
Langit-Nya biru cerah.
Awan-Nya berarak dengan khidmat.
Aku pun kembali menyusun langkah.

Aku tak kan terpuruk dalam luka yang tenang.
Bagiku hidup adalah anugrah,
yang harus kuhadapi dengan kesyukuran.

Dan pagi ini adalah a beautiful Sunday morning,
Aku kan terus melangkah,
Menggapai cita-citaku.

Yogya, September 2009

Muhasabah Cinta

By: Edcoustic
Wahai pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dari-Mu
Ku pasrahkan semua pada-Mu

Tuhan baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini ku harapkan cinta-Mu

Reff:
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang ku rasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Illahi muhasabah cintaku

Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku dengan-Mu

Means of Global: Elegi Seorang Hamba Menggapai Keputusan

Means of Global: Elegi Seorang Hamba Menggapai Keputusan

CINTA SEBENING EMBUN

By: Ebit G.Ade

Pernahkah engkau coba menerka
apa yang tersembunyi di sudut hati?
Derita di mata, derita dalam jiwa
kenapa tak engkau pedulikan?

Sepasang kepodang terbang melambung
Menukik bawa seberkas pelangi
Gelora cinta, gelora dalam dada
kenapa tak pernah engkau hiraukan?

Selama (selama) musim belum bergulir
Masih ada waktu (ada waktu) saling membuka diri
sejauh batas pengertian
Pintu pun tersibak, cinta mengalir sebening embun

Kasih pun mulai deras mengalir (kasih pun deras mengalir)
cemerlang sebening embun
(na na na na na na na na)

Pernahkah engkau coba membaca
sorot mata dalam menyimpan rindu?
Sejuta impian, sejuta harapan
kenapakah mesti engkau abaikan?

Selama (selama) musim belum bergulir
Masih ada waktu (ada waktu) saling membuka diri
sejauh batas pengertian
Pintu pun tersibak, cinta mengalir sebening embun

Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu (ada waktu) saling membuka diri
sejauh batas pengertian
Pintu pun tersibak, cinta mengalir sebening embun

Kasih pun mulai deras mengalir (kasih pun deras mengalir)
cemerlang sebening embun
(kasih) hu… (kasih, kasih) hu.. (na na na na kasih) hu.. (na na na na)
(kasih) hu.. (na na na na kasih) hu.. (na na na na)

Means of Global: Elegi Bendungan Komte dan Sungai Positive

Means of Global: Elegi Bendungan Komte dan Sungai Positive

One Day in Your Life

By: Michael Jackson

One day in your life
you’ll remember a place
Someone’s touching your face
You’ll come back and you’ll look around you

One day in your life
You’ll remember the love you found here
You’ll remember me somehow
Though you don’t need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You’ll remember one day…

One day in your life
When you find that you’re always waiting
For the love we used to share
Just call my name
And I’ll be there

(Oh-oh-oh-oh-oh…)

You’ll remember me somehow
Though you don’t need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You’ll remember one day…

One day in your life
When you find that you’re always longing
for the love we used to share
Just call my name
And I’ll be there

(Ohh…)

Tuesday, September 29, 2009

Hilang,
Tapi aku yakin ada.
Hanya terasa jauh dan tak tersentuh.
Jauhku dekatnya,
Gapaiku lelah puas peluknya.

Mengambang,
Tanpa terpegang.
Menjadi mantap dan kemutlakan memilikinya.
Apa makna tiada atau hilang.
Ketika hilang menjadi ada bagi orang lain.

Pergi adalah datang.
Kecewa adalah senang.
Hilang berarti menemukan.
Kecewa berarti awal tuk gembira.

Layaknya tumbuh hidup yang menuju susut kematian.
Tiada oposisi yang distink dan diskrit.
Perbedaan hanyalah ujung dan pangkal dari sama.
Ujung dan pangkal juga mewakili realitas yang sama.
Hanya kategorisa logika bahasa manusia.

Sama seperti besar dan kecil yang teramat relatif
tergantung operasi relasi dan yang diputuskan subjek.
Seperti bedug yang disamakan gede dengan sepotong roti.

By: Mr. Kristianto

Silent

Diamku adalah zona nyaman tak tersentuh...
Tak tergapai oleh siapapun kecuali diriku...
Diamku adalah saat aku ingin terdiam ...
Saat aku ingin lepas menggapai batas ...
Tanpa terbatas ...

Diamku adalah rasa...
Rasa yang tak ingin ku ungkap...
Rasa yang tak ingin ku siapa pun tahu...
Karena diam ku adalah diam tak tersentuh...

Ada yang memintaku pergi dari diam...
Lepaskan semua kemelut yang kusimpan dalam diam...
Tapi aku sudah terlalu nyaman...
Dan tak ingin siapapun datang mengusik...

Dalam diam aku terbang bersama egoku...
Dalam diam ku simpan amarahku...
Dalam diam ku peluk erat mimpi-mimpiku
dan dalam diam ku genggam cintaku...

Aku tak tau sudah berapa lama aku diam...
Sudah berapa lama aku tak menyuarakan hati kejujuranku...
Yang jelas aku sudah terlalu nyaman dengan diamku...
Dan tak ingin siapapun merenggut dan mengambilnya dariku...

Tapi ku sadar...
Diam hanyalah sebuah jeda...
Jeda yang tak bisa ku urai...
Jeda yang belum mampu kulahirkan dalam kata2...

Dan kelak...
Jika ku meninggalkan diamku...
Bukan karena suruhan siapa-siapa..
Atau paksaan siapa-siapa...

Aku akan melepasnya karena memang ku ingin ...


In the end of September,
When the silent is gone

Pembelajaran Matematika: Elegi Wawancara Orang Tua Berambut Putih

Pembelajaran Matematika: Elegi Wawancara Orang Tua Berambut Putih

Pembelajaran Matematika: Elegi Seorang Hamba Menggapai Harmoni

Pembelajaran Matematika: Elegi Seorang Hamba Menggapai Harmoni

Psychology of Mathematics Education: Elegi Seorang Guru Menggapai Batas

Psychology of Mathematics Education: Elegi Seorang Guru Menggapai Batas

Pembelajaran Matematika: Elegi Hamba Menggapai Isi dan Wadah

Pembelajaran Matematika: Elegi Hamba Menggapai Isi dan Wadah

Pembelajaran Matematika: Elegi Pengakuan Orang Tua Berambut Putih

Pembelajaran Matematika: Elegi Pengakuan Orang Tua Berambut Putih

Sunday, September 20, 2009

Ketika Idul Fitri tiba....

Assalamu'alaikum

Allahuakbar...
Allahuakbar...
Allahuakbar...

La ilaha ilallahu allahu akbar...
Allahuakbar...
Wa lillahilhamd...

Tak terasa Ramadhan tlah berlalu..
Beruntunglah bagi orang2 yang mengisi Ramadhan dengan amalan2 terbaik. Karena 11 bulan ke depan,kita akan menjalani hari2 yang panjang dan melelahkan.Tentunya kita butuh bekal yang cukup, agar tidak kalah melawan kehidupan dunia yang luar biasa pengaruhnya.

Hari raya idul fitri kali ini, aku lalui dengan perasaan campur aduk^_^. Aku terpisah jauh dari keluarga dan aku tak bisa berkumpul dengan ibu, ayah, kakak2, kk ipar dan ponakan2 yang lucu. Ada rasa haru ketika wajah tak bertemu muka dengan orang2 yang dicintai. Dan ada rasa sedih ketika tak mampu mencium tangan dan pipi Bunda. Tapi tak apa. Ini sebuah konsekuensi dari jalan yang kupilih sendiri.Jadi syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah...

Alhamdulillah, teknologi memudahkan. Dengan mendengar suara Bunda dan saudara2 via telp yang ada di kampung halaman sudah mampu sedikit mengobati rasa rindu.

Hmm....Tak terasa....
Ramadhan begitu cepat berlalu...Baru saja menikmati saat2 indah bersamanya. Semoga Allah masih berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan ke depan. Dan semoga Ramadhan kali ini memberikan bekas pada perbaikan ibadah2 kita ke depan. Amin.


TAQABALALLAHU MINNA WA MINKUM,SIYAMANA WA SIYAMAKUM....

Sidokarto, 01 Syawal 1430 H

Thursday, September 17, 2009

Get Married....???

Lubang di Hati
By: LETTO

Ku buka mata dan ku lihat dunia
‘tlah ku terima anugerah cinta-Nya

Tak pernah aku menyesali yang ku punya
Tapi ku sadari ada lubang dalam hati

Ku cari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini
Ku menanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati

Apakah itu kamu, apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti

Apakah itu cinta, apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang dalam hati

Ku mengira hanya dialah obatnya
Tapi ku sadari bukan itu yang kucari

Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan
Dan ku yakin kau tak ingin aku berhenti


Lubang di dalam hati. Syair yang dalam banget, apalagi bagi orang yang hatinya masih memiliki ruang kosong yang belum terisi^_^.

Aku jadi teringat, suatu hari, di kelas Metodologi Penelitian Pendidikan seorang Professor memberikan penjelasan tentang penelitian. Yap...beliau menjelaskan bahwa penelitian itu ada disebabkan oleh adanya sebuah masalah. Jadi, cobalah cari2 permasalahan yang bisa di jadikan bahan untuk di teliti. Yang jelas, masalah tersebut haruslah bermanfaat, belum ada yang meneliti dan menghasilkan sesuatu yang baru.

Entah berawal dari mana, sang Prof memberikan sebuah contoh masalah yaitu ada seorang perempuan yang berusia 35 tahun namun belum menikah. Itu menjadi masalah bagi si wanita. Tentu saja. Di usia yang cukup matang ( amat sangat matang malah...) tapi belum menikah, of course, it's a big problem. Nah, si Prof mengajak kami para jomblowan dan jomblowati ^_^ yang ada di kelas itu untuk berpikir sejenak, jauh menembus ruang dan waktu mengapai mimpi dan masa depan (alah....)

Redaksinya lebih kurang seperti ini,
Dalam kehidupan, seseorang haruslah mempunyai perencanan. Termasuk perencanaan rumah tangga. Yap.. kapan akan menikah, kapan akan punya anak dan kapan harus menikmati masa tua, semua harus diperhitungkan dengan matang.

Karena jika salah memperkirakan,maka akan berpengaruh ke masa depannya. Bayangkan jika seorang wanita/ laki2 menikah di usia 30-an, maka andaikan punya anak, di usia yang ke-50, anak-nya baru berusia 20 tahun, itu untuk anak yang paling tua. Nah, kl anaknya ada 3-4 orang, Berarti ada kemungkinan di usia anak bungsu ke-20, si orangtua sudah berusia 60 tahun. Padahal di usia2 17-20-an adalah masa2 produktif, maksudnya pengeluaran lagi banyak2nya seperti biaya masuk SMA, les, bimbel,beli buku, biaya internet, kuliah dll. Bayangkan jika di masa2 produktif, anak harus memendam keinginannya karena orang tua sudah pensiun dan memiliki dana terbatas?

Hmm....pemikiran yang amat sangat jauh kedepan. Memang, tentunya di tahun2 yang akan datang kehidupan akan semakin sulit. Biaya pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, papan dll pasti mahal.

Suasana kelas sedikit gaduh, para jomblowan-jomblowati sepertinya mulai mengalami kegelisahan^_^. Seorang teman yang duduk di sampingku menyenggol tanganku, sejenak lamunan yang sudah sampai ke masa depan itu pun terhenti. Dia menggodaku " tuh..,mbok ya grade-mu di turun-in dikit, yang tadinya 100 kurangi jadi 99 ato 98...biar cepat nikah" ujarnya sambil tersenyum.Aku membalas senyum itu dengan senyuman, tapi agak kecut^_^.

Trus temanku berkata lagi.."Liat aq, dulu waktu usia-ku 22 tahun sudah punya 2 anak... Nah, sekarang anak2ku lagi masa2 produktifnya, aq masih bekerja dan alhamdulillah masih punya dana tuk mencukupi...".

Yah...terus terang, aku sangat kagum dengan temanku itu. Dia adalah seorang teman yang usia-nya terpaut jauh dariku. Dia berani mengambil keputusan untuk menikah saat di semester 7. Dan mendengar perjalanan hidupnya, aku hanya bisa berkata " Amazing..., very inspiring woman..."

Kembali ke syair LETTO tadi, mungkin salah satu cara untuk menutupi lubang di dalam hati adalah dengan menikah. Dan usia2 setelah tamat kuliah adalah usia2 yang amat sangat rawan dengan pertanyaan "Kapan menikah..???". Yah pertanyaan yang amat menyebalkan terkadang.

Jika pertanyaan itu ditanyakan padaku, maka dengan diplomatis aku berkata " Semua kan Indah pada waktunya..." Jawaban basi tapi manjur.

Bagi para jomblowan dan jomblowati, tak usah khawatir. ALLAH sudah berjanji kok bahwa masing2 kita dijadikan berpasang-pasangan,hanya saja mungkin kapan bertemunya masing2 orang berbeda. Ada yang cepat dan ada yang lambat.Dan yakinlah jodoh tak akan pernah tertukar, semua sudah tercatat di Lauhul Mahfudz.

Bagi yang sudah ketemu dengan soulmate-nya...selamat dan pertahankan. Bagi yang belum , seperti saya^_^, mari kita berikhtiar.

Semangat!!!


(Terinspirasi dari seorang teman yang sedang Fall in Love ^_^)


Insyaallah, ALLAH selalu memantau

Wednesday, September 16, 2009

One day in Maskam ...

Ramadhan,
Tak terasa kan segera berlalu. Padahal aku baru saja menikmati saat2 indah bersamanya. Bulan yang penuh ampunan, rahmat, berkah dan bulan yang diliputi cinta. Yah..cinta2 para hamba dengan Khaliknya.

Ramadhan kali ini terasa berbeda. Aku sendiri tanpa orang2 yang kucintai. Aku harus berjuang untuk mepersiapkan sahur dan buka by my own. Tapi lagi2 kunikmati. Keterbatasan, kesepian, kesendirian, kesulitan, dan kesedihan membuatku lebih merasakan cinta-Nya.

Malam yang ke-23 kemarin, seorang teman mengajakku i'tikaf di Masjid Kampus (Maskam) UGM. Sebenarnya, aku sedikit ragu menerima tawaran itu.Secara, it's my first time... Maklum di kampung halaman (cie...), I'tikaf tidak pernah diselenggarakan untuk kaum wanita. Makanya, aku sangat tertarik ingin mencoba.Walaupun lagi2 hati bertanya2, sanggupkah???

Akhirnya, aku ikut juga. Yah...kapan lagi show up my LOVE to ALLAH. Sekali2 caper sama ALLAH kan g' pa2^_^. Mumpung Ramadhan euy!!!

Tadinya, aku fikir yang akan ikut I'tikaf adalah mahasiswi2 muda aktifis kampus yang terlibat di organisasi keislaman. Dan jumlahnya pun paling beberapa lah..!

Tapi, fikiranku salah besar...! Peserta wanita-nya ternyata cukup banyak. Ini terlihat dari penuhnya setiap sisi mesjid.Yang paling membuat ku terkaget2 adalah pesertanya juga dari kaum ibu2 yang kuperkirakan usianya sekitar 50-an. Subhanallah...!

Mungkin...kl yang tau isi hatiku akan bilang " Katro amat sih..." Tapi ini benar2 sesuatu yang baru dan sungguh luar biasa. Semangat memburu Lailatu Qadr tidak hanya di dominasi para anak muda saja. Di tengah malam pun, di saat sebagian peserta sudah pada terkapar..ibu2 itu masih hanyut dalam lantunan ayat AlQurannya.

Sungguh membuatku malu sekaligus termotivasi.

Aku masih muda, fisik masih bagus, dan masih diberi kesehatan. Maka sudah selayaknyalah aku lebih gigih beribadah dibandingkan Ibu2 tadi...

Yah..one day in Maskam..mengajarkanku tentang banyak hal....

Semoga Ramadhan kali ini jauh lebih baik dan semoga ALLAH masih mempertemukan kita dengan Ramadhan berikutnya. Amin.

Sakura....

Setiap menuju kampus, aku selalu melewati jalan yang sama. Sebuah jalan yang tidak terlalu lebar, namun cukup untuk dilewati oleh sebuah mobil. Perjalanan menuju kampus berjarak sekitar 500 meter. Yah..lumayan untuk morning exercise^_^.

Aku selalu mencoba menikmati perjalanan menuju kampus. Walaupun, terkadang rasa bosan dan capek menghantui. Andaikan aku punya kendaraan, mungkin aku tidak akan tua di jalan^_^. Tapi bagaimanapun, semua harus kusyukuri. Toh...dalam surat Arrahman Allah selalu mengulang kata2 yang sama "Fa bi ayyi ala irabbikuma tukadziban..". Nah, biasanya kalo sudah ingat ayat yang satu itu, aku jadi malu untuk mengeluh.

Suatu hal yang paling aku sukai ketika melewati jalan menuju kampus itu adalah, ketika aku bertemu dengan pohon sakura-ku. Di Indonesia ada bunga sakura???

Pohon itu tinggi, yah..seperti layaknya pohon. Tapi dia mempunyai bunga berwarna pink dan putih. Indah sekali.Membayangkan bisa berdiri dibawah pohon sakura di musim gugur, hmm..very romantic. Makanya aku selalu tersenyum melihatnya...dan dia selalu menyapaku ramah. Hehehe...

Aku jadi ingat masa SD dulu.. waktu itu salah seorang temanku memberi nama kelompok kami dengan nama SAKURA. Sebagai anak SD yang mempunyai limited knowledge... Aku g' ngerti apa itu sakura... Asing...!!^_^

Back to bunga sakura... Bunga yang Indah berwarna pink dan putih. Cewe' banget kan?? Pohon sakura yang bukan sakura itu mengajarkan ku menjadi pink dan putih. Pink gambaran dari kelembutan dan putih lambang kesuciannya.

Nah, aku ingin seperti itu. Menjadi wanita yang lemah lembut dan putih hatinya^_^. Semoga saja!

Terima kasih pohon sakura-ku!

Friday, September 11, 2009

Profesor Kehidupan

Anda ingin menjadi Professor?? Sama, saya juga. Bahkan saya berkeinginan untuk mengoleksi semua jenis gelar, mulai dari Prof. dr. dan title2 lainnya yang akan menghiasi bagian belakang nama saya.

Yah.. title2 seperti itu terlihat sangat keren dan tentu saja memiliki prestige atau gengsi di mata masyarakat. Namun bagaimana jika kita belum berkesempatan untuk mencicipi jenjang S1, S2, S3 dan eS eS lainnya??
Tak masalah, karena menurut saya kita tetap bisa menjadi Professor sesuai dengan keinginan kita masing-masing.

Saya sudah banyak menemui profesor2 yang sama sekali tak pernah mengenyam pendidikan di bangku kuliah bahkan di bangku sekolah. Diantaranya sebut saja Ibu Sutiyem. Seorang Ibu yang berjualan nasi dan lauk pauk sederhana khas Yogya. Beliau saya beri gelar Prof. Kedermawanan. Karena kehadirannya menginspirasi saya menjadi seseorang yang lebih dermawan.

KenaPa?? Beliau begitu murah hati menambah berbagai macam sayuran di setiap bungkusan nasi yang saya pesan. Idealnya, semakin banyak jenis sayur yang dipesan maka akan semakin banyak uang yang kita bayar. Namun ini tidak berlaku bagi si Ibu. Dengan Rp. 500,- saja, Saya bisa memilih sayuran yang saya inginkan, 1,2,3 atau semua jenis sayur yang tersedia. Dan satu hal lagi, beliau juga selalu berkomunikasi dengan pelanggannya. Ini tentu menumbuhkan keakraban dan menebarkan benih-benih silaturahmi.

Bayangkan berapa banyak pelanggan yang menghampiri beliau setiap harinya. Dan berapa banyak juga benih-benih kedermawanan yang beliau taburkan di setiap sendokan sayuran. Dan jangan katakan beliau bekerja baru 1-2 tahun saja, beliau sudah memiliki dedikasi yang cukup tinggi dan bekerja menjadi penjual makanan bertahun-tahun lamanya. Beliau all out dan concern dengan kedermawanannya walaupun lagi-lagi hanya pada sesendok sayuran.

Kemudian ada juga orang-orang yang saya beri gelar Profesor Pembuka Mata Hati. Ini saya tujukan pada pengemis-pengemis jalanan yang begitu banyak saya jumpai di sudut2 lampu merah. Mereka concern dan stand by di sana... Dari tahun ke tahun saya amati.. jumlahnya terus bertambah. Mulai dari fisiknya yang normal sampai abnormal, mulai dari bayi sampai orang tua yang renta, mulai dari wanita sampai pria, semua ada. Merekalah professor2 yang membuka mata hati saya untuk lebih peka dengan lingkungan, dan mencoba untuk berempati dengan saudara2 saya yang kurang beruntung. Mereka menginspirasi saya untuk bayak2 bersyukur dan menyisihkan harta yang saya miliki untuk memberikan hak2 mereka.

Sebenarnya masih banyak lagi orang-orang yang saya beri gelar Professor. Dan kelak saya juga ingin menjadi professor. Yah professor yang akan menebarkan kebaikkan dan menginspirasi setiap orang untuk melakukan kebaikan.

Alhamdulillah,
Terima kasih ALLAH atas inspirasi ini^_^

Jum'at, 21 Ramadhan 1430 H

SURGA

ADAKAH DIANTARA KALIAN YANG MERINDUKAN SURGA?
KARENA SURGA TIDAK BISA DIBAYANGKAN
SURGA,
DEMI TUHANNYA KA’BAH
ADALAH CAHAYA YANG KEMILAU
IA ADALAH AROMA YANG SEMERBAK
IA ADALAH ISTANA YANG MEGAH
IA ADALAH SUNGAI YANG MENGALIR
IA ADALAH BUAH-BUAHAN YANG RANUM
IA ADALAH ISTRI YANG MENAWAN DAN MEMPESONA
IA ADALAH PERHIASAN YANG BANYAK
DI TEMPAT YANG ABADI
DAN NEGERI YANG AMAN
IA ADALAH BUAH-BUAHAN, SAYUR-SAYURAN DAN
KEMOLEKAN DI TEMPAT YANG TINGGI
DAN NIKMAT

( By : RASULULLAH SALALLAHU ALAIHI WA SALAM )

MAAF

Maaf,
Pergilah
Ruang kosong ini bukan milikmu
Dan bukan untukkmu!
Maaf,
Ini pilihanku . . .
Karena nuraniku sudah bertindak!
Kau tak ada . . .
Bahkan untuk mengisi sementara . . .
Maaf,
Jangan paksakan kehendak,
Karena itu hanya lahirkan luka yang dalam
Pergilah . . .!
Dan lupakanlah . . .!
Jangan lagi mengusik ketenangan.
Tadinya damai,
Tadinya nyaman,
Namun semua berubah karena sebuah rasa.
Sudahlah . . .!
Apa tak cukup kata maaf?
Haruskah lari dan bersembunyi ke langit tinggi tak berujung?
Maaf,
Pergilah . . .!
( 28-06-08 )

Celoteh Palestina

Saat itu malam belum beranjak pergi
Dan fajarpun masih enggan tuk datang
Namun dentuman demi dentuman
Memaksa sabda alam yang tadinya diam
Terjaga hingga ke urat nadi
Bangunan-banguan yang tadinya kokoh menyapa langit
Kini hanya tinggal puing-puing
Berserakan . . . . Hancur . . . .
Dan lebur bersama jasad-jasad mati
Tak ada air mata
Karena ia telah kering diterjang keganasan sang zionis
Tak ada ratapanm tangis
Namun terikan Maha Dahsyat
Terlontar dari bibir-bibir nan suci
Inilah tragedi yang belum berakhir
Inilah mimpi buruk yang sangat panjang
Tapi suatu saat ia pasti akan hilang
Tergantikan kemenangan Islam.

Akhir sebuah sabar...

Dia seorang laki-laki yang kukenal berteman duka dan air mata. Tak pernah habis cobaan datang, seperti mimpi buruk yang terus membayang-bayangi harinya. Tapi dia selalu sabar dan selalu berkata, “ bukankah kita semua harus di uji, Lim?”. Itulah mas Sabar, seorang laki-laki kurus jangkung tiga puluhan yang selalu tersenyum dalam keadaan susah dan senang. Seolah-seolah bibir itu memang tercipta untuk mengukir senyuman.

“ Jadi Mas Sabar sekarang harus mengganti uang sebanyak itu ? Bagaimana bisa, Mas ? “ tanyaku tak percaya.

“ Ya mau gimana lagi Lim, orang miskin dan kecil seperti saya sering diperlakukan seenaknya, di pandang sebelah mata. Seolah-olah kehadiran kami hanya untuk diinjak-injak,” ujarnya lirih.

“ Tapi Mas, ini semua bukan salah Mas dan kenapa harus menanggungnya ? Ini ketidak adilan Mas. ” kataku berapi-api.

“ Lim, apa ada keadilan untuk orang seperti saya ? Tanyanya sambil melangkah menuju rumah. “ Sekarang jalani saja apa mau mereka,” tambahnya sambil menoleh dengan seulas senyuman.

Entahlah apa itu masih senyuman atau sebenarnya itu adalah luka yang tak bisa lagi terobati. Mas Sabar kau memang sabar. Seorang laki-laki yang lahir dari keluarga miskin dan harus menghidupi seorang Ibu yang sakit-sakitan dan dua orang adik laki-laki yang masih sekolah. Beruntung dia masih bisa menamati kuliah D3 Tekniknya atas bantuan seorang Dermawan di kota kami. Dan setelah tamat, masih atas rekomendasi dermawan tadi, mas Sabar bisa bekerja di sebuah perusahaan Elektronik Jepang. Melalui perusahaan inilah ia mengais rezeki untuk sekedar mengisi empat lambung setiap harinya. Meskipun begitu, mas Sabar tak pernah mengeluh. Dia mengajarkanku untuk selalu melihat ke bawah karena dengan begitu kita akan merasa sangat beruntung. Satu lagi, ia juga selalu mengingatkanku untuk selalu tersenyum walau mata berurai tangis. Nah, untuk yang satu ini, aku tak mengerti maksudnya apa.

“Salim . . . . sudah sore, bantu Ibu menutup warung!”. Tiba-tiba
teriakan Ibu menyadarkanku dari lamunan panjang.

“ Iya, Bu .... ,” jawabku agak keras agar bisa di dengar Ibu dan aku pun melangkah menuju rumah.

***

Malam ini aku tak bisa tidur, percakapanku tadi sore dengan mas Sabar benar-benar menguras otakku untuk berpikir. Bagaimana mungkin seorang mas Sabar yang rajin dan ulet di tuduh menggelapkan barang-barang elektronik yang jumlahnya hampi ratusan juta rupiah. Itu sebuah kemustahilan. Tidak mungkin.

Mas Sabar memang di percayai untuk mengawasi setiap barang yang masuk dan yang keluar di perusahaannya tapi semua itu selalu di pantau Bosnya. “ Ah..... itu pasti fitnah!” teriakku dalam hati.

Tiba-tiba aku mendengar percakapan Bapak dan Ibu dari balik kamar yang hanya berdindingkan triplek.

“ Kasihan si Sabar ya, Pak. Kenapa ada saja cobaan yang datang ? ” tanya Ibu sambil menghitung uang penjualan warung hari ini.

“ Bapak juga ga ngerti Buk, mungkin saja ini ada permainan orang-orang yang tidak suka sama si Sabar. Ibu kan tau sendiri, dia tu orangnya jujur dan disiplin. Tapi ya begitulah Buk, dizaman sekarang ini terkadang orang-orang yang langka seperti si Sabar itu sering di anggap aneh dan segera dimusnahkan. “ jelas Bapak sambil menyeruput kopi panasnya.

“ Iya Pak, Ibuk tau. Tapi kok ada orang sejahat itu, menfitnah ga liat-liat orang. Apa mereka ga mikir yang sedang dipertaruhkan disini hidup seseorang. Gimana coba Pak, kalo sampe-sampe si Sabar di penjara, Ibunya gimana trus si Didin dan si Diman ? tanya Ibu dengan suara meninggi.

“ Hush... sudah Buk, jangan mikir macam-macam. “ sanggah Bapak. Yang jelas si Sabar tu sudah kita anggap anak sendiri karena kita kan sudah tetanggaan puluhan tahun. Jadi kita harus bantu, minimal bantu doa. “ jelas Bapak sambil kembali menyeruput kopinya.

“ Sekarang sana gih, Ibu sholat Isya dulu dan jangan lupa doanya.” perintah Bapak.

“ Iya Pak, tanggung sedikit lagi. “ jawab Ibu sambil beberapa saat kemudian mulai beranjak ke kamar mandi. Sesaat kemudian suara gemericik air pun terdengar.

***

Sore ini kembali aku dan mas Sabar duduk di bawah pohon nangka di depan rumah kami, sambil mencicipi pisang goreng bikinan Ibu.

“ Ngomong-ngomong gimana Mas perkembangan kasus kemarin ? “ tanyaku sambil menoleh ke wajahnya yang semakin tirus.

“ Hfuhhh..... “ desahnya panjang sambil menggelengkan kepala beberapa kali dan tersenyum.

“ Apa masih belum ada perkembangan Mas? “ Tanya ku lagi dengan tak sabar menanti jawaban.

“ Lim, coba liat burung-burung itu, begitu riang ya . . kicaunya merdu” jawabnya sambil menerawang.

“Aduh ... Mas ini lucu orang nanya apa, jawabnya apa. Kenapa sih Mas, apa saya gak boleh tau. Bagaimanapun Mas kan sudah saya anggap sebagai kakak sendiri. Susah mas, ya susahnya saya. Senangnya mas ya senangnya saya juga” tegasku.

“ Ha...ha...ha... Salim, salim . “ Entahlah, rasanya saya ingin terbang bagai burung-burung itu. Terbang jauh, bebas kemanapun suka “ lirihnya.

“ Semua terasa kusut Lim, kenapa semua bukti-bukti lenyap begitu saja.” Teman-teman yang selama ini saya anggap sahabat berubah menjadi musuh-musuh yang siap menerkam. “ Saya ga ngerti apa yang terjadi, tiba-tiba saya harus mempertanggung jawabkan sejumlah uang yang mungkin seumur hidup tidak bisa saya liat. Lucu ya Lim. “ jawabnya sambil tersenyum

Kali ini aku terdiam, bibirku terasa kelu dan tak tau lagi harus berkata apa. Rasanya dunia telah berlaku tidak adil padanya. Kenapa dia selalu di uji dengan ujian yang begitu berat.

“ Apa mas ga merasa dunia ini kejam, mungkin di balik kesusahan Mas ini ada orang-orang yang sedang bersenang-senang menikmati penderitaan Mas. “ Mereka yang jahat bergembira, sedangkan Mas yang tak tau apa-apa harus menderita seperti ini? ” tanyaku marah.

“ Sudahlah Lim, kita tidak boleh menyalahkan dunia karena itu berarti kita tengah menyalahkan pemilik-Nya. Doakan saja, semoga Mas bisa sabar dan ikhlas menerima ini semua. Toh, Segala usaha sudah mas kerahkan untuk membuktikan mas tidak bersalah. Tapi jika pun seandainya mas harus dihukum, mas akan terima itu sebagai suatu ujian bagi seorang Sabar. “ jelasnya sambil kembali mengulas senyum.

“ Tapi Mas .....
“ Sudahlah Lim, mari kita masuk sudah maghrib dan sebentar lagi mau adzan. Sana , kamu mandi dulu trus sholat, jangan lupa doakan Mas ya!

Akhirnya kami pun masuk ke rumah masing-masing. Lagi-lagi percakapan kali ini meninggalkan sejuta tanya di benakku. Entah apa yang akan terjadi, tapi aku harap ini bukanlah hal buruk.

***

Siang ini sepluang sekolah aku mendapati Ibu duduk di luar rumah menangis sambil memeluk Didin dan Diman.

“ Ada apa Bu, apa yang terjadi ? “ Tanyaku heran.
“ Sa...Sabar, Lim...hik...hikk...hikks....” tangis Ibu menjadi-jadi.
“ Kenapa... kenapa dengan Mas Sabar Buk ?” tanyaku sambil tak tentu.

Tapi aku tak mendapati jawaban dari Ibu, beliau terus menangis bersamaan dengan isakan kedua adik mas Sabar, Didin dan Diman. Aku mulai panik dan aku pun masuk ke rumah mas Sabar untuk mencari jawaban atas sejuta tanya yang tengah bergelayut di benakku.

Di dalam rumah kudapati Bapak dengan beberapa tetangga lainnya tengah berusaha menolong Ibunya mas Sabar. Aku mulai mendengar beberapa orang terus menyuruhnya untuk bertahlil dan akhirnya lirih ku mendengar kata, ” Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. “ Wanita yang telah mengeluarkan seorang Sabar ke dunia melalui rahimnya itu pun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

***

Malam ini seusai pemakaman tadi sore, aku mencoba membaringkan tubuhku yang terasa remuk oleh perasaan-perasaan yang tak menentu. Benakku masih menyimpan sejuta tanya yang belum terselesaikan. Tiba-tiba Bapak masuk ke kamarku dan berkata, “ Lim, tadi siang sebelum di jemput polisi Sabar menitipkan sebuah surat untukmu. ” Segera saja kubuka surat yang tak terbungkus amplop itu, tak kuhiraukan lagi bapak yang telah berlalu dari kamarku.

Salim Saudaraku,
Hidup mengajarkan ku untuk kuat bagai batu karang,
ingin ku ikut bersama gelombang yang membawaku jauh dari dataran,
ingin ku ikuti langit biru yang liputi sinar kebahagian,
tapi aku tak bisa,
karena ku tlah di takdirkan tuk harus kokoh melawan badai,
aku tak boleh kalah oleh panas matahari,
ataupun rapuh karena dinginnya malam yang kelam,
karena aku adalah Sabar,
yang akan menjadi mutiara yang bersinar,
walaupun jauh tersimpan di dasar lautan.

Tak terasa butiran-butiran bening itu pun jatuh membasahi pipiku, entah sudah berapa banyak. Lirih ku berkata “ Sabar takkan mati, dia kan terus hidup direlung-relung hati yang suci.”

Padang, 2008

Sapa Sang Bintang

Malam ini kumenatap langit,
Sepi, tak ada rembulan..
Namun ada satu bintang yang bersinar terang..
Kusapa ia dan ku ucapkan ..
" Betapa kesepiannya dirimu..."

Sang bintang pun mengerti,
Dia tersenyum dan membalas,
" Begitu juga dirimu, kau juga kesepian..."
Dan kami pun tertawa...

Sesaat aku diam,
Ku nikmati cahayanya di kegelapan,
Engkau begitu jauh,
Tapi selalu ada walau ku tak mampu melihatmu.

Engkau begitu kecil di angkasa,
tapi sejatinya engkau lebih besar dari bumi,
tempatku berpijak.

Tiba-tiba lamunanku terhenti oleh nasehat bijakmu,
"Tidurlah, malam semakin larut,
sapaan angin yang dingin akan menyakitimu..."
Aku pun tersenyum dan kembali keperaduanku ...

01 Ramadhan 1430 H

Tak Kenal...

Suaramu begitu lantang terdengar...
Tapi tidak untuk mengucap namaku.
Senyummu begitu renyah membahana...
Tapi bukan untuk mataku

Keceriaanmu mengisi kehangatan hari...
Tapi tak ada sisa untukku.
Cerita-ceritamu begitu hebat...
Namun aku hanya mendengar jauh.

Nasib .. jika tak mengenal.
Itulah aku.Tersesat di bumi entah berantah.
Asing!

Kemana lagi ku harus melangkah?
Kemana lagi ku harus berujar?
Aku bisa menatap tajam,
ke langit biru yang begitu tinggi

Ku samapikan padanya..
Aku tak akan menangis.
Janjiku!
kuhadapi ini dengan ketegaraan.

Terasing ....

Sendiri,
Menjelajahi hari,
di kota yang tak kukenal.

Wajah-wajah asing,
Bahasa-bahasa aneh,
Tak ada ruang untukku mengenal,
sedikit saja tentang keberadaanku.

Kakiku terus melangkah,
Menapaki sudut-sudut jalan yang berdebu.
Aku bagaikan musafir,
Tersesat di gurun pasir panas dan gersang.

Tak kutemukan kelembutan embun.
Atau sapaan air yang legakan dahaga.
Aku terasa hilang di peredaran.

Namun hari terus berganti,
Ada ataupun tak ada senyuman,
Aku tak boleh berhenti,
Apalagi berkata kalah.

Karena ini hidup.
Keras.
Kejam.
Penuh tantangan.
Dan aku bukanlah wanita lemah!