Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, December 07, 2009

Means of Global: Misteri Dibalik Elegi Menggapai Sastra

Means of Global: Misteri Dibalik Elegi Menggapai Sastra

Bersatunya Awal dan Akhir

Oleh Nini Wahyuni

Alkisah, hiduplah seorang pemuda Kufa yang dikenal sebagai ahli ibadah di zamannya. Pemuda ini jatuh cinta pada seorang gadis. Bagaikan gayung bersambut, cinta pun berbalas. Sang pujaan hati juga mencintainya.

Ketika cinta bersemi ditaman hati, sang pemuda mencoba menghalalkanya dalam ikatan pernikahan. Maka dilamarlah gadis itu. Sayang, lamaran tertolak karena ternyata sang gadis telah di jodohkan dengan pemuda lain. Meskipun demikian, cinta tak hilang dihati mereka. Cinta itu terus tumbuh dan bersemi. Atas nama cinta, sang gadis pun menawarkan sebuah jalan yang amat menggiurkan. Yah..sebuah jalan syahwat yang didamba oleh para pecinta.

Berat memang melawan sesuatu yang amat sangat diinginkan. Tapi dengan sebuah keyakinan,pemuda itu menolak tawaran tersebut. Panasnya api neraka yang tak pernah padam, lebih ia takuti. Pemuda itu lebih memilih Tuhannya dan memenangkan Iman atas syahwatnya dengan kekuatan cinta yang dimiliki.

Bagaikan petir disiang bolong, gadis itupun terhenyak. Dia tak percaya, pemuda itu ternyata lebih memilih Tuhannya daripada wanita yang dicintainya. Seketika ia pun tersadar dan tiba-tiba dunia menjadi kerdil dihadapannya. Ia pun akhirnya memutuskan untuk bertaubat dan mewakafkan sisa hidupnya untuk beribadah.

Walaupun hari-hari dijalani dalam kekhusyuan beribadah, namun cinta tak pernah mati. Ia tetap terhujam dihati yang terdalam. Cinta itu menjelma dalam do'a-do'a yang panjang. Tubuh gadis itupun luluh lantak didera rasa rindu. Dan akhirnya ia pun menemui ajalnya dengan membawa segenap rasa cintanya.

Mendengar berita kematian sang kekasih, membuat pemuda itu larut dalam kesedihan. Hanya kuburan gadis itulah yang kini menjadi tempat untuk melepas rindu dan do'a-do'a.

Suatu ketika sang pemuda tertidur diatas kuburan tersebut. Ia kemudian bermimpi bertemu dengan sang kekasih. Gadis itu terlihat sangat cantik. Ia mengabarkan bahwa ia dalam keadaan baik dan tengah berbahagia di surga abadi dalam kenikmatan hidup yang tanpa akhir. Ia meminta pemuda itu untuk terus mendo'akannya dan terus beribadah. Sang pemuda pun berjanji dan berharap suatu saat nanti ALLAH mempertemukan mereka kembali di syurga-Nya.


Berselang 7 hari setelah mimpi itu...Sang pemuda pun meninggal.....


Kisah ini berawal dari cinta, dan berakhir karena cinta...

Atas nama cinta, mereka memenangkan ALLAH atas diri mereka...
Atas nama cinta, mereka memenangkan Iman atas gejolak syahwat...
Dan atas nama cintalah, Allah mempertemukan mereka....

Kesalahan Tertinggi

Oleh Nini Wahyuni

Pertengkaran itu pecah disiang bolong yang panas. Aroma kemarahan menyeruak, bergabung dengan kebencian yang menari-nari dipelupuk mata. Segala caci maki terlontar dari mulut yang tak lagi berpenghuni. Nyanyian-nyanyian kekacauan pun akhirnya mengusik kenyamanan ahad yang damai.

Aaaghhh berisik....
Dunia ini bukan milik mereka...
Setiap orang berhak mendapatkan ketenangan...
Setiap orang berhak mendapatkan kenyamanan...
Setiap orang berhak menikmati minggu yang indah...

Tapi apalah daya seorang yagn lemah untuk berkata. Akhirnya hanya mampu menutup pintu dan melebarkan telinga, Apa yang menyebabkan setan berpesta siang ini?

Apa?
Ulangi sekali lagi...?
Mereka...
Mereka...
Mereka...
Me..re..ka
Pasangan sesama jenis?
Saling mencintai dan saling selingkuh?

Tiba-tiba rasa jijik memproklamirkan kemerdekaannya...
Rasa mual menyeruak hingga ke ulu hati...
Nafas mulai mencari peredarannya...
Persendian kehilangan darahnya...
Dan bibir pun mengambil andil untuk berkata..
Naudzubillahi min dzalik...

Sudah berabad-abad lamanya Luth wafat. Sudah beratus-ratus tahun kaumnya dimusnahkan oleh Dzat yang Maha Dahsyat. Tapi kenapa? Kenapa hal ini mesti terulang lagi?

Bukankah pasangan siang itu malam?
Pasangan hitam itu putih?
Pasangan besar itu kecil?
Pasangan tinggi itu rendah?
Pasangan langit itu bumi?
Pasangan pintar itu bodoh?
Pasangan kaya itu miskin?
Pasangan lapang itu sempit?
Pasangan tua itu muda?

Pasangan Adam itu Hawa?

Maka..pasangan wanita adalah laki-laki?

Kenapa jeruk harus minum jeruk???

Aaaghhhhhh.......
Semua rasa hormat itu tiba-tiba pupus...
Segenap rasa simpati menjadi mati...
Pertengkaran itu telah melahirkan kebencian dihati yang lain.

Ini tak seharusnya terjadi!!!
Kenapa??
Kenapa??
Kenapa??

Tanya hanya dijawab oleh kebekuan diam.

Pfffuh....
Tangisan hati mulai lirih..
Maafkan..
Maafkanlah mereka...
Menghujat tak menyelsaikan masalah..
Memaki hanya menimbulkan rasa dendam yang tak habis...

ALLAH...berikanlah kekuatan...
Berilah mereka kesadaran...
Kembalikanlah mereka pada sunatullahnya...
Dan sebenar-benar kesalahan tertinggi, adalah pintu taubat yang seluas-luasnya dari ALLAH Arrahman...Arrahim...

Ontologi Diri

Oleh Nini Wahyuni

" Hidup tidak dimulai dari tadi pagi, juga tidak akan berakhir lusa nanti. Tapi jauh sebelum itu, juga jauh sesudahnya. Bukan bagaimana mati nanti, tapi bagaimana melewati hari untuk mati..."

Sinar mentari pagi masuk menembus kaca jendelanya, menyebarkan cahaya, melahirkan kehangatan dan menghadiahkan sebuah aroma kehidupan baru. Dalam keheningan yang tenang, dia terjaga dengan sebuah perenungan. Ontologi diri.

Tak terasa waktu telah menariknya sejauh ini. Jauh meninggalkan masa kanak-kanak dan remajanya. Seolah baru tersadar, bayangan-bayangan keceriaan, kebahagiaan dan hidup tanpa beban hanya tinggal mimpi-mimpi untuk dikenang.

Hampir 1/4 abad sudah ia menginjakkan kaki di bumiNya. Sebuah resolusi, baru saja menjadi sejarah. Ia keluar dari zona nyaman yang selama ini membuatnya terbuai, pergi dari kehidupan yang menawarkan akses kemudahan dan kenikmatan, membuang kemewahan yang selama ini melekat, kemudian menatap langit sambil berkata " Aku bisa berdiri diatas kakiku sendiri"

Ketika ikrar terucap,rintangan pun menghadang.Bagaikan karang ia tak lepas dari amukan gelombang, bagaikan dahan ia tak jauh dari tiupan angin yang kencang. Semua menjadi serba gundah, serba gelisah,dan serba penuh keluh kesah. Terkadang Ia goyah karena percikan gejolak-gejolak emosi. Ia lebih menonjolkan ego dan rasa ketimbang akal sehat. Ia bagaikan gelas kaca yang rapuh, mudah pecah dan hancur berkeping-keping.

Kemudian musim berganti...Sebuah akhir akan menjadi awal bagi sesuatu yang akan datang. Ia mencoba berdamai dengan dirinya sendiri. Memaafkan segala khilaf yang telah diperbuat. Dengan sebuah kesadaran ia pun yakin bahwa ia hanyalah seseorang yang lahir dari jama'ah manusia. Jadi wajar adanya jika segala bentuk kesalahan, dosa, aib dan caci maki ada padanya.

Muharram kan menjelang, momentum ini dijadikannya sebagai ajang bemuhasabah,syukur-syukur bisa membasuh segala dosa-dosa yang terlanjur dilakukannya.

Kini, sebuah kertas putih terkembang di depan mata dan tangannya telah siap untuk mengukir catatan-catatan kebaikan dan prestasi....

Semoga Tuhan memberikannya ke Istiqomahan...
Amin.

Bahasa Sehat dan Bahasa Sakit

Oleh Nini Wahyuni

Dalam sebuah konfrensi, bertemulah dua kubu yang saling bersebrangan. Pada hakekatnya mereka adalah sama, namun mereka bertolak belakang dalam sifat. Inilah sepenggal dialog keberbedaan mereka.

Bahasa sehat

Perkenalkan, aku bahasa sehat. Aku adalah alat komunikasi verbal. Aku bersifat formal dan taat akan kaidah-kaidah yang berlaku. Aku diberi nama bahasa Indonesia. Dan aku adalah bahasa persatuan.

Bahasa sakit
Perkenalkan, gue bahasa sakit. Gue ga’ ngerti kenapa orang bilang gue sakit. Padahal selama ini gue ngerasa sehat wal afiat. Yang jelas, gue ga’ suka dengan sesuatu yang formal, kaku apalagi jika terkait dengan EYD. Sorry, ga’ gue banget gitu loh!!! Asal lo tau, gue lahir atas nama kreativitas.

Bahasa sehat
Maaf bahasa sakit, bisakah Anda lebih sopan? Terus terang, keberadaan Anda selama ini sangat mengusik saya. Tahukah Anda bagaimana para pendahulu memperjuangkan saya agar ada? Dan tahukah Anda betapa pentingnya keberadaan saya di negeri ini? Kenapa Anda tiba-tiba hadir dan mengacaukan segalanya?

Bahasa sakit
Ups…sorry, gue ga’ ngerti maksud lo… Gue mengusik Lo…? Gue ganggu Lo…?

Bahasa sehat

Ya.. Anda amat sangat mengganggu saya. Anda masih ingat kan bagaimana Muhammad Thabrani dan kawan-kawan memperjuangkan saya? Dan saya lahir bukan tanpa sebab, tapi atas sebuah niat yang luhur. Anda tau, ada aturan-aturan yang saya anut, ada sistem-sistem yang saya pegang. Tapi semua berantakan karena keberadaan Anda. Saya hancur berantakan. Apakah Anda sadar akan hal itu?

Bahasa sakit
Sorry, morry, don’t worry coy . . .
Tunggu . . . tunggu . . .
Satu hal yang mesti lo tau, gue hadir juga bukan tanpa sebab. Ingat, gue lahir karena kreativitas anak manusia. Lo kan tau manusia sama halnya dengan homo sapiens yaitu makhluk yang berpikir. Dan gue lahir atas pemikiran-pemikiran itu. Jadi gue juga mempunyai sistem, gue mempunyai aturan….

Bahasa sehat
Sistem?
Aturan?
Sistem dan aturan macam apa?

Bahasa Sakit
Oke…gue jelasin ke lo… dalam kamus gue lo bisa membuat aturan dan sistem sendiri, contohnya lo bisa sebut Bapak dengan bokap, ibu dengan nyokap pembantu dengan pembokat. Kalo bapak membaca dan ibu menulis, lo bisa bilang Bapil membil dil ibil menil. Dan kalo anjing mengonggong, kucing mengeong, lo bisa bilang anjring menggronggrong, kucring menggreong.

Bahasa sehat
Aturan macam apa itu? Tak pernah sekalipun, aku melihat kata-kata itu halal di kamusku. Ingat, aku bahasa persatuan. Aku lahir dari semangat para pemuda Indonesia. Aku masuk dalam poin penting sumpah pemuda. Dan aku pemersatu keberagaman. Bhineka Tunggal Ika.

Bahasa sakit
Tapi lo jangan naïf, lo cuma dipakai tuk acara-acara formal yang kaku seperti pidato,presentasi, rapat-rapat, kegiatan dikantor, kampus dan disekolah….

Bahasa sehat
Tapi aku yakin, masih banyak masyarakat Indonesia yang konsisten menggunakanku dikeseharian mereka. Dan akulah yang membuat mereka terlihat terdidik dan intelek.

Bahasa sakit
Itulah kesalahan terbesar lo!! Lo cuma milik sebagian orang. Lo kan tau, berapa persen masyarakat Indonesia yang mencicipi bangku sekolah dan pendidikan yang layak? Lo hanya didapat di bangku sekolah… Sedangkan gue hadir dimana saja, jenis gue bejibun mulai dari bahasa gaul, punk, bahasa tukang ojek, supir, pedagang, kaki lima dan lain-lain…
Gue juga bisa masuk ke pergaulan anak remaja…Gue hadir di sms, telepon, chatting, facebook,twitter, blog, dll.
Dan orang yang lo bilang intelek, ketika berdebat dan ingin memenangkan hawa nafsunya, juga make gue… si bahasa sakit…

Bahasa sehat
(hanya bisa terdiam….)

Bahasa sakit
Hahaha…ayo, lo mau bilang apalagi?
Lo juga sependapat kan dengan gue?
Hahaha…..

Bahasa Sehat
Ya Tuhan,
seperti itukah kenyataannya?
Apakah aku hanya sekedar alat formalitas yang penuh kekakuan?
Dimanakh kedudukanku sekarang ini dikehidupan manusia Indonesia?
Masih adakah generasi muda yang bangga padaku dan melestarikanku?
(menitikkan air mata…..)

Bahasa sakit
Hahaha…sorry bahasa sehat, bukannya gue ga’ berempati sama lo… Jujur menurut gue, kita berdua ga’ salah..yang perlu dipertanyakan adalah mental manusia Indonesia itu sendiri!!!

Means of Global: Elegi Pemberontakan Para Normatif

Means of Global: Elegi Pemberontakan Para Normatif

Means of Global: Elegi Menggapai Pergaulan Dunia

Means of Global: Elegi Menggapai Pergaulan Dunia

Means of Global: Elegi Mengintip Pesta Raya Black-hole Diraja (Lanjutan dari Elegi Bendungan Komte)

Means of Global: Elegi Mengintip Pesta Raya Black-hole Diraja (Lanjutan dari Elegi Bendungan Komte)