Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Tuesday, April 05, 2011

Terjerat dalam mitos

Terkadang tak banyak yang paham dengan apa yang dibicarakan,
begitu mudah berkomentar dan menghakimi,
padahal tak pernah merasakan.
Dengan enteng menyalahkan,
padahal tak pernah berhadapan dengan kondisi yang sebenarnya,

Mengapa harus bersikap sinis dan memvonis?
Bukankah kita belum tentu lebih baik?
Bukankah hanya Tuhan yang boleh memberikan cap kepada makhluknya?
Benci boleh asal pada prilakunya bukan wujud manusianya.
Tapi semua seperti satu paket, yang tak lengkap jika diabaikan.

Maka
Terjeratlah,
terjerat dalam mitos-mitos yang terlalu sulit untuk dibunuh oleh akal sehat.

Flamboyan, 2011

Sunday, April 03, 2011

Jadilah Terlihat Tegar

Setiap jiwa pasti memiliki masalah
dan kekhawatirannya sendiri.
Dan engkau menjadi kuat
karena ikhlas untuk tampil lebih kuat
daripada aslimu.

Dan itu bukan perilaku palsu.
Itu adalah perilaku mu
yang mensyukuri yang telah ada,
dan berupaya memantaskan diri
bagi rahmat kekuatan yang lebih besar.

Mario Teguh

Cinta dibalik jendela

Ada cinta dibalik jendela,
yang mengetuk dinding hati,
dan memainkan lirikan mata.

Tapi tenang,
tak telihat.
Bahkan oleh seruputan kopi hangat,
yang mengalirkan panas,
hingga ke degup jantung yang berdebar.

ini cinta dibalik jendela,
maka ia datang dan pergi sesuka hati.
Tak ada yang bisa mengikat,
kecuali jika ia berhenti dan memutuskan untuk tinggal.
Melihat pucuk-pucuk ros,
yang ternyata layu sebelum mekar.
bukan wangi yang menyebar,
tapi kesedihan, kenapa ia begitu lama.

cinta dibalik jendela,
hanya sebuah cerita,
yang ada,
dan mungkin pernah ada.

Flamboyan,
April 3rd, 2011

Bintang Yang Bersinar

Putri Laila Najemi.

Itulah sebuah nama yang dulu ingin dihadiahkan Ibu untukku. Tapi, karena sesuatu dan lain hal nama itu tidak jadi melekat pada identitasku. Aku ingat, dulu Ibu pernah bercerita bahwa sebelum melahirkanku, Ibu melihat sebuah bintang yang bercahaya di malam yang gelap. Maka beliau merangkaikan sebuah nama yang indah untukku yaitu Putri Laila Najemi, Putri dimalam yang berbintang.

Beberapa hari yang lalu, yakni sore menjelang maghrib, Ibu mengirim sebuah sms untukku. Ini bukanlah suatu hal yang biasa. Karena menuliskan kata dengan hape untuk wanita seusia beliau, tidaklah mudah.

"Ketika Ibu akan melahirkanmu, Ibu harus jalan-jalan diteras RS Aisiyah. Ketika itu Ibu melihat ke langit tampak satu bintang yang bercahaya terang dalam kegelapan malam. Ibu berfirasat kau ibarat bintang yang terang itu kelak. Insyaallah."

Ingin rasanya aku menangis dan memeluk beliau saat itu juga. Begitu besar do'anya untukku. Begitu besar cinta kasihnya. Betapa besar harapannya. Betapa aku malu, belum mampu berbuat apa-apa bahkan diusiaku yang lebih dari 1/4 abad.

Aku tahu betapa susahnya kondisi Ibu saat mengandungku. Beliau sakit-sakitan dan harus bolak balik RS untuk di rontgen. Namun, karena cintanyalah aku ada. Terima kasih Ibu, terima kasih atas perjuanganmu hingga akhirnya aku bisa melihat dunia ini.

Beberapa tahun belakangan, aku merasa terlalu egois. Aku hanya memikirkan inginku. Dan mengabaikan keinginannya. Aku terlalu merasa benar dengan pilihanku dan mungkin telah menyakitinya dengan pilihan itu. Pemberontakanku, dalam diam, airmata dan amarah, mungkin telah melukai hatinya dan menggoreskan kekecewaan. Aku bahkan masih menuntutnya untuk mengerti akan perasaanku. Sungguh aku malu.

Tapi kini kusadar. Di usianya yang beranjak senja, bukan saatnya lagi aku menjadi seorang anak yang penuntut dan sok hebat. Ini waktunya, aku lebih banyak mendengar, menemaninya menjalani hari-hari dan mencoba mewujudkan mimpi-mimpinya. Meski terkadang, terasa ada beban. Tapi aku tahu ini bukan saatnya lagi untuk mengeluh. Nikmat hidup yang masih ALLAH hadiahkan, menjadi sebuah kesempatan agarku bisa mewujudkan keinginannya.

Maafkan aku Ibu, jika terlalu sering membuatmu sedih dan kecewa.
Sungguh dalam diam, dalam airmata dan dalam semua rasa ini, tersimpan berjuta cinta untukmu meski sering tak terungkapkan.

Aku mencintaimu Ibu.
Aku ingin menghadiahkan kebahagiaan untukmu.
Semoga ALLAH melapangkan dan melembutkan hatiku,
agar bisa mewujudkan keinginanmu.

Flamboyan,
April, 3rd, 2011.