Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Wednesday, October 24, 2012

Kita Semua Menunggu...

Terkadang tidak semua yang kita ingin kan dikabulkan Tuhan. Karena memang Tuhan lebih tahu kebutuhan kita daripada hanya sekedar keinginan. Terkadang, kita sangat sangat ingin agar Tuhan mengabulkan keinginan yang sangat kita ingin. Tapi tetaplah Tuhan yang Maha Tahu, setiap hakikat dari permintaan-permintaan kita.

Bagi yang jiwanya berpenyakit, ketika Tuhan belum berkenan mengabulkan do'a-do'a tersebut, dia akan marah kepada Tuhan, dia akan merasa kecewa dan menganggap Tuhan tengah menghinakannya (seperti yang terkutip dalam Al Quran). Namun, ketika Tuhan mengabulkan permohonannya, maka dia akan menjadi sombong. Dan merasa dia dimenangkan. Padahal bisa jadi hal tersebut adalah ujian keimananya.

Terkadang berat sekali menunggu agar do'a-do'a itu dikabulkan. Tapi lagi-lagi, manusia itu hanyalah makhluk dhoif. Yang tampak dihadapannya hanya sekedar apa yang tampak. Tentulah hanya Tuhan Yang Maha Tahu, yang mengetahui kepantasan dan kesanggupan seorang hamba ketika do'a-do'a itu ketika di kabulkan.

Bagi yang sedang menanti jawaban Tuhan atas do'a-do'a yang dipanjatkan, maka bersabarlah. Tak ada hal yang dilakukan selain bersabar sambil tetap melakukan kebaikan-kebaikan. Tuhan akan terus memantau kita, melihat seberapa besar kesabaran kita, keyakinan kita, dan kesungguhan kita dalam berharap pada-Nya. Sungguh, semua hanya masalah waktu. Dan apapun yang kemudian hadir dalam hari-hari kita, itulah takdir terbaik yang harus di syukuri. Karena Tuhan tidak akan pernah mendzolimi hamba-hamba-Nya. Dan Tuhan paling tahu yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya.

So, jangan menyerah...

Flamboyan, 2012

Saturday, October 20, 2012

Fenomena

Baru kusadari ternyata mencari pekerjaan di Indonesia bagi sebagian lulusan perguruan tinggi tidaklah mudah. Pendidikan di sekolah maupun di kampus lebih menekankan pada hal teoritis, padahal yang diharapkan sekarang untuk menghadapi tantangan zaman adalah sesuatu yang lebih bersifat aplikatif.

Aku pribadi lharus lebih bersyukur, karena dulu masuk ke universitas keguruan yang memang arahan ke depannya lebih jelas, yakni menjadi seorang guru. Namun, ada beberapa pula temam lain yang "membelot" kemudian bekerja di bank, perusahaan asuransi, dll sebagainya. Kadang kalo dipikir-pikir, pekerjaan mereka sama sekali tidak nyambung dengan ilmu yang mereka cari sewaktu di universitas dulu. Tapi bagaimanapun, kalo ingin mencari benang merahnya, maka akan tetap bertemu juga.

Ada beberapa teman yang saat ini masih kesulitan menemukan pekerjaan. Setelah sekian lama melanglang buana kesana kemari mencari pekerjaan, namun belum ada satu pun yang nyangkut. Salah satu penyebabnya adalah0 karena jurusannya yang langka, maksudnya kalo di Indonesia, jurusan yang spesifik kadang kurang mendapatkan tepat. Ujung-ujungnya, dia akan "membelot" juga, mencari pekerjaan yang sebenarnya diluar bidang ilmu yang di kuasainya. Dan lagi-lagi kalo tidak bisa menemukan benang merahnya, kasihan sekali sudah berjuang keras selama lebih kurang lima tahun di bangku kuliah dan bergelut dengan bidang keilmuan tersebut, tapi setelah tamat kuliah, ilmunya menjadi wasaalam.


Permasalahan ini tentu tidak menimpa satu atau dua orang mahasiswa saja, tapi mungkin ratusan bahkan ribuan lulusan universitas. Hal ini terlihat dari tidak pernah sepinya even job fair yang sering diselengggarakan. Job fair selalu disesaki oleh para pencari kerja, dan apapun itu bentuk even penerimaan pegawai/ pekerja, maka dipastikan even itu masti akan ramai. Terkadang sedih melihat, anak-anak muda yang seharusnya lebih bisa produktif dengan usia muda mereka. Kadang penantian yang tak kunjung datang dalam menemukan pekerjaan membuat sebagaian mereka menjadi apatis, dan mudah meyerah. Mungkin sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian khusus pada lulusan-lulusann universitas, dan membenahi sistem dan praktek mendidikan yang lebih bersifat aplikatif. Sehingga para lulusan universitas, tidak lagi bergantung pada perusahan-perusahana, atau "menyebar jaring" kesana kemari, tapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Dan ini juga menjadi Pe Er untuk diriku sendiri.
Fenomena.

Flamboyan, Oktober 2012

Sunday, September 16, 2012

Aku adalah kelembutan...
yang berdiri tegak menantang matahari,
meski peluh berkejar-kejaran dengan kerasnya kehidupan,
aku akan tetap bertahan,
melewati setiap lembaran waktu,
yang kutulis dengan caraku yang damai,
tenang, tak terbaca...
Aku adalah kelembutan,
yang akan bangkit,
menghadapi setiap rintangan....

Tuesday, September 04, 2012

Galau is Really Something

Galau..itu lah yang kurasakan malam ini. Galau akan ini, galau akan itu, dan galau akan semuanya. Yah, galau yang bertambah-tambah galau, karena galau-nya ditambah-tambah...Hmmm....

Galau akan mozaik-mozaik hidup yang terserak. Galau kemana kaki kan melangkah setelah ini, galau dalam memungut kepingan-kepingan mozaik kehidupan. Galau ketika mozaik-mozaik itu belum tertata sesuai dengan keinginan, galau ketika mozaik-mozaik itu tak kunjung ditemukan menjadi sebuah potongan puzzle yang lengkap.. dan galau menjadi raja.

Masih layakkah, manusia seusiaku merasa galau? Masih pantaskah, seorang yang harusnya bijak dalam bertindak dihimpit rasa galau yang tak jelas...?

Ah, ingin kubuang galau dalam sepi, ingin kuhancurkan galau dalam mesin-mesin waktu yang berlalu, tapi malam ini masih melukiskan galau dalam bintang-bintang langit kelam.

Galau, you hurt me so well..

Flamboyan, 2012

Nikmat Sebuah Jempol

Kupandangi jempol kanan ku kini yang tebalut perban putih. Ada dua stick kecil menghadang di depan dan dibelakang. Dan seperti itulah kini jempolku. Dua bulan sudah ia tidak mampu menjalani fungsinya dengan baik. Digerakan sakit. Dibengkokkan sakit. Diluruskan juga sakit. Terkadang menjadi serba salah. Ke tukang urut sudah kujalani, kedokter and di rontgen pun sudah. Tapi tetap saja memang kesembuhan itu datang-Nya hanya dari Allah.

Entah apa sebabnya, lebih kurang dua bulan yang lalu kudapati tangan ku especially bagian jempolku terasa sakit. Dan itu terus berulang-ulang setiap bangun pagi. Aku tak pernah mengerti apa sebenarnya yang terjadi ketika aku tidur. Yang jelas kini jempol kanan ku harus diberi penyangga agar berdiri lurus.

Kini aku baru merasakan, betapa luar biasanya nikmat sebuah jempol. Allah berikan aku sepuluh nikmat jari-jari tangan, dan kini satu saja nikmat jari itu di cabut, aktivitasku tidak bisa berjalan normal.Aku kesulitan memegang peda, memacu gas motor, memegang sendok, membuka kunci gembok, mengingkat rambut, dan lain-lainnya. Subhanallah... jempolku... betapa besar fungsimu, tapi aku yang bodoh ini baru menyadari ketika nikmatmu dikurangi...

Hmm.... kini aku memandangi jempol kananku dengan perasaan sedih. Maaf jempol, karena tidak merawatmu dengan baik. Aku berharap kau bisa kembali seperti semula. Semoga perban-perban dan penyangga yang saat ini menopang mu bisa membantu mu berfungsi seperti semula...

Fabiayyi ala irabbikuma tikadziban....

Flamboyan, 20:52

Wednesday, July 11, 2012

Menghitung Hari, Ramadhan...

Ramadhan sebentar lagi datang. Sudahkah kita bersiap-siap menyambut "tamu agung" ini? Yuks, kita lihat2 lagibeberapa hal terkait ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Hikmah Puasa
  • Puasa itu menahan jiwa dari kemauan-kemauan syahwat yang tercela, melepaskan diri dari hal-hal yang disenangi (duniawi) dan menundukkan kekuatan nafsu; agar seseorang siap dalam mencapai tujuan kebahagiaan dan kenikmatannya.
  • Orang yang berpuasa menanggung rasa lapar dan dahaga agar mengingatkannya terhadap kesulitan faqir dan miskin dalam mencari makanan dan minuman.
  • Menyempitkan pengaruh syetan dalam diri seseorang dengan cara membatasi makanan dan minuman.
  • Puasa merupakan kendali bagi orang bertaqwa, seperti perisai bagi para prajurit yang bertempur di medan pertempuran, serta latihan jiwa bagi orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Puasa itu rahasia antara seorang hamba dengan Rabb-Nya.
  • Puasa terdapat rahasia yang menakjubkan terkait dengan kesehatan fisik dan kekuatan batin (ruhiyyah).
Mengawali Puasa dengan Ru'yatul Hilal 
Puasa Ramadhan diawali dengan melihat hilal atau bulan.

"Karena itu barangsiapa diantara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) dibulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu." (Al Baqarah:185)

" Rasulullah saw bersabda: "Jika kalian melihat bulan sabit (bulan Ramadhan) maka berpuasalah. Dan jika kalian bulan sabit (bulan Syawal) maka berbukalah. Jika hilal tertutup mendung, maka genapkanlah puasanya tiga puluh hari (H.R. Muslim)

Berniat Puasa Sebelum Fajar
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa belum berniat puasa pada malam harinya, maka ia tidak dianggap berpuasa." (H.R. Abu Dawud)

Makan Sahur dan Mengakhirkannya
Rasulullah saw bersabda, " makan sahurlah kalian, karena didalam sahur terdapat keberkahan." (H.R Al-Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata: " Kami sahur bersama Rasulullah kemudian kami melaksanakan sholat subuh. Aku bertanya, "berapa rentand waktu antara keduanya?" Rasulullah menjawab, "seperti membaca lima puluh ayat Al-Quran." (H.R. Al-Bukhari)

Menyegerakan Berbuka
Rasulullah bersabda, "senantiasa umatku dalam kebaikan selama mereka meyegerakan berbuka." (Muntafaqun alaih)

Anas bin Malik bercerita, "adalah Rasulullah saw berbuka dengan beberapa buah kurma segar sebelum sholat, jika tidak ada, maka dengan beberapa buah kurma kering, jika tidak dengan beberapa teguk air." (H.R. Abu Dawud)

Sholat Tarawih
Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa yang sholat di malam Ramadhan dengan dasar Iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."(H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Menantikan Lailatul Qodr dan Banyak Berdo'a
Menantikan Lailatul Qodr dengan memperbanyak ibadah. Karena Lailatul Qodr itu lebih baik dari seribu bulan.Rasulullah saw bersabda; "carilah Lailatul Qodr dihari-hari ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan." (H.R. Al-Bukhari)

"Apabila Nabi memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) beliau menencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya." (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

Aisyah ra bertanya kepada Nabi saw, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu malam dari Lailatul Qodr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut?" Beliau bersabda; "Allahumma innaka 'afuwun tuhibbu 'afwa fa'fuanni." ( "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku.") (HR An-Nasai dan lainnya)

I'tikaf
"Adalah Nabi saw ber'itikaf 10 hari di bulan Ramadhan. Dan pada tahun beliau wafat, ber'itikaf selama dua puluh hari (HR Al Bukhari)

Banyak Membaca Al-Quran
Ibnu Abbas bercerita "Adalah Rasululllah orang yang paling dermawan dalam hal kebaikan. Beliau llebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya malaikat jibril bertemu dengan beliau setiap tahun pada bulan Ramadhan sampai selesai. Rasulullah saw membaca Al Quran dihadapannya. Saat Rasulullah bertemu dengan malaikat jibril maka beliau adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan melebihi angin yang berhembus (HR Al Bukhari)

Bersedekah
Rasulullah saw bersabda; "sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan." (HR. Tarmidzi)

Zakat Fitrah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata; "Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum sholar, ia menjadi zakat yang diterima, barang siapa mengeluarkannya setelah sholat, ia menjadi sedekah biasa." (HR Abu Dawud)

(Taken From IKADI Yogyakarta)

Thursday, July 05, 2012

KETELADANAN ALI BIN ABI THALIB

Ada kisah menarik tentang keteladanan seorang Ali bin Abi Thalib. Suatu ketika Ali kehilangan baju besinya dalam sebuah peperangan. Dan ketika itu Ali melihat pakaiannya itu berada ditangan seorang Yahudi. Ali sangat mengenal ciri2 fisik dari baju yang sering dipakainya untuk berperang itu sehingga ia pun mengatakan pada si Yahudi tersebut, "ini bajuku, kembalikanlah." Namun sayang, orang Yahudi ini menolak, "bukan, baju ini milikku, ia berada dalam kekuasaanku."

Karena tak mencapai kata sepakat, maka masalah antara Ali dan orang Yahudi tadi dibawa ke meja hijau. Meskipun Ali pada saat itu ia adalah seorang Khalifah atau setara dengan kedudukan seorang Presiden pada masa sekarang, namun hal tersebut tidak membuat Ali menjadi semena-mena. Ia tetap hadir dalam persidangan.

Tiba di persidangan, hakim pun bertanya pada Ali, "apa yang hendak engkau sampaikan wahai, Amirul mukminin?".

Ali menjawab, " aku ingin menyampaikan tentang sebuah barang yang berpindah tangan."

Hakim kemudian bertanya kepada orang Yahudi, "apa yang hendak engkau sampaikan?"

"Baju besi ini milikku." jawab orang Yahudi.

Setelah itu Hakim meminta Ali untuk menghadirkan saksi. Ali pun mengutus Hasan bin Ali, anak beliau, dan seorang Khadimatnya. Namun ternyata, diantara dua kesaksian itu, hakim hanya menerima kesaksian dari pembantunya saja, sedangkan kesaksian dari anaknya Hasan di tolak.

Ali pun bertanya pada Hakim, tetapi tetap dengan sebuah kebijaksanaan bukan ego kemarahan, "kenapa engkau menolak kesaksian anakku Hasan? Tidakkah kau percaya pada Hasan? Bukankah Rasulullah mengatakan bahwa Hasan dan Husain kelak akan menjadi Pemimpin di Surga?."

"Bukan begitu ya Amirul Mukminin, Hasan itu adalah anakmu, dan setiap anak pasti akan membenarkan ucapan ayahnya. Meskipun tidak ada keraguan dari ucapan Hasan tapi tetap kesaksiannya tidak bisa diterima."

Karena Ali yakin betul bahwa Hakim dalam persidangan tersebut, adalah seorang yang Jujur dan terbukti dengan Keadilannya, maka Ali pun menerima hasil putusan tersebut. Ali merelakan dan bersabar saat hakim memenangkan orang Yahudi tadi atas dirinya.

Melihat kejadian yang sangat mengharukan tersebut, orang Yahudi pun tersentuh. Ia kemudian berkata " Baju perang ini memang milik Ali, aku mengambilnya saat terjatuh dalam peperangan." Mendengar ucapan orang Yahudi, Ali pun terkejut, dan lebih terkejut lagi saat orang Yahudi tadi berkata, "Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasul Allah." Dia pun menyatakan keislamannya.

Ali sangat bersuka cita dengan ke Islaman orang Yahudi tersebut. Akhirnya Ali menghadiakan baju besinya tadi dan memberikan uang yang cukup banyak sebagai hadiah dari ke Isalaman orang Yahudi itu.

Subhanallah, sungguh ending yang sangat indah. Saya sempat bergetar saat membaca kisah ini bahkan saat menuliskannya kembali getaran itu masih tetap terasa. Betapa indah Islam itu,  lebih indah lagi ketika pemeluknya benar-benar mengamalkan keislamannya. Betapa kita mungkin saat ini sangat rindu akan pribadi-pribadi hebat seperti Rasulullah dan para sahabat yang lainnya. Karena Keisalaman mereka terasa benar-benar menjadi rahamatan lil a'lamin.

Wallahualam bi showab.

Friday, May 25, 2012

" Cinta Seorang Sauban kepada Rasulullah SAW"

Salah satu sahabat Rasulullah saw bernama Sauban. Dia dulunya adalah seorang budak yang kemudian dimerdekakan. Sauban adalah seorang sahabat yang sangat mencintai Rasulullah. Bahkan saking cintanya kepada Rasulullah, dia mengatakan bahwa "andai saja tidak ada kewajiban terhadap istri dan anak, maka akan aku habiskan waktuku bersama Rasulullah saw."

Suatu ketika Sauban menangis tersedu-sedu. Saat itu Rasulullah saw melihatnya dan kemudian bertanya kepadanya, "ada apa Sauban, apa yang membuatmu menangis? Apakah ada seseorang yang telah menyakitimu?"

Sauban menjawab, "Tidak, Ya Rasulullah."
"Lalu kenapa Engkau menangis?", tanya Rasulullah lagi.

"Aku menangis karena memikirkan keadaanku nanti. Ketika hidup di dunia ini dan aku merindukanmu, aku masih bisa menjumpai dan mendatangi engkau ya Rasulullah. Tapi bagaimana kelak jika aku telah meninggal, akankah aku masih bisa menjumpai dan melihatmu di akhirat, Ya Rasulullah? Engkau berada di syurga tertinggi, sedangkan aku tidak tahu bagaimana posisiku di akhirat kelak. Bagaimana jika aku merindukanmu, akankah aku masih bisa bertemu denganmu?."

Mendengar ucapan Sauban, Rasulullah saw pun berkata, "Tenanglah Sauban, kelak kita akan dibangkitkan bersama orang-orang yang kita cintai. Jika kau benar-benar mencintaiku, maka kelak kita akan dipertemukan kembali."

Kisah Sauban diatas hanyalah sebuah kisah dari ribuan kisah-kisah sahabat yang begitu mencintai Rasulullah saw. Bahkan kecintaan mereka melebihi kecintaan terhadap diri sendiri.

Pertanyaannya, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita belajar untuk mencintai Rasulullah?
Tentu, hanya kita masing2 yang paling tau jawabannya.

Semoga kita benar-benar mampu mencintai Rasulullah saw, sehingga kita berhak untuk mendapatkan golden ticket untuk bertemu beliau di Yaumil Akhir..... Amin.

"Penolakan" yang Mencerdaskan

Terkadang ketika kita berniat atau melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, belum tentu orang lain tersebut mampu menangkap atau menerima niat baik tersebut. Bisa jadi, yang timbul adalah respon yang membuat keikhlasan kita terguncang. Namun sejatinya, jika niat itu memang murni karena Allah, apapun reaksi yang kita terima dari aksi kebaikan yang kita lakoni, maka semua tidak jadi masalah. Dan mudah saja akhirnya kita menyimpulkan keikhalasan kita. Indikatornya cuma satu, yakni "rasa". Apa yang kita rasakan setelah pemberian kebaikan kita diterima dengan lapang? Berbangga? Ato apa yang kita rasakan ketika kebaikan kita tertolak? Marah? Jika ternyata perasaan kita datar2 saja, mungkin bisa jadi itu pertanda baik bahwa kita tidak butuh penilaian manusia tentang kebaikan yang kita lakukan.

Namun, bagaimanapun, begitu sulit bagiku menerima kenyataan ketika kebaikan yang kulakukan "tertolak" ^___^. Butuh waktu dan kata-kata yang berulang-ulang untuk meyakinkan hatiku bahwa semua yang kulakukan hanya untuk-Nya, dan benar-benar hanya untuk-Nya.

Terima kasih kawan, atas sebuah  "penolakkan" yang mencerdaskan, atas sebuah "penolakan" yang membuat ku berfikir tentang cara, atas sebuah "penolakan" yang membuatku bertanya tentang ikhlas, sebuah "penolakan" yang membuatku sadar bahwa aku bukan malaikat. Dan terima kasih, atas "penolakan" yang membuatku bisa menulis pagi ini.

Allah, terima kasih telah mengingatkan ku dari "penolakan" itu.
Love u more, and more... ALLAH.

04 Radjab 1433 H

Monday, May 21, 2012

Belajar dari Kesalahan

"Terkadang kita membiarkan diri kita membuat sebuah kesalahan, tapi itu lebih baik daripada tidak mencoba apapun. Hidup selalu memberikan kita pilihan, untuk memulai kembali setelah belajar dari kesalahan."

Malam menjelang Rajab....

Sunday, April 22, 2012

MARRIAGE IS NOT ABOUT AGE


"Marriage is not about age; it's about finding the right person." 
(Menikah bukanlah perkara usia, namun bagaimana menenukan sosok yang nyaman dan bisa mendampingi seumur hidup.)

Sophia Bush

Friday, April 20, 2012

NATURAL

ku suka kamu apa adanya
senatural mungkin aku lebih suka
ku suka kamu begini saja
bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya
aku hidup di dunia
ingin tenang baik-baik saja
bersamamu aku bisa melewati itu

bukan aku yang mencarimu
bukan kamu yang mencari aku
cinta yang mempertemukan
dua hati yang berbeda ini

by: D' Massive

Hmm... liriknya "sesuatu" ^________^

Yakinlah, Kawan

Kawan,
kita memang wanita,
kita memang makhluk penghasil airmata yang banyak,
tapi aku bisa pastikan kita tidak lemah.

kau pernah bertanya, "kenapa Tuhan seperti meninggakan aku?"
Jawabannya Tidak kawan,
Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.


Kita memang mengahadapi segudang masalah dalam hidup,
kita memang terkadang harus jatuh berkali-kali,
kita memang terkadang harus merasakan pahitnya kegagalan,

Bukan karena Tuhan tidak mempedulikan kita,
Tidak.
Justru saat itulah Tuhan ingin kita lebih dekat dengan-Nya.
Kesulitan membuat kita lebih bersungguh-sungguh,
Kelemahan membuat kita bersegera lari pada-Nya dengan khusyuk.

Kawan,
Ini hidup, bukan hanya tempat bersenang-senang,
jadi berhentilah untuk meratapi segelumit rasa sakit yang kau punya,
karena aku juga punya itu, dia juga punya itu, dan mereka juga punya itu.

Kawan, aku tahu semua amat berat,
Tapi sekali lagi yakinlah, Tuhan tak pernah meninggalkan kita,
yang ada kita yang meninggalkan Tuhan dengan segala prasangka buruk kita pada-Nya.

Mari kawan,
kugenggam erat tanganmu,
agar kau lebih kuat, dan aku pun lebih kuat.

Tuhan selalu ada,
menyaksikan kita,
dan akan selalu membantu kita.

Flamboyan, 8:36

Thursday, April 19, 2012

Terima Kasih, Ibu.

Baru tadi pagi, aku mengurai lembaran demi lembaran air mataku, saat wanita terkasih itu menelpon. Bahkan, aku tak kuasa menahan tangisan itu, meski suara dibalik telepon itu berkali-kali mengatakan "jangan menangis." Tapi apalah dayaku, aku hanya wanita yang memiliki rasa. Dan beliau juga seorang wanita, yang selalu hadir dengan cinta.

Terkadang aku tak mampu membaca, bahkan memahami sedikit saja keinginannya yang sangat sederhana. Aku sering memandang segala sesuatu dengan kacamata yang rumit, hingga mungkin aku sering menghadirkan kecewa dihatinya.

Dan itulah yang kurasakan. Dan itulah yang membuat air mataku tak mampu berhenti mengalir. Dan itulah mengapa, airmataku yang akhirnya membantu untuk berbicara.

Aku selalu mencoba lari dari kegalauanku, aku selalu mencoba lari dari permasalahan yang membuatku tak nyaman. Tapi kuakui lari bukanlah solusi, meski sesekali lari menjadi sesuatu yang membuatku bahagia karena bisa terbang bebas tanpa terbatas. Tapi, kini, kini bukanlah saatnya untuk lari, meski aku selalu ingin ada seseorang yang menggenggam tanganku dikala ketidaknyamanan itu hadir, meski aku selalu ingin ada sesorang yang mengatakan "jangan menyerah", meski.. meski... dan meski, tapi kenyataannya perjuangan itu hanyalah milikku sendiri.

Pada akhirnya, setiap manusia tak ada yang bisa berlepas dari permasalahan. Dan setiap manusia akan menyelesaikan masalahnya sendiri-sendiri. Jadi aku tak perlu berharap banyak pada manusia, dan aku harus mencoba untuk lebih menata langkah kakiku dan tidak terburu-buru untuk memilih untuk lari.

Malam ini baru kusadari, betapa bodohnya aku selama ini yang tidak mampu menterjemahkan arti cintanya. Betapa bodohnya aku selama ini yang tidak paham dengan sedikit saja keinginannya yang sederhana. Maafkan aku, Ibu.

Terimakasih telah mau menerima airmataku pagi ini.
Aku tahu, ibarat tanaman, aku masih sangatlah muda.
Meski matahari dan hujan menerpaku setiap hari,
tapi aku belumlah mampu melahirkan kedewasaan dan kebijaksaa

Terima kasih ibu,
karena selalu menyertaiku dalam bait-bait doamu yang panjang,
aku memang bukanlah yang terbaik, tapi akan selalu mencoba belajar menjadi lebih baik.

Terima kasih,
Ibu.

Flamboyan, 22:14

Tuesday, April 17, 2012

"Penguat Hati"

"Seberat apapun masalah yang tengah kau hadapi, sesulit apapun jalan yang kau tapaki, dan bagaimanapun badai bergejolak hebat dalam hatimu, maka cobalah untuk tersenyum, karena senyuman itu akan menghadirkan sejuta lapang. Katakan pada hatimu bahwa cukuplah ALLAH bagiku, cukuplah ALLAH bagiku, dan cukuplah ALLAH bagiku, maka urusan dunia akan menjadi amat sangat kecil dimatamu."

Thursday, April 12, 2012

Menyikapi Bencana

Kemarin sore, Aceh kembali digunjang gempa yang cukup besar yakni 8,7 SR. Tapi, Alhamdulillah, tidak terjadi tsunami yang besar, seperti beberapa tahun yang lalu. Ini merupakan Rahim dari ALLAH untuk kita semua, baik yang merasakan maupun yang tidak merasakan gempa. Gempa ini lagi-lagi menjadi "warning" untuk kita semua tentang ke Maha Besaran ALLAH swt.

Terhadap "aksi" dari bencana ini, manusia memiliki berbagai macam "reaksi". Ada yang semakin tebal keimanannya, namun ada juga yang malah lari.

Semenjak kejadian tsunami Aceh beberapa tahun silam, traumatik tidak hanya dirasakan oleh warga Aceh, tapi juga masyarakat Padang yang memang wilayahnya sangat dekat dengan pantai. Sehingga jika ada saja gempa atau ada isu-isu akan terjadi gempa, kota kami menjadi sangat sepi. Sepi karena banyak yang sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau "melarikan" diri keluar kota.

Apapun "reaksi" dari masyarakat Padang, itu suatu hal yang aku maklumi. Apapun bentuknya, yang paling penting bagaimana kemudian kita menyikapi setiap "teguran" Allah melalui bencana.

Seorang teman pernah meng-up-date status facebook seperti ini, "ketika gempa terjadi, status orang-orang sibuk tentang gempa dan berharap tidak ada lagi bencana yang akan datang. Tapi ketika, status siaga tsunami dicabut, status facebook orang-orang berubah menjadi cinta-cintaan."

Status facebook yang cukup menarik buatku. Yah, ketika bencana itu datang banyak yang tersadar dan kemudian segera berlari kepada-Nya, namun ketika DIA anugrahkan kelapangan, manusia sering lupa akan ketakutannya yang telah dihilangkan-Nya.

Allah, ampuni kami.
Semoga kami lebih bersungguh-sungguh untuk bersyukur dan belajar dari setiap kejadian yang Engkau izinkan terjadi.

Orang Baik memandang "Jodoh"

Dalam suatu kajian, seorang Ustadz pernah berpesan, "Hidup ini adalah pilihan. Maka pilihlah menjadi orang baik." Nah, bagaimana caranya menjadi baik? Yakni menerima apapun yang terjadi sebagai suatu kebaikan. Mau kejadian itu baik atau buruk, menyenangkan atau menyedihkan, mengembirakan atau mengesalkan, maka jatuhnya pada diri sendiri akan menjadi selalu baik. Itulah sejatinya orang yang baik.

Kemudian, ada beberapa contoh dari Sang Ustadz, bagaimana memandang kejadian/ hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidup menjadi sesuatu yang baik. Nah, salah satu contoh yang amat sangat berkesan, dan aku yakin para jamaah wanita juga sepakat denganku (khususnya yang masih "single"....yey...^______^) yaitu  "jika jodoh tak kunjung datang" maka orang baik akan berfikir:
Kebaikan akan berkata padanya, "Saudariku, aku datang padamu untuk menyampaikan bahwa ALLAH menyayangimu, dan tidak ingin ada seorang pun yang menjadi penghalang antara engkau dengan DIA."

Wew.. mendengar contoh tersebut yang masih "single" pada senyum tersipu-sipu. Yup, para "single" wan dan "single" wati merasa "dimenangkan", merasa "ditenangkan", dan merasa "dimengerti". ^_____^. Hahaha.....

Yep, the point is always be a good person wherever you are and whatever you do....

Sekali lagi, mau itu menyakitkan atau membahagiakan, orang baik akan selalu memandang apa yang ditakdirkan untuknya menjadi baik. Bagi yang "single", memohonlah pada ALLAH agar ditakdirkan bertemu dengan seseorang yang halal, yang baik untuk urusan dunia dan akhiratnya.^___^

Selamat berjuang....

So... pilih "Jomblo" or "Single"?

Once upon d' time, my little brother said that "jomblo" dan "single" itu berbeda.^_^ Nah, kemudian aku bertanya, "emang bedanya apa?". Menurutku dua kata itu hanya merujuk pada satu pengertian yakni "tidak memiliki pasangan". Nah, ternyata menurut analogi dia, single means that decision to be single. Alias single itu adalah sebuah pilihan untuk tidak memiliki pasangan. While, jomblo means kamu sudah hunting pasangan kesana-kemari tapi tetap aja sendiri, alias kamu "ditolak". Mendengar uraian bujang Abege itu aku hanya bisa ngakak... Kok bisa???

Pesan singkat darinya (read: my little brother), Never say that you're jomblo, it means that kamu emang ga' laku  (yew... barang dagangan kale ga' laku...). Makna jomblo lebih terkesan "apatis" alias kata orang Jowo "mesakke" buanget ^____^. So, pilih lah kata "single" karena ini "prestigious level"nya lebih baik.

Hmmm.... maaf ya ini mungkin bukan tulisan penting dan mungkin tak perlu juga dibahas. Yang jelas intinya Indonesia itu kaya akan ragam bahasa baik yang formal, traditional, maupun yang "gaul gitu lho"

Wassalam.

Saturday, March 17, 2012

Semua Karena Sebuah Alasan

Pernah suatu ketika pikiran bodoh ku bertanya pada-Nya, "Tuhan, kenapa hidup ini terasa tidak adil?". Ketika kulihat disekitar ku, kebaikan seringkali dimusuhi, sedangkan keburukan dijadikan raja pemakluman. Aku juga heran dan aku benar-benar tidak paham. Mengapa orang yang berada dalam kebenaran seolah-olah ditimpakan kesulitan, sedangkan yang ingkar hidup bersenang-senang menikmati dunia ini. Kenapa jalan orang yang ingin berbuat baik itu dipersulit, sedangkan orang yang jahat jalannya begitu mulus, seperti jalan tol.

Dalam perenunganku, aku kembali berpikir dan bertanya pada-Nya, Tuhan kenapa orang-orang yang bersungguh-sungguh pada-Mu, malah Engkau beri kesulitan, dan kenapa orang yang jelas-jelas ingkar pada-Mu, Engkau biarkan begitu saja? Bukankah Engkau mencintai hamba-hamba-Mu yang melakukan kebaikan?
Tak bisakah Engkau musnahkan saja segala bentuk kemungkaran didunia ini?

Tuhan, aku sudah belajar menjadi seorang manusia baik, meski belum seutuhnya, tapi aku selalu mencoba agar selalu berada in the right line. Namun, terkadang kenapa menjadi baik itu juga terasa sulit? Apakah aku berhenti saja menjadi baik?

Ah, benar-benar pikiran yang begitu rapuh dan konyol. Dimana letak keimananku?Akhirnya aku memutuskan untuk tidak lagi bertanya. Aku hanya yakin, apapun yang ada dan apapun yang terjadi didunia ini disebabkan karena sebuah alasan. Mau manusia paham atau tidak, yang jelas Tuhan yang Paling Tahu.

Dan akhirnya tanyaku menghasilkan jawaban yang baru tersadari. Ternyata, manusia itu diciptakan dengan sifat mukallaf atau artinya menanggung berbagai macam beban dari Allah swt.Sebagai hamba manusia memiliki konsekuensi kesediaan untuk memikul kesulitan. Rintangan dan kesulitan itu merupakan sebuah pembuktian, apakah si manusia tadi benar-benar menghamba pada-Nya atau tidak.

Maka tanya itu terjawab lagi. Kenapa Ibrahim harus tersiksa oleh kedzoliman Raja Namrud? atau Kenapa Musa harus tersiksa oleh kekejaman Fira'un? atau Kenapa Muhammad bin Abdullah harus tersakiti oleh kaum kafir Quraisy? atau kenapa para sahabiyah harus rela menanggung derita demi sebuah "kebaikan"? Bukankah Allah Maha Kuat, Allah Maha Kuasa, Allah Maha Berkehendak, dan Allah Maha Segalanya?

Karena "Sesungguhnya Allah telah membeli orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. 9:111)

Aku lega, dengan jawaban itu. Untuk mendapat gelas Master saja harus jungkir balik, jatuh bangun. Apalagi kalo ingin mendapatkan surga-Nya yang memiliki "fasilitas" luar biasa. Tentu semua harus ditebus dengan pengorbanan yang luar biasa juga.

Terima Kasih, Allah.

Flamboyan, 2012.

Friday, March 02, 2012

Perjalanan

Perjalanan ini terasa berat ketika dilalui. Tapi jika berhenti, aku takkan pernah tau bagaimana betul sebenarnya yang ada di akhir perjalanan itu. Langkah demi langkah kutapaki. Kadang aku terjatuh, kadang aku kelelahan, kadang aku berteriak, kadang aku menangis dan kadang aku putus asa. Tapi setiap kali aku melihat mentari yang bersinar, setiap kali wajahku mengadah keatas, entah kenapa seolah-olah ada energi yang tiba-tiba mengalir di darah ini, yang membuatku selalu ingin melangkah dan melangkah lagi.

Aku hanya yakin, perjalanan ini pasti akan selesai. Sebagaimana alur hidup sewajarnya. Tapi kuyakini juga bahwa akhir tidak pernah menjadi akhir, karena akhir bisa jadi awal yang baru, dan awal adalah akhir dari perjalanan yang lampau. Kadang aku tak sabar. Kadang ingin aku menjadi kesal sendiri. Tapi ini tentu hanya  akan memperlihatkan kebodohonku.

Aku tak pernah tahu, kapan perjalanan ini akan mampu kuselesaikan. Kapan kebencian ini akan berakhir. Yah, kebencian terhadap kelemahan ku yang terkadang tidak mampu menaklukan diriku sendiri. Bagiku kadang diri ini seperti sahabat yang paling mengerti, namun kadang diri ini juga menjadi musuh yang sangat membahayakan. Setiap saat pertarungan ini akan terus terjadi. Dan pilihan-pilihan itu selalu tersaji untuk dipilih dengan cepat.

Aku tak tahu, akan seperti apa masa depan yang tengah menantiku, dan siapa saja yang telah menungguku dimasa depan itu, aku luweh.. tak peduli lagi... Karena setiap aku memikirkan itu, pasti langkahku akan berhenti, dan aku memandang jauh kedalam jurang yang dalam, seolah-olah siap untuk terjun. Ah, aneh terkadang.

Bagaimanapun, aku akan mencoba menikmati perjalanan ini. Meski hujan badai siap menanti, tapi mentari dan pelangipun tak kalah setianya mendampingi.

Bersemangatlah!

Flamboyan, 2012

Tuesday, February 28, 2012

Februari yang Indah

Ingin menuliskan sesuatu dibulan Februari ini. Entah apa. Yang jelas, di penghujung bulan ini, begitu banyak hal yang terjadi. Seperti biasa, pilihanku hanya satu, terus melangkah, dan melangkah. Apapun yang terjadi, aku tak bisa berhenti, karena aku tak punya pilihan untuk berhenti.

Terkadang, melewati waktu bagaikan menghitung ketidakpastian, seperti menunggu sebuah misteri yang tak pernah aku pahami. Terkadang bermunculan berbagai macam kekhawatiran yang tak mampu kubendung. Aku bahkan tak mampu melepaskan segenap kegaulauan pada siapapun itu.

Namun, di suatu titik, ketika aku sedah sampai pada titik puncak permasalahan, aku tak punya jalan lain, selain kembali kepada-Nya. Dan seperti itulah harusnya. Semua bermula dari-Nya dan kelak akan kembali berakhir pada-Nya.

Tuhan, terima kasih atas anugrah Februari yang indah.

Monday, January 23, 2012

Happy Birthday to me

Hmm...
Terkadang merasa berat menjalani amanah umur yang terus beranjak. Harus lebih dewasa, harus lebih bijak, dan harus lebih baik dari tahun yang sebelumnya. Meraih prestasi menjadi insan yang lebih baik tak mudah. Butuh komitmen, butuh konsistensi. Ketika jiwa menginginkan menjalani hidup sebagai hamba yang penuh rindu kepada Rabb-Nya, raga lebih cenderung mengajak padahal yang bersifat bersenang-senang, memuaskan keingginan didunia dengan hal-hal yang jauh dari manfaat. Mensinkronkan antara keinginan raga dan jiwa juga memerlukan perjuangan penuh. Tak bisa setengah-setengah. 

Bagaimanapun, terkadang aku hanya punya satu pilihan yaitu terus maju. Tak ada kata kembali ke masa lalu atau bahkan berhenti. Yang kupunya kini hanya terus melangkah terus dan terus melangkah. Dalam setiap tapakan kaki menjalani hari dan usia inilah aku bisa belajar banyak. Mengetahui banyak hal, dan bisa mengkategorikan diri ini telah salah atau telah berbuat benar. 

Nini, selamat ulang tahun,,,
Semoga menjadi insan yang lebih baik.

Flamboyan, 1433 H

Saturday, January 07, 2012

Menyemangati; Orang yang Pintar Vs Orang yang tidak Pintar

Teoriku hari ini:

Ternyata menyemangati orang yang pintar jauh lebih sulit daripada menyemangati orang yang tidak pintar. Hal ini disebabkan karena terkadang orang pintar sering berpikir tentang kondisi ideal dan kesempurnaan, terjebak dengan teori-teori yang jauh dari praktek yang ada dilapangan, terlalu banyak berpikir dengan segala macam pertimbangan, dan selalu melakukan yang terbaik. Sehingga kadang terjebak dalam lingkaran yang hanya ada dirinya dan kesempurnaan. Sedangkan orang yang tidak pintar cukup mudah tersentuh dengan kata-kata, mungkin bisa jadi karena ketidakpintarannya itu. Kemudian, mereka lebih bisa menerima dibalik alasan-alasan yang terjadi, lebih mudah untuk bangkit meskipun seringkali terjatuh dalam putus asa.

Teoriku ini tentu bersifat sangat subyektif, dan tidak bisa dipastikan keshohihannya^_^. Tapi aku yakinkan, ini berdasarkan atas apa yang kudengar, kulihat dan kurasakan. Tapi menurutku Pintar maupun tidak pintar, dua-duanya adalah anugerah yang indah. Tidak ada salahnya menjadi pintar, karena dengan kepintaran itu kita akan banyak berbagi ilmu. Dan tidak ada salahnya juga jika tidak pintar, karena ketidakpintaran membuat kita lebih semangat untuk mencari ilmu.

So, terus maju... karena kita tidak pernah tahu apa yang menanti dihadapan kalo kita berhenti melangkah saat ini!

Ganbatte!

Flamboyan, 2012

Friday, January 06, 2012

Cara Mengembangkan Kekuatan Kepercayaan

Terkadang, lebih sulit menyakinkan diri sendiri daripada meyakinkan orang lain. Karena sering sekali kita menolak kepercayaan yang harusnya menjadi kekuatan diri kita. Berikut ini ada beberapa hal yang dapat mengokohkan kepercayaan terhadap diri sendiri:
  1. Berpikir Sukses, jangan berpikir gagal. Di tempat kerja dan di rumah, gantilah berpikir gagal dengan berpikir sukses. Sewaktu menghadapi situasi sulit, berpikirlah, "Saya akan menang," bukan "Saya akan kalah." Ketika Anda bersaing dengan orang lain , berpikirlah, "Saya sama dengan yang terbaik," bukan "Saya tidak masuk hitungan." Jika peluang muncul, berpikirlah " Saya dapat melakukannya," jangan pernah berpikir "Saya tidak dapat." Biarkan pikiran utama "Saya akan berhasil" mendominasi proses berpikir Anda. Berpikir sukses berarti mengkondisikan pikiran Anda untuk rencana yang menghasilkan keberhasilan. Berpikir gagal mengerjakan yang persis berlawanan. Berpikir gagal mengkondisikan pikiran memikirkan pikiran-pikiran lain yang menghasilkan kegagalan. So, kita lebih memilih berpikir Berhasil, donk?
  2. Ingatkan diri Anda secara teratur bahwa Anda lebih baik daripada yang Anda kira. Orang yang sukses bukanlah orang yang super. Sukses tidak menyaratkan super-intelek. Juga tidak dibesarkan pada nasib. Orang yang sukses hanyalah orang yang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan. Jangan pernah mengakui keraguan Anda atau mengesankan kepada orang lain bahwa Anda bukan orang yang kelas satu.
  3. Percaya besar. Besar- kecilnya keberhasilan Anda ditentukan oleh besar-kecilnya kepercayaan Anda. Pikirkanlah tujuan-tujuan yang besar dan dapatkan keberhasilan besar. Ingat ini pula. Gagasan besar dan rencana besar acap kali lebih mudah - yang pasti tidak lebih sulit - dibandingkan gagasan kecil dan rencana kecil.

Semoga tips singkat tentang Kekuatan Kepercayaan diatas bermanfaat untuk kita semua.

Ganbatte!!!

( Taken from David J. Schwartz, The Magic of Thinking Big)

Thursday, January 05, 2012

Aku Jiwa yang Kuat

Melewati detik demi detik usia itu ternyata mengerikan. Mengerikan untuk mood ku yang saat ini tidak dalam keadaan baik. Bayangan-bayangan serba mengerikan bergelantungan dimana-mana. Tak hanya menghantui dalam dunia nyata, bahkan dia alam mimpi sekalipun. Dan semuanya mengerikan. Terasa mengerikan.

Tiba-tiba saja diri menjadi... entahlah. Sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tiba-tiba saja, air mata mengalir tak terbendung. Tiba-tiba saja menjadi serba depresi. Bahkan, disaat tak terduga pun air mata ini tumpah tak jelas. Benar-benar gejala aneh yang menakutkan. Takut mengatakan diri ini sedang stress berat, takut mengatakan diri ini depresi. Dan malu sampai terlihat orang-orang banyak.

Yah, ternyata makhluk yang serba datar ini, mampu juga terserang stress dan sejenisnya. Beberapa kali menghembuskan nafas berat untuk sesekali mengeluarkan apa yang menyesakkan dada yang tidak pernah bisa tersampaikan.

Ah, sebenarnya tidak sedramatis itu juga. Hanya terlalu lebay mengungkapkan kata-kata dan kekhawatiran yang tak penting. Tuhan, aku tak mau... tidak mau dengan kelemahan ini. Aku ingin kuat, aku ingin tegar, aku ingin terus melangkah....

Tuhan, berkali-kali aku memohon pada-Mu agar diberi Kekuatan...
berkali-kali aku memohon agar menjadi manusia yang lebih baik...

Dan inilah caranya untuk menjadi lebih kuat,
inilah belajar menjadi manusia yang lebih baik.

Tuhan,
maafkanlah jiwa yang pengeluh ini...

Karangmalang, 2012

Capeknya Mengeluh...

Ternyata memang benar, keluhan manusia itu tak pernah habisnya. Ada saja. Mulai dari keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi, bahkan sampai keinginan yang sudah terpenuhi sekalipun, manusia masih sering mengeluh.

Aku sebagai salah satu jenis manusia, juga tak lepas dari keluhan-keluhan itu. Ada saja yang dipertanyakan ke ALLAH. Ada saja yang dituntut. Padahal, apa yang telah diberikan-Nya sudah jauh melebihi dari apa yang sebenarnya yang kubutuhkan. Namun dunia begitu berat godaannya, yang membuat manusia tidak pernah merasa puas.

Itu penyakit, dan sangat berbahaya. Selalu mengeluh, tidak pernah merasa puas merupakan bagian dari Kufur Nikmat. "... Walain kafartum... Inna 'azzabilasyadid...." Naudzubillahi min dzalik.

Aku selalu berlindung dari segala keluh kesahku yang tak pernah habis.... Karena jika hanya berfokus pada apa yang tiada, maka aku akan lupa dengan apa yang ada. Mengeluh itu melelahkan, sangat melelahkan. Hati tak pernah tenang, jiwa tak pernah tentram... Pokoknya melelahkan lah,,,

Mencoba menjalani awal tahun ini lebih baik lagi...
Meski segala macam bentuk kekhawatiran, kecemasan, kegalauan, kegelisahan, menghantui....
Aku mencoba untuk terus melangkah, memilih untuk menjalani hari.....

Setiap hari adalah kejutan... maka aku dengan senang hati menanti setiap kejutan-kejutan-Nya...

Flamboyan, 2012