Meski alam bergemuruh,
Meski aroma kematian mencekam,
Meski badai menerjang hingga ke tulang,
Meski raga bersimbah darah,
Meski kedukaan masih basah,
Seorang aku masih bisa duduk diam,
merenung dan berpikir,
namun ketika hati menjadi lelah,
ia campakkan segala emosi kalahkan empati.
Seorang aku yang terpaku
Entah dimana rasanya kini.
Sudah matikah?
Kenapa ia tak bergeming?
Kenapa ia tak bergerak?
Kenapa ia hanya bergumam datar?
Seorang aku.
Dimanakah letak rasamu?
Dimanakah kau sembunyikan air matamu?
Apakah hatimu telah membeku?
Jangan,
Janganlah begitu.
November, 2010
No comments:
Post a Comment