Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, November 15, 2010

Wanita dan Cinta

Ada banyak wanita yang menangis dalam diam karena cinta. Bersyukurlah bagi wanita yang langsung dipertemukan dengan cinta sejati dalam ikatan suci dan bersyukurlah mereka tidak sempat merasakan sakit karena membunuh sebuah rasa. Namun, bagi wanita yang mengalami kegagalan dalam menyebarangkan cintanya menuju pernikahan pun, harus tetap bersyukur. Karena kepedihan, rasa sakit, luka, kecewa dan apapun namanya, pasti akan tergantikan dengan dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Semoga saja.

Mungkin ada yang tertawa dan mencemoohkan wanita yang menangis karena cinta. Wanita-wanita ini dianggap bodoh karena menangisi sesuatu yang tak penting dan sia-sia. Tapi tak mengapa, karena cinta bukanlah rekayasa. Ia hadir tanpa di undang, dia datang tanpa diketahui, dan dia muncul secara alami dan bahkan tanpa disadari. Maka senyum dan airmata adalah sunatullahnya cinta.

Cinta tak pernah memilih siapa. Cinta yang memandang rupa, kemewahan, kecerdasan dan lain-lain sebagainya, bukanlah cinta namanya. Cinta itu tulus tanpa bersyarat. Cinta merupakan anugrah yang tak bisa ditawar. Namun satu hal yang perlu dicamkan bahwa cinta hanya sebuah titipan. Yah, titipan dari Sang Maha Cinta. Maka ketika cinta itu hadir dan menusuk lembut hati-hati wanita, maka seketika itu ia mestilah sadar bahwa ini hanya titipan, maka harus dipergunakan secara profesional. Tidak boleh kadarnya dikurangi maupun dilebihkan. Harus sesuai takarannya.

Jika cinta tidak bisa dibina dalam kesuciannya, dalam adab-adabnya, dalam zhohirnya, maka rasakanlah cinta sebagai Tuhan yang akan memperbudak kehidupan. Yang menghalalkan sesuatu yang kotor. Dan membunuh norma-norma yang sakral. Cinta yang memperbudak hanya akan membutakan mata, telinga dan hati. Ini tentu bukan esensi dari cinta. Karena Sejatinya, cinta itu harus melahirkan kebahagiaan yang penuh keikhlasan, menghadiahkan senyum kesabaran, memunculkan penerimaan tanpa pamrih, meluluhlantakkan segala aral yang melintang dan menghadirkan pelangi yang indah dengan sejuta warnanya....

Dan wanita, makhluk berhati lembut...
Berhati-hatilah dengan cintamu, karena jika kau terlalu cepat berucap cinta, sedangkan masanya belumlah tiba untuk mensucikannya, maka hanya akan muncul rasa sakit yang teramat dalam. Sebuah luka yang tiada seorangpun mampu mengobatinya, melahirkan penyesalan tanpa bisa kembali untuk memperbaikinya.

Berhati-hatilah dengan cinta....
Jika ending-nya tidak akan pernah sampai pada sesuatu yang dihalalkan-Nya,
menjauhlah... dan menjauhlah dari cinta meski air mata akan terus tumpah untuk sekian lama.

Berhati-hatilah,
Sekali kau tersengat panah cinta, kau tak akan bisa mengahapusnya dengan mudah, meski musim beberapa kali berganti. Jika kau mulai merasakannya, maka sadarilah ini hanya titipan, kembalikan saja kepada-Nya, jika kau belum sanggup untuk memikulnya dalam mahligai indah yang bernama rumah tangga.

Flamboyan, November 2010.

No comments:

Post a Comment