Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Saturday, July 31, 2010

LOVE IS LOVE


Dia kembali menghampiri kamarku, menceritakan kemarahannya dan meluapkan segala emosi. Laki-laki itu ternyata berkhianat, berselingkuh dan menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya. Selama ini perjalanan cinta mereka banyak dibumbui kebohongan dan hanya berazaskan manfaat. Namun, seberapapun besar pengkhianatan itu, dia masih mencintainya dan tak ingin perempuan lain merebut seseorang yang terlanjur singgah dihatinya. Atas nama cinta, dia sanggup bertahan.

Cinta.
Susah untuk didefinisikan tapi luar biasa ketika dirasakan. Cinta membuat orang buta. Cinta membuat orang menjadi konyol. Cinta membuat orang mabuk kepayang. Cinta membuat orang terkadang lupa segalanya. Cinta membuat tiada menjadi ada. Itulah mungkin misteri dari cinta.

Anis Matta mendefinisakan cinta sebagai lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia. Ia disentuh sebagai sebuah situasi manusiawi dengan detail-detail nuansa yang begitu rumit. Tapi dengan pengaruh yang terlalu dahsyat. Cinta merajut semua emosi manusia dalam berbagai peristiwa kehidupannya menjadi begitu agung tetapi juga rumit.

Begitu banyak syair-syair tercipta untuk cinta, salah satunya seperti dibawah ini,

Kau mencintaiku seperti bumi mencintai Titah Tuhannya..
Tak pernah lelah menanggung derita
Tak pernah menghisap luka.
Kau mencintaiku seperti matahari mencintai titah Tuhannya..
Tak pernah lelah membagi cerah cahaya
Tak pernah lelah menghangatkan jiwa..
Kau mencintaiku seperti air mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah membersihkan lara
Tak pernah lelah menyejukkan dahaga
Kau mencintaiku seperti bunga mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah menebar mekar aroma bahagia
Tak pernah lelah meneduhkan gelisah nyala.

Maha Suci ALLAH yang telah menganugrahkan hamba-hamba-Nya dengan rasa cinta. Cinta yang fitrahnya adalah suci dari Dzat yang Maha Agung. Maka selayaknya cinta itu dikembalikan pada-Nya dengan kesucian hati, niat dan motivasi. Cinta terlalu rendah ketika dia ditempatkan pada level untuk pemuas nafsu syahwat. Dan cinta terlalu hina jika diperturutkan dengan keinginan-keinginan manusiawi yang tak pernah puas.

Semoga cinta yang tertanam pada kita merupakan cinta misi yang melahirkan perbaikan bagi yang mencinta dan juga yang dicinta. Idealnya, semakin besar rasa cinta kepada sesorang maka semakin besar pula rasa cinta pada ALLAH sang Maha Pemberi cinta. Ketika kita tersesat dalam cinta manusia yang tiada abadi, semoga ALLAH berkenan mengembalikan kita pada cinta-Nya yang Abadi.

Tuhan betapa aku malu
Atas semua yang Kau beri
Padahal diriku terlalu sering membuat-Mu kecewa
Entah mungkin karena ku terlena
Sementara Engkau beri
Aku kesempatan berulang kali
Agar aku kembali
Dalam fitrahku sebagai manusia
Untuk menghambakan-Mu
Betapa tak ada apa-apanya aku dihadapan-Mu
Aku ingin mencintai-Mu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta
Dalam do’a
Dalam ucapan
Dalam setiap langkahku
Aku ingin mendekati-Mu
Selamanya
Sehina apapun diriku
Kuberharap untuk bertemu dengan-Mu
Ya Rabbi . . .
(edcoustic)

TEACHER’S PARTY

Ku tersesat..
Tersesat dalam pencerahan..
Subhanallah.. Ada saja jalan ALLAH untuk menghiburku, mengeluarkanku dari pikiran-pikiran yang selama ini menghayutkanku dalam lubang kegelapan.

Sebuah sms, ku respon dengan baik.

Jarak yang jauh dan keterbatasan, malah memperkuat semangat untuk terus melangkah.
Di antara lautan kursi dan beberapa layar akbar yang terpampang, aku memandang kehadapan.

Rabb, aku tersesat. Aku sendiri ditengah keramaian ini. Euphoria orang-orang yang tak kupahami betul apa yang tengah terjadi, membuatku terus mengarahkan pandangan yang ada disekitarku. Seperti anak ayam kehilangan induk, aku sibuk memutar kepala kekiri dan kekanan mencari seseorang yang mungkin kukenal.

Tak pernah kusaksikan kursi yang tumpah sebanyak ini. Tak pernah kusaksikan ada ribuan guru dalam gedung ini. Tak pernah kusaksikan semangat perjuangan para guru yang menggebu. Tak pernah kusaksikan para motivator-motivator pendidikan yang luar biasa menggunjang gedung ini.

Tuhan tengah menggiringku, memperlihatkanku pada orang-orang hebat. Do’a yang sering menghias bibirku dikala malam, “ Ya Rahman, dekatkanlah aku dengan orang yang berilmu dan beriman, agar bertambah ketawadhuan dan ketakutanku pada-Mu”, seolah-olah terjawab. Betapa dekat jarakku dengan ratusan bahkan ribuan orang-orang berilmu yang berprofesi sebagai guru. Betapa dekat jarakku dengan orang-orang yang ikhlas dan tak pernah lelah memberikan ilmunya. Betapa dekat rasanya hatiku bersama orang-orang yang merefleksikan cintanya pada anak-anak Indonesia. Subhanallah, Ya Rabbana terima kasih.

Ada sebuah Azzam yang kini tertanam di dada.
Aku akan menjadi seorang guru yang hebat.
Aku akan menjadi seoarang guru yang professional.
Aku akan menjadi seorang guru yang mencerdaskan.
Aku akan menjadi seorang guru yang bahagia.
Aku akan menjadi seorang guru yang menyinari anak-anakku dengan matahari ilmu.
Meskipun untuk menggapai itu semua harus melalui proses panjang yang penuh tantangan dan rintangan, aku akan terus berjuang dan bertahan, karena selalu ada DIA disisiku…
Amin.

JEC, July 29, 2010

Friday, July 30, 2010

FACEBOOK

Malam hampir beranjak menuju pergantian hari. Iseng ku buka situs jejaring pertemanan yang bernama facebook. Aku sempat takjub, ternyata semakin malam semakin ramai yang online. Kuteliti nama-nama yang tercantum disudut kanan bawahnya, rata-rata mereka adalah pemuda pemudi single.

Entah apa yang sedang mereka lakukan tapi semoga saja banyak hal-hal yang bermanfaat yang dilakukan daripada yang mudharatnya.
Yah itulah facebook, menyihir siapa saja.

Dari anak-anak hingga orang tua, tak ada yang tak kenal facebook. Dari yang memuat hal-hal yang penting sampai yang remeh temeh, bisa kita jumpai di facebook.

Terkadang kuperhatikan timing/ waktu pengiriman status atau yang mengirimkan komentar, ada yang lewat tengah malam, bahkan ada yang subuh buta.. sungguh luar biasa, facebook serasa bagaikan candu yang memabukkan dan tak mengenal waktu.

Pernah disuatu pagi, di jam yang mestinya anak-anak sibuk dengan pelajaran disekolah, aku mendapati mantan muridku tengah online. Aku bertanya-tanya, ada apa gerangan dengan anak ini, tidakkah ia belajar disekolah?

Aku kembali takjub oleh jawaban yang disampaikan oleh ex siswaku tersebut, ternyata dia OL sambil belajar, sungguh benar-benar luar biasa…

Belajar sambil online di facebook..
Kuliah sambil online di facebook..
Bekerja sambil online di facebook..
Shopping sambil online di facebook..
Makan sambil online facebook..
Sakitpun ada juga yang sempat-sempatnya online di facebook..
Sungguh amat luar biasa…

Aku berfikir jauh kebelakang, aku mencoba mengingat-ingat kembali,
Apa yang dilakukan khususnya muda-mudi sebelum mengenal facebook dkk dimalam hari?
Tentu ada banyak hal, seperti belajar, membaca alquran, berkumpul bersama keluarga, membaca buku/majalah, menulis, dan lain-lain sebagainya.

Sekarang..mungkin masih melakukan hal yang sama, tapi tetap …. apapun yang dilakukan..update status mesti jalan terus… Atau bisa jadi juga kegiatan-kegiatan yang dulu pernah ada menjadi terlupakan.

Meskipun demikian..

Apapun niat dan tujuan orang dalam berfacebook,
Yang jelas, alangkah luar biasanya ketika kita mampu seperti Mario Teguh, Supardi Lee, Boby Heriwibowo, Zainal Abidin, Adri Wongso, Nikmah Nursyam dan orang-orang lainnya yang konsisten untuk mencerdaskan, mencerahkan dan menyejukkan dengan kata-kata yang syarat akan hikmah dan penuh kebaikan.

Belajar Sabar dan Istiqomah dari Setan


Dalam sebuah diskusi, seorang teman pernah berkata bahwa “kita manusia sering kalah dengan syetan dalam perkara sabar dan istiqomah…”

Lihatlah setan, dia tak pernah lelah dalam menghalangi manusia menuju jalan kebaikan. Syetan perlahan demi perlahan, step by step namun pasti, berulang-ulang dan continue menggoda umat manusia demi sebuah misi yakni “Menyesatkan Manusia dari jalan Tuhan”

Ketika manusia melakukan kesalahan kecil maka setan akan berkata pada manusia “ Ah, ga apa-apa kok, Cuma kesalahan kecil, namanya juga manusia jadi wajar jika salah…” Setan terus merayu, mencari celah sampai akhirnya seorang manusia melakukan pembenaran terhadap sebuah dosa.

Mungkin kita tak akan pernah lupa bagaimana konspirasi setan dalam merayu Adam. Begitu sabar dan istiqomahnya mereka. Ketika tak berhasil merayu Adam dengan satu cara, maka mereka mencari cara lain. Ketika berulang-ulang kali gagal merayu Adam secara langsung, maka setan beralih ke metode lain yakni dengan mendekati orang yang paling dicintai Adam, yaitu Hawa. Kesabaran setan pun berbuah hasil dengan terusirnya Adam dan Hawa dari syurga.

Selain itu, setan sangat istiqomah. Sejak terusir dari surga dan meminta izin kepada ALLAH untuk mencari teman sebanyak-sebanyaknya untuk dibawa keneraka hingga sampai detik ini, misinya masih terus berjalan. Selama Israfil belum meniup sangkakalanya maka selama itu pulalah setan akan terus bekerja dan bekerja.

Sekarang marilah kita bertanya pada diri sendiri,

Sudahkah sabar dan istiqomah kita terhadap kebaikan, kebenaran dan Jalan Tuhan sehebat kesabaran dan keistiqomahan setan dalam menyesatkan manusia menuju jalan kemungkaran?

Semoga saja.

Namun meskipun setiap manusia pasti akan tergoda dan pernah berbuat dosa, ALLAH MAHA RAHMAN MAHA RAHIM selalu memberikan peluang untuk menebus kesalahan-kesalahan tersebut dengan jalan taubat. Yah, taubatan nasuha.

Sedari awal kampung halaman kita adalah syurga, maka semoga ALLAH mengizinkan kita kembali ke kampung halaman yang amat kita rindukan tersebut. Dengan motivasi besar untuk bertemu dengan ALLAH dikampung halaman yang kita cintai (baca Syurga) maka Isyaallah akan mengalahkan kesabaran dan keistiqomahan para setan.

“ A’uuzubikalimatillahi tammati min syarri maa khalak”

Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna, dari kejahatan (makhluk) yang DIA ciptakan”

Words 4 Wife

Pernikahan atau perkawinan
Membuka tabir Rahasia
Suami yang menikahi kamu
Tidaklah semulia Muhammad
Tidaklah setaqwa Ibrahim
Ataupun segagah Musa
Apalagi setampan Yusuf
Suamimu hanyalah laki-laki akhir zaman
yang punya cita-cita membangun keturunan yang shaleh

Pernikahan atau perkawinan
Mengajari kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda, kamu navigatornya
Suami bak balita yang nakal, kamu penuntun kenakalannya
Saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya
Seketika suami menjadi bisa, kamulah penawar obatnya
Seandainya suami adalah masinis yang lancang, sabarlah mengingatkannya

Pernikahan atau perkawinan
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha ALLAH Ta'ala
Karena memiliki suami tak segagah mana
Justru kamu akan tersentak dari alpha
kamu bukan Khadijah yang begitu sempurna dalam menjaganya,
pun bukanlah Hajar yang setia dalam sengsara,
Cuma wanita akhir zaman
yang berusaha menjadi shalehah

(Cahyadi Takariawan)

Thursday, July 29, 2010

Woman's Cave

Bagaikan sebuah ranting, wanita terkadang begitu rapuh. Dengan sekali hentakkan saja, semua patah dan hancur.

Terkadang muncul pembelaan bahwa wanita bagaimanapun juga adalah wanita, jadi wajar jika memiliki keterbatasan, memiliki emosional yang fluktuatif karena factor hormonal, memiliki ketakutan yang jauh lebih banyak, lebih sensitive, dan juga lebih mengutamakan rasa…

Namun, rasa itu sendiri letaknya bukanlah di dalam dada, tapi dalam otak…
Otaklah yang kemudian mengomandokan dan me-manage rasa apa yang harus ditampilkan…

Terkadang wanita gagal menalarkan rasa, sehingga sering terlihat begitu emosional. Tak jarang orang-orang terdekat atau yang berada disekitarnya menjadi korban dari luapan emosional yang berbau sedih, kecewa, amarah, senang, bahagia dan lain-lain sebagainya.

Dalam ketidakstabilan emosi, maka wanita membutuhkan gua-nya. Meskipun masa bertapanya tidaklah selama “makhluk Mars”, namun menjauh dan menghindar terkadang bagaikan suntikan penenang yang memberi kenyamanan.

Banyak hal yang dilakukan wanita ketika berada dalam gua-nya. Seperti berlepas dari segala ikatan atau bentuk hubungan apapun juga, menangis untuk beberapa saat lamanya hingga ia lelah dan tertidur, memanjakan diri sendiri dan melepas sejenak tanggung jawab yang menyesakkan, duduk dan berfikir sambil mendengarkan music yang membuatnya lebih rileks, pergi ke pantai memandang laut biru dengan keheningan atau membuka buku harian dan mulai menceritakan apa yang menjadi kegalauannya...

Setelah merasa mulai stabil dan siap, maka wanita akan kembali ke habitat dan komunitasnya. Seperti berbicara lebih banyak, menunjukkan antusiasme yang besar akan suatu hal, merespon dan menunjukkan empati kepada orang-orang disekitarnya, dan do many things that woman always do…

Ketika laki-laki masuk ke dalam gua-nya untuk berfikir dan menghindar sejenak dari hingar bingar permasalahan…, so does the woman…

Saturday, July 24, 2010

BERUANG KECIL



Baru kusadari bahwa ternyata malam ini adalah malam minggu. Kost-kostan terasa sepi. Ada sebagian yang pulang kampung dan ada juga yang bermalam minggu. Aku hanya diam sendiri disini menatap bulan purnama yang belum lagi sempurna. Memandangnya dari jauh, menimbulkan nuansa tersendiri. Yah, untunglah malam ini cerah sehingga aku bisa menghabiskan waktu ditemani sang rembulan.

Di tepi tempat tidurku, teronggok dua kamus Hassan Shadily. Mereka tergeletak pasrah setelah sepanjang sore tadi ku acak lembar demi lembarnya. Sedangkan disamping meja belajarku tertelungkup Novel karangan A. Fuadi, Negeri 5 Menara. Novel inspiratif ini baru saja kuhabiskan setengahnya, sedangkan setengahnya belum tersentuh. Bosan, aku pun memutar film Jet Li, Ocean Heaven, yang menambah sendu malam mingguku. Perjuangan seorang ayah untuk mengajarkan anak laki-lakinya yang mengalami ketebelakangan mental, cukup mengharu biru perasaanku. Pfuhh, sungguh laki-laki yang langka.

Lelah dengan gejolak rasa, aku beralih ke laptop yang hampir setahun ini setia menemaniku. Dan disinilah kini aku berada. Mencoba merangkai kata demi kata diiringi alunan instrument Kenny G yang mengalir lembut. Aku terus bermain dengan khayalku.
Pusing dengan Chapter 1 yang tak kunjung selesai, membuat sebagian kepalaku terkena migraine, akupun mencari pelarian. Yah, menulis, itulah pelarianku. Bagaikan kapsul obat, menulis memberiku kesempatan untuk keluar dari dunia nyata yang saat ini menyesakkan dadaku. Bertubi-tubi pikiran buruk datang mengahantui membuatku semakin ingin lari dan keluar sejenak dengan segala hiruk pikuk permasalahan.

Disaat baru saja mencium aroma merdeka untuk berimajinasi dan bermain dengan kata-kata, tiba-tiba si beruang kecil datang, membuka kunci pintu kamarku dengan sedikit paksaan. Tanpa izin dia memutar kunci itu dari balik jendela. Sesaat kemudian ia berhasil membuka pintu itu, dan memamerkan senyum kemenangan yang menyebalkan.

Ah, padahal aku ingin sendiri. Aku tak mau siapapun mengganggu. Aku sudah tau gelagat si Beruang kecil. Dia pasti akan mengintai apa saja terutama HP. Yang menjadi favoritnya adalah Survivor, Snake, Club Pinball, Nature Park dan games yang lainnya. Dasar Beruang kecil. Tak cukup dia berlompat-lompat dilantai kamarku tadi sore yang menimbulkan guncangan berkekuatan 5 SR, hampir menyamai besaran gempa dibeberapa daerah di Indonesia akhir-akhir ini, kini ia kembali menganggu ketenanganku. Kali ini menghidupkan ring tone Hp dengan suara keras. Grrrrrrrr… Beruang kecil………….

Meski tlah ku katakan, aku ingin menulis, aku ingin sendiri, aku tak ingin diganggu, eh..si beruang kecil tak peduli. Dengan cueknya, dia membaringkan tubuhnya di kasur sambil asyik menekan tuts hape-ku. Benar-benar beruang kecil yang menyebalkan. Beruang yang terkadang menyebutku gajah. Beruang dan Gajah…? Perbandingan tak sepadan. Tak Adil. Dasar beruang kecil….

Hahaha…

Tapi karena si Beruang kecil aku jadi sedikit terhibur. Meski amat sangat terganggu dengan kehadirannya, tapi si beruang kecil menjadi teman sesaatku malam minggu ini.

Hmm Dasar Beruang kecil…

Saturday, July 17, 2010

"Jiwa-jiwa itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah" (Rasulullah SAW)

Friday, July 16, 2010


"Sesungguhnya segala amal itu tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai yang diniatkannya. Maka, barangsiapa hijrah karena ALLAH dan Rasul-Nya, maka hijrahnya diterima ALLAH dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang niat hijrahnya untuk dunia yang akan diperoleh atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya akan sesuai dengan apa yang ia niatkan" (H.R. Bukhari Muslim)

Thursday, July 15, 2010

"Orang yang melewati satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang ia tunaikan atau suatu fardhu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan, maka ia telah durhaka kepada harinya dan menganiaya dirinya sendiri." ( Yusuf Al Qordhawi)

Wednesday, July 14, 2010

" Para pemenang adalah mereka yang mampu bersuara dengan kebaikannya.
Mampu berdendang dengan karya gemilang. Bernyanyi dengan prestasi yang dimiliki.
Dan tetap bersenandung meski kesulitan mengepung" (Solikhin Abu Izzuddin)


Ketakutan kadang membenamkan kita pada kubangan yang dalam.
Kita tak berani memperlihatkan diri,bahkan menengok dan menegakkan kepalapun terasa amat sulit dilakukan.

Kita takut dikomentari. Kita takut dikritisi. Kita takut diberi label. Dan kita takut berpindah pada zona nyaman tanpa gangguan.

Itu yang kurasakan ketika mencoba untuk menulis. Mencoba untuk menshare apa yang aku fikirkan, dan apa yang aku rasakan. Awalnya muncul perasaan tidak PeDe. Bisakah saya menulis? Mampukah orang memahami apa yang saya tulis? Baguskah tulisan saya? Adakah yang mau membaca dan mengomentari?

Ketika membaca tulisan kawan-kawan yang lain yang begitu luar biasa..
Terkadang rasa takut dan minder itu menjadi berlipat-lipat...

Ada teman yang menulis dengan begitu puitisnya hingga mengaduk-aduk perasaan pembacanya,

Ada teman yang menulis dengan logika-logika dan bahasanya yang sungguh cerdas dan menggugah,

Ada juga teman yang menulis dan buku-bukunya sudah beredar di toko buku ternama.

Pertanyaan selalu muncul; sudah seperti apakah kualitas tulisan saya?

Apakah hanya sekedar berfungsi sebagai diari untuk menghilangkan rasa sepi^_^ atau sudah mampu memberi inspirasi, motivasi dan manfaat untuk orang lain?

Yah, tentu untuk menjawab pertanyaan itu saya juga membutuhkan orang lain...

Tentu saja orang yang mau dan bersedia dan meluangkan waktunya untuk membaca tulisan-tulisan sederhana dan pemula seperti saya...

Tapi...
Seperti nasehat-nasehat para penulis terkenal..
Intinya jangan pernahh berhenti menulis...
Menulis apa saja, kapan saja dan dimana saja..
Menulis banyak manfaatnya minimal untuk diri sendiri..
Menulis bisa menghindari kita dari penyakit pikun...
dan tentu saja menulis bisa membebaskan ketakutan-ketakutan ..
Tak peduli apakah orang akan membaca atau tidak
Yang penting tetaplah menulis dan menulis...

Started from d' begining...

Pagi yang cerah.
Matahari tersenyum, langitpun bernyanyi.

Aku berjalan menyusuri lorong kehidupan yang telah ditakdirkan.
Sempat beberapa waktu mencicipi nikmatnya fasilitas kuda beroda dua, kini saatnya kembali kemasa-masa awal, yaitu lebih memanfaatkan potensi kaki yang diberikan oleh ALLAH^_^

Terasa tak ada yang hilang semua berjalan seperti apa adanya.
Aku bisa kembali melihat pedagang nasi kuning dan gorengan ditepi trotar sambil menganggukkan kepala tanda menyapa selamat pagi,

Melihat stand penjual bubur yang selalu ramai dikunjungi peminatnya,

Melewati rumah makan Padang, sesekali bercengkrama singkat dengan karyawan yang wajahnya sudah tidak asing,

Tersenyum melihat seorang ibu yang tengah membawa dua kantong besar belanjaan,

Berjalan melewati pertokoan yang pintu-pintunya masih tertutup rapat,

Mengomentari jalanan yang selalu padat ditemani asap-asap yang menimbulkan polusi,

Ini sebuah keindahan...
Ini sebuah kenikmatan...
dan ini sebuah kesyukuran...

Aku sadar, saat-saat diberi fasilitas kendaraan bermotor, aku kehilangan moment-moment bertegur sapa dengan orang-orang yang ada disekitarku. Aku kehilangan saat-saat berbincang singkat dengan orang-orang yang tersenyum ramah padaku. Aku hanya peduli dengan seberapa cepat kilometer/jam membawaku ketempat tujuan.Dan aku menjadi manusia yang sibuk dengan diri sendiri.

Kini aku merasa ada sesuatu yang hilang, namun dibalik itu, aku mendapatkan sesuatu yang lebih besar.

Ignore Children


Ketika kita melihat anak-anak jalanan dilampu merah, pernahkah kita bertanya siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap keberadaan mereka?

Ketika kita melihat bocah-bocah dibawah lima tahun masih berkeliaran dimalam yang dingin untuk meminta belas kasihan para pengendara motor dijalanan, pernahkah kita bertanya siapakah yang paling bertanggung jawab atas keberadaan mereka?

Ketika kita melihat anak laki-laki maupun perempuan yang mulai beranjak aqil baligh, hidup dijalanan dengan mengemis, mengamen, meminta-minta, pernahkah kita bertanya siapakah yang paling bertanggung jawab atas keberadaan mereka?

Apakah,
Ibu mereka?
Ayah mereka?
Keluarga?
Lingkungan?
Ketua RT?
Ketua RW?
Kepala Desa?
Kepala Daerah?
Pemerintah Pusat?
DPR-MPR?
Para Mentri?
Presiden?
atau
Kita?

Kompleks dan dilematis.
Jumlah anak jalanan terus bertambah. Mulai dari bayi yang belum bisa menginjakkan kakinya sendiri di tanah sampai dengan anak remaja yang seharusnya mencicipi pendidikan yang layak di bangku sekolah.

Siapa yang tak miris melihat bayi kecil dalam gendongan orangtuanya berpanas-panas dilampu merah menemani sang Ibu (entah ibu asli atau palsu) mengadahkan gelas plastik kosong kejalanan yang dipadati kendaraan?

Siapa yang tidak miris melihat laki-laki yang baru beranjak remaja namun sebagian tangannya dipenuhi dengan tatto, kemudian bernyanyi sambil bergitar mengharap receh demi receh dari orang-orang yang berempati?

Sedih memang.
Tapi mencari siapa yang harus disalahkan atas semua yang terjadi juga tidak akan menyelesaikan masalah.

Semoga fenomena yang mengerikan ini bisa hilang minimal berkurang. Tak terbayangkan akan menjadi apa mereka kelak jika sedari dini mental mereka telah terkontaminasi sedemikian rupa.

Kini saatnya kita bertanya?
Apa yang bisa dan harus saya lakukan?

Nasehat ALLAH


Ketika kita dihempaskan pada suatu masalah dan kemudian terasa buntu..biasanya kita akan datang kepada ALLAH untuk mengadu bahkan sampai menangis tersedu-sedu sambil berkata...
" Allah kenapa semua ini terjadi?"
" Kenapa masalah ini begitu berat?"
" Allah bantu hamba menyelesaikan masalah ini.."
" Mudahkanlah ya ALLAH... tunjukan jalan yang terbaik..."

Sesaat kita merasa lega dan berharap masalah akan selesai dan ALLAH akan memberikan jalan keluarnya segera. Tapi tidak. Tidak secepat itu dan tidak semudah itu.

Terkadang ALLAH membiarkan kita waktu beberapa lama untuk larut dalam masalah tersebut. Mungkin ALLAH ingin melihat bagaimana kita menyelesaikan suatu masalah yang mungkin amat sangat sederhana or nothing di mata-Nya..

Bisa jadi ALLAH juga ingin melihat seberapa besar trust kita kepada-Nya... Akankah kita akan tetap yakin ALLAH Maha Segala atau kita malah lari dan berkata " ALLAH tidak adil.." Naudzubillahi min dzalik, semoga kita masih bisa berfikir waras ketika dihadapkan pada suatu masalah.

Terkadang cara ALLAH menasehati hamba-Nya juga sangat unik. Inilah yang aku temui beberapa waktu yang lalu. Setengah hari bersama seorang teman yang amat sangat tidak direncanakan ternyata memberikan penguatan yang sungguh luar biasa. Tak peduli apakah kasus yang dihadapai sama atau tidak yang jelas dari pertemuan itu aku berfikir ALLAH sedang menasehatiku, memberikanku penguatan dan mengatakan "Hei lihat...hambaKu yang lain juga tak luput dari Ujian-Ku.. Jadi kenapa Engkau bersedih... Perhatikanlah..bagaimana orang-orang yang sukses keluar dari ujian yang bertubi-tubi... Tidakkah kau berfikir? "

" Iya ALLAH, hamba melihat contohnya nyata bagaimana seorang harus menghadapi kenyataan hidup yang amat berat, bahkan bertahun-tahun lamanya... maka masih pantaskah hamba mengeluh dengan masalah yang sekecil ini?"

Aku tersadar. Aku memang sedang diberi sebuah study case oleh-Nya, tapi, kamu, dia, mereka dan semua juga diberi masalah... hanya saja bentuknya berbeda-beda bahkan ada yang kualitas ujiannya lebih kelas kakap... jadi mengapa aku harus putus asa? Bukankah setiap masalah ada jalan keluarnya?

Yah..
Hari yang indah...
Seindah hatiku menikmati masalah-masalah dalam hidup...
Aku bersyukur...
Allah masih mengingatku...
Memberikan ujian untuk meningkatkan kualitas Iman dan hidupku...
Meski ujian ini selesai, aku harus siap dengan ujian-ujian yang lainnya...
Maka kunikmati satu ujian ini, dan berharap semoga ALLAH berkenan menaikkanku pada "kelas" yang lebih tinggi.... Amin

Saturday, July 03, 2010

Tuhan,
Jika aku terlempar dalam jurang yang dalam
yang membuat aku jauh dari-Mu,
maka angkatlah aku.
Perkenankan aku untuk berdiri di jalan-Mu
Izinkan aku menikmati indahnya hidayah-Mu hingga mataku terpejam.

Tuhan,
Jika khilafku melampaui batas,
jika taubatku tak berbekas,
maka dekatkanlah aku dengan orang-orang yang mencintai-Mu,
Agar bertambah kecintaan dan ketaatanku, pada-Mu.

Relax

Aku berlari mengejar udara segar untuk bernafas,
Aku merindukan;
privasiku,
kesendirianku,
kebebasanku,
dan kemerdekaanku sebagai manusia.

Meski sekejap,
ku kejar juga keheningan itu.
Keluar dari hiruk pikuk yang menjemukan.

Aku hanya butuh diam,
dan kemudian bermain dengan pena dan kertas-kertasku.

Itu lebih dari cukup.

Alis Gundul

Tidak seperti biasa, wajahnya tidak disapu dengan make up. Dan lihat lah alis itu nyaris gundul. Itulah yang menarik minatku. Aneh saja melihat laki-laki tanpa alis mata. Bukan karena dia diciptakan tanpa alis mata tapi alis mata itu memang sengaja di babat habis, agar terlihat lebih cantik.

Bella, my neighbour...
Manusia unik yang tak jelas gender-nya.
Selalu berpakaian sexy "u can see"
ditambah semua serba ketat dan serba pendek.
Rambut terurai panjang dengan warna kepirangan..

Bella paling senang jika ada laki-laki yang menggodanya...apalagi jika ada yang bilang dia sexy... Hmmm...padahal orang buta pun tau walau "cantik" tetap saja Bella itu seorang manusia berjenis kelamin laki-laki.

Seperti saat itu, dia tersenyum sumringah ketika sekelompok laki-laki kurang kerjaan bersuit-suit memanggil Bella. Dan entah kenapa aku harus berada di TKP dan melihat pemandangan yang . . . .

Tulisan ini memang tak penting,
amat sangat tak penting malah!!!
Aku hanya amaze aja ternyata alis mata Bella nyaris gundul.

Friday, July 02, 2010

Life is Beautiful

Lepaskan saja rasa kesalmu..
jika perlu teriak lah..
pandangi langit biru
kemudian hempaskan kegalauan didadamu...

sakit itu pasti..
karena kita manusia yang punya rasa?
Tak usah hiraukan kicauan angin yang menganggumu..
Anggap saja bagai melodi penyemangat hidup..

Mau ku beri tahu sebuah rahasia?
Yah rahasia yang membuat hatimu sedikit lega?
Pandangilah wajahmu dicermin...
Kemudian tersenyumlah..

Disana kau akan lihat bayangan indah
dan itulah dirimu...
Makhluk yang beruntung...

Aku juga pernah sedih
aku juga pernah menyesal
aku juga pernah hancur berkeping-keping..

tapi ketika kusadar tidak bisa mengulang waktu..
aku pun hanya bisa terus melangkah...

menguatkan kaki-kaki ku..
dan sesekali berpenggangan pada penyangga yang kunamakan sahabat...

Hidup ini indah..
Meski ia terkadang berbalut masalah yang rumit..
Tapi tetap saja hidup itu indah..
karena ia hanya akan dijalani sekali saja di dunia ini...

Manusia Biasa

Aku hanya manusia biasa.
Jadi wajar jika aku pernah berbuat salah.
Kamu pun juga manusia biasa kan?
Kupastikan kamu juga pernah bersalah..

Tapi apakah begitu caranya,
mencaci maki kemudian menghujat ketika aku lupa?
Ingat lo.. aku cuma manusia biasa?
Aku bukan kawanan malaikat
dan aku bukan kawanan nabi...

Jadi bolehkah kau angkat aku dari kesalahan ini?
Pantaskah aku mendapatkan sebuah nasehat yang lembut?
Aku ingin berubah..
Yah berubah menjadi lebih baik lagi..

Aku memang tengah mengarungi jalan yang agak berbelok
namun dapat kupastikan dasarnya adalah lurus,
Namun untuk mencapai jalan itu aku berbelok-belok dulu..
Tak bisa kah kau pahami?

Baik..
Baik..
Aku tak memaksa..
dan tak akan memaksa..
Fikirlah semaumu...
Bertindaklah sesukamu..

Aku hanya manusia biasa..
Jangan pernah lupa itu...

Susah...

susah jadinya
benar-benar serba susah..
lain di hati
lain pula yang terjadi..

tak mungkin mengunci rapat mulut orang tuk diam..
tak mungkin...
mereka bebas berkomentar..
mereka berhak bicara...
dan mereka berhak berpendapat...
bukankah itu hak azasi mereka?

susah juga jadinya..
mau cuek pun terganggu...
benar-benar susah...
tak merespon bisa sakit gigi.
dilematis..

susah benar jika mendengar omongan orang
semua jadi serba salah

Happy News

Berita bahagia hilir mudik akhir-akhir ini...
Ada beberapa teman yang sudah dan akan segera menikah..
Dan ada juga yang sedang heboh mual-mual bin ngidam...

Mulai yang tengah berbunga-bunga sedang proses ta'aruf sampai yang deg-deg-an menunggu sang buah hati....

Semua cerita kutampung disini, dalam senyumanku yang tulus...
Mencoba menekan rasa iri, dan meluangkan separuh hati untuk berbahagia demi teman-teman dan sahabat tercinta...

Kelak masa itu kan juga jadi milikku..
Aku tak pernah ragu dan tak perlu bersedih hati..
Semua hanya masalah waktu..
Yah waktulah yang kan menjawab..
Pangeran mana yang kelak diturunkan ALLAH untukku..

Menunggu masa itu...
Aku kan bernyanyi bersama waktu..
merajut mimpi-mimpi sambil bertasbih memuji-Nya
Semangatlah ladies...^_^