Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, May 30, 2011

Masihkah ada rasa malu dihatimu?


" Jika rasa malu telah hilang dari dirimu, maka berbuatlah sesukamu."

Allah menciptakan rasa malu tentu bukan dengan sia-sia. Bahkan malu menjadi ciri seorang yang beriman. Malu sangat membantu kita agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, dan rasa malu itu sangat penting agar kita tidak sama dengan makhluk ALLAH yang lain (baca; binatang).

Satu hal yang patut kita syukuri, apabila rasa malu itu masih bersemayam dihati dan pikiran kita. Jika kita masih merasa malu melanggar aturan-aturan Tuhan, malu berbuat dosa, malu melakukan tindakan yang tidak terpuji, malu mendzolimi orang lain, malu tidak menegakkan etika pergaulan, malu tidak berkata sopan dan lain-lain sebagainya, maka kita patut berbangga itu artinya kita masih manusia.

Dalam kehidupan sekarang ini, kita mungkin merasa sedih dan miris. Rasa malu sepertinya sudah menjadi sesuatu yang hampir punah, terutama dinegeri ini. Tak sulit mencari contoh dalam kehidupan sehari-hari kita, seperti ada yang berlomba-lomba mencari kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, ada yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme untuk mencari keuntungan pribadi, ada yang saling menghujat dan membuka aib di depan umum, ada yang senang mengumbar aurat di depan umum dan lain-lain.


Namun intinya, tak perlu mencari jauh-jauh, cukup lihat saja diri sendiri. Masihkah ada rasa malu itu tersisa di dalam dada? Masihkah adakah rasa malu di hadapan-Nya? Masihkah ada malu dihadapan manusia?

Semoga Tuhan masih berkenan menitipkan rasa malu itu pada kita, agar kita masih bisa disebut sebagai manusia.

Flamboyan, 2011

Monday, May 23, 2011

Sepatah Kata untuk Bidadari Syurga...


Sudah 3 hari berlalu semenjak Ia pergi menghadap kekasihnya... Tapi cerita tentang kebaikan-kebaikannya, belum juga usai. Bahkan semakin hari semakin banyak yang bersaksi dan mengakui keluarbiasaannya, keteguhannya dan komitmennya terhadap dakwah.

Wanita sederhana itu sudah sering kudengar namanya bahkan semenjak SMA dulu. Tak tahu betul siapa dia sebenarnya, tapi dia sering dijadikan contoh nyata, muslimah yang bisa diteladani. Meski sibuk dengan aktivitas dakwah yang luar biasa, meski menjadi publik figur yang memiliki jam terbang yang tinggi, tapi ia tidak melupakan kodratnya sebagai seorang istri dan Ibu dari 13 orang anak. Ia sering berpesan kepada para muslimah untuk terus menjaga kesehatan dan kualitas makanan yang dikonsumsi, agar kelak mampu melahirkan generasi-generasi yang handal.

Dan perempuan mana yang tidak cemburu padanya. Wanita super sibuk itu berhasil melahirkan anak-anak sholeh, hafidz dan hafidzah. Subhanallah. Dan moment yang paling romantis menurutku, ketika ia dan suami-nya berpegangan tangan dan saling memuraja'ah AlQuran (menurut pengakuan Salim A. Fillah). Bunda, sungguh aku cemburu padamu. Sangat cemburu. Bagaimana mungkin engkau masih bisa membaca AlQuran minimal 3 juz/hari dalam keadaan yang sangat sibuk???

Dan beberapa bulan yang lalu. Takdir mempertemukan kami. Wanita yang sering kudengar namanya itu berdiri dihadapanku. Ia begitu semangat menyampaikan kabar tentang saudara-saudara seimanku di Palestina sana. Yah, dia adalah salah satu muslimah negeri ini yang diizinkan-Nya untuk menginjakkan kaki di negeri para syuhada, Palestina. Mendengar setiap rangkaian kata yang di ucapkannya, hanya membuat kepalaku semakin tertunduk. Malu pada-Nya. Malu karena aku belum mampu berbuat apa-apa.

Kala itu, Allah mengizinkan kita berjabat tangan dan aku menciumi kedua pipimu. Begitu jelas keteduhan dan kesahajaan di wajah itu. Wajah yang mengingatkanku akan Tuhanku yang Maha Agung. Namun, tak kusangka pertemuan itu menjadi awal dan terakhir untuk kita. Karena DIA telah memilih-Mu dan mengajakmu terlebih dulu untuk pergi menghadap-Nya.

“Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat, mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita Khadijah Al-Kubro yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Ataukah dengan Hafshah binti Abu Bakar yang dibela oleh Allah saat akan dicerai karena shawwamah dan qawwamahnya? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedangkan aku, ehm 500 juga belum. Atau dengan Ummu Sulaim yang shabirah. Atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad. Atau dengan siapa ya Allah, tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka… sehingga aku layak bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di taman Firdaus-Mu.”

Itulah curahan hatimu yang terakhir. Sebuah cita-cita yang sangat indah, dan tentunya ini juga menjadi impian setiap muslimah. Semoga kini, engkau berbahagia disana, dan semoga ALLAH berkenan mengabulkan keinginanmu tersebut.

Selamat, jalan Bunda Yoyoh Yusrah,

Kita semua pasti akan menyusulmu, semua hanya masalah waktu.

Semoga ALLAH berkenan mempertemukan kita semua ditaman Firdaus-Nya.

Amin Ya Rabbal'alamin.



Flamboyan, 2011

Wednesday, May 18, 2011

Silent is better


Tuhan,
ada kalanya diam itu terasa jauh lebih indah,
tanpa saling berkata dan tanpa saling menyapa.
Tapi di balik kesunyian itu ada Engkau,
yang mengamati setiap detik gerak-gerik yang terjadi.

Tuhan,
kesendirian dalam ketenangan itu,
ternyata jauh lebih mendekatkanku kepada-Mu.
Dalam kesepian malam, tak ada lagi harapan yang tercipta,
kecuali pada Engkau Rabb seluruh alam.

Ku serahkan derai-derai airmata ini untuk-Mu,
kupersembahkan segala sujud yang tak sempurnaa ini hanya pada-Mu,

jika memang keheningan ini membuatku lebih terjaga dari segala tipu daya yang menyiksa, aku rela, Tuhan.

Dan yakinkah diriku untuk terus tetap memilih-Mu diatas segalanya.

Rabb,
semua terasa sangat indah,
setiap kesakitan-kesakitan yang menghujam jiwa,
seolah-olah menjadi perekat yang membuat hati ini ingin selalu dekat dengan-Mu.

Pilihlah aku sebagai salah satu hamba-Mu,
Pilihlah aku sebagai salah satu hamba-Mu,
Pilihlah aku sebagai salah satu hamba-Mu,

karena kurasakan, tak ada lagi kedamaian,
selain berserah kepada-Mu.

Flamboyan,2011
in the dark of the night,
the lonely hamba write to her God...

Tuesday, May 17, 2011

Terimalah bahwa engkau
tak mungkin sepenuhnya benar,
seperti juga mereka tidak seluruhnya salah.

Itulah adil.

Terimalah bahwa yang ada padamu
adalah yang terbaik,
yang harus kau lebihkan upaya
untuk membaikkannya.

Itulah bersyukur.

Terimalah bahwa jika yang kau lakukan
adalah kebaikan, kebaikanlah
yang akan mencarikanmu jalan.

Itulah ikhlas

Tuhan menenteramkan jiwa yang adil,
bersyukur, dan ikhlas.

Mario Teguh

Monday, May 16, 2011

I'm searching on You...

Sepi, sendiri
Terjebak di episode hari.

Memaksakan hati untuk berkata, everything is OK...
Nothing problem, aku baik-baik saja....
Yah, tak usah khawatir, semua kan berlalu.....

Perlahan-lahan diri kemudian bersembunyi,
dibalik senyuman yang menyapa setiap naluri yang singgah.

Lelah, itulah yang tersisa.
Kepalsuan hanya obat penyembuh sesaat,
yang kan berubah menjadi penyakit akut yang kronis.

Dan saatnya kini melepas itu semua,
melangkah pergi untuk merubah hidup yang jauh lebih baik.

Tak kan pernah ada sandaran setia kecuali Dia.
Tak ada tempat untuk menggantung harapan selain Dia.
Tak ada air mata yang tumpah kecuali karena kelembutan-Nya.
Tak ada lagi rasa sakit melainkan Dialah penyembuhnya.

Semua ada pada-Nya.
Jadi apa lagi yang kucari?

Flamboyan,
May, 2011

What a Day?

Tidak satu manusiapun yang tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, bahkan sedetik kedepan pun tak ada yang bisa memprediksi. Manusia hanya bisa merencanakan langkah, membuat strategi, dan menyusun rencana, namun the final decision tetap ada pada-Nya.

Seperti Ahad ini, ketika aku berniat menghindari kemacetan dengan melewati ring-road, ternyata rencana itu malah membuat perjalanan semakin panjang. Cuaca yang tadinya masih mendung, di tengah perjalanan berubah menjadi hujan. I never predict it before, jalan ring-road menjadi macet total, ini tentu hal yang langka terjadi di jalan yang mestinya bebas hambatan. Ternyata hujan telah terlebih dahulu singgah di daerah ini, dan karena tidak sanggupnya saluran air menampung hujan, atau mungkin meluapnya air sungai membuat air tumpah ke jalanan. Dan terjadilah banjir yang kedelamannya hingga lutut.

Tak ada lagi jalan untuk berputar arah. Karena kini aku terjebak diantara hamparan kendaran yang berjalan merayap. Dingin dan basah. Sedikit kesal dengan rencanaku yang ternyata meleset total, "hmm, andaikan aku memutuskan untuk lewat jalan kota saja, meski sering terkena lampu merah tapi mungkin tak separah dan selama ini." Namun, aku sadar apapun yang terjadi ini Takdirnya. Allah mengizinkanku untuk terlibat dalam kondisi ini bersama ratusan atau mungkin ribuan orang lainnya yang bernasib sama denganku.

Suasana semakin mencekam, ketika sirine mobil polisi tak henti-hentinya mengaung. What a hell!! Kepanikan bertambah. Sekarang tidak lagi memikirkan bagaimana menembus genangan air yang tinggi tapi juga memikirkan kenapa sirine itu ribut sekali. Setelah berada lebih dekat dengan mobil polisi, barulah ku tahu, ada seorang anak yang tengah berlumuran darah tergeletak tak berdaya di bak mobil polisi. Kini ia terguyur hujan, terjebak banjir dan bertaruh nyawa. Ya ALLAH, seketika itu aku merasa sangat beruntung. Meski terjebak dalam kubangan air, aku masih dalam kondisi sehat wal afiat. Jadi masih pantaskah lagi mengeluh???

Melihat itu aku hanya bisa diam dan berusaha untuk tidak lagi mengeluh. Keputusanku untuk melewati jalan ini dan menyaksikan pemandangan yang tidak mengenakkan merupakan takdirnya. Yah, Takdir. Bukankah ALLAH yang menggerakan hatiku dan motorku hingga berbelok arah menuju jalan yang tak biasa kutempuh?

Jalani, inilah pembelajaran hari ini. Apapun yang sudah menjadi kehendak-Nya, tak perlu disesali, tak perlu mengeluh, yang sudah terjadi ya terjadilah. Tak akan bisa manusia mengubah waktu. Yang harus dilakukan adalah hadapi dan jalani apa yang terjadi. Inna maal usri yusra, fainna maal usri yusra....

Ahad,
May 15th, 2011