Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, November 28, 2011

Are you a happy single??


Apa pertanyaan yang paling sensitif bagi wanita single berusia 25 tahun ke atas?

Yup, kapan menikah. Dan akupun merasa seperti itu, menjadi sangat hipersensitif dan alergi (lebay..) ketika ditanya tentang menikah.

Tadinya, aku termasuk orang yang sangat cuek. Bagiku, urusan menikah adalah urusan rezeki masing-masing orang. Ada yang dikasih cepat ada yang dikasih ujian dulu. Jadi, ya jalani saja, jika memang waktunya sudah tiba, jika ALLAH sudah menurunkan SK, jika menurut ALLAH sudah memenuhi kebutuhan untuk menikah, jika menurut ALLAH itu memang yang terbaik, maka pasti akan kejadian juga. Kun Fayakun.

Tapi lama-lama, aku menjadi susah juga untuk cuek. Kemana kaki melangkah, seolah-olah setiap orang memiliki settingan pertanyaan yang sama, "kapan menikah?". Hmm... kapan ya... Wallahualam. Pertanyaan yang terkadang terdengar sangat menyebalkan tapi penuh motivasi dan tantangan hehehe.....

Bahkan adikku yang masih SMA pun sudah berani menasehati. "Oh tidak...".

Nah, pertanyaannya selanjutnya trus kenapa belum menikah?

Ini yang paling susah juga mencari alasannya, "Why?".^_^. Setiap orang tentu punya alasan. Aku pun juga. Alasan yang paling tepat menurutku adalah belum ketemu jodoh saja, jadi belum bisa menikah..hehe...

Setiap wanita normal pasti menginginkan bisa menikah. Bisa memiliki pendamping hidup. Bisa memiliki pasangan. Itu sudah naluriah dan sunatullahnya. Tak ada wanita yang ingin sendiri sepanjang hidupnya. Tak ada wanita yang ingin kesepian. Dan tak ada wanita yang ingin jomblo selamanya.

Tapi kan kembali lagi, rezeki masing-masing orang itu ya beda-beda. Ada yang sekali proses, lanjut. Ada yang harus melewati beberapa proses dulu, ada juga yang ga' proses-proses (lho maksute opo ki point terakhir..^_^).

Memang susah terkadang. Mungkin masing-masing wanita single bisa saja kuat, bisa saja menegarkan diri, bisa saja memiliki keyakinan yang amat penuh terhadap Takdir ALLAH, tapi terkadang semua akan sangat di uji dengan stigma masyarakat.

Terkadang menjatuhkan punishment atau judgement terhadap seseorang amat sangat mudah dilingkungan masyarakat. Tanpa mengusut latar belakang dan tanpa memperhatikan efek psikologis si "tersangka", cap itu sangat mudah untuk dijatuhkan.. (wuah berat ini bahasannya^_~)

Meski, agak stress juga seperti dikejar-kejar deadline hehehe..., tapi aku mencoba untuk kembali merenungi niatku untuk menikah itu karena apa. Apakah hanya karena ingin terbebas dari stigma masyarkat, atau ingin terbebas dari pertanyaan kapan menikah, atau karena faktor umur, atau hanya karena teman-teman sudah pada menikah? Jika niatnya memang hanya karena itu, maka kualitas niat untuk menikah menjadi amat sangat rendah sekali.

Tentu kembali meluruskan niat. Bukankah apapun yang kita lakukan didunia ini semata-mata hanya karena ALLAH? Jadi apapun prosesnya, jatuh bangun, bahagia, sakit dan terluka tidak akan memberikan efek yang begitu besar, kalo kita yakin ALLAH MAHA TELITI dan MENGETAHUI.

Kalo prosesnya gagal, Alhamdulillah berarti ada yang lebih baik lagi yang akan diberikan oleh ALLAH. Kalo prosesnya lancar, Alhamdulillah, akhirnya yang terbaik itu sudah ditakdirkan.

Nah, so there's no reason to be an unhappy single, right?. Yup, jalani saja. Sambil menuggu waktu itu tiba, kita bisa mengupgrade diri menjadi pribadi yang lebih matang dan berkualitas. Kita bisa menikmati masa-masa single, karena masa-masa inilah yang kelak akan amat sangat dirindukan ketika sudah menikah.

So, hidup adalah pilihan. Maka pilihlah untuk menjadi pribadi berbahagia apapun kondisi yang diamanahkan oleh ALLAH. Salam Super hehehe.....

Flamboyan yang cerah,
Terima kasih ALLAH.

No comments:

Post a Comment