Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, December 07, 2009

Bahasa Sehat dan Bahasa Sakit

Oleh Nini Wahyuni

Dalam sebuah konfrensi, bertemulah dua kubu yang saling bersebrangan. Pada hakekatnya mereka adalah sama, namun mereka bertolak belakang dalam sifat. Inilah sepenggal dialog keberbedaan mereka.

Bahasa sehat

Perkenalkan, aku bahasa sehat. Aku adalah alat komunikasi verbal. Aku bersifat formal dan taat akan kaidah-kaidah yang berlaku. Aku diberi nama bahasa Indonesia. Dan aku adalah bahasa persatuan.

Bahasa sakit
Perkenalkan, gue bahasa sakit. Gue ga’ ngerti kenapa orang bilang gue sakit. Padahal selama ini gue ngerasa sehat wal afiat. Yang jelas, gue ga’ suka dengan sesuatu yang formal, kaku apalagi jika terkait dengan EYD. Sorry, ga’ gue banget gitu loh!!! Asal lo tau, gue lahir atas nama kreativitas.

Bahasa sehat
Maaf bahasa sakit, bisakah Anda lebih sopan? Terus terang, keberadaan Anda selama ini sangat mengusik saya. Tahukah Anda bagaimana para pendahulu memperjuangkan saya agar ada? Dan tahukah Anda betapa pentingnya keberadaan saya di negeri ini? Kenapa Anda tiba-tiba hadir dan mengacaukan segalanya?

Bahasa sakit
Ups…sorry, gue ga’ ngerti maksud lo… Gue mengusik Lo…? Gue ganggu Lo…?

Bahasa sehat

Ya.. Anda amat sangat mengganggu saya. Anda masih ingat kan bagaimana Muhammad Thabrani dan kawan-kawan memperjuangkan saya? Dan saya lahir bukan tanpa sebab, tapi atas sebuah niat yang luhur. Anda tau, ada aturan-aturan yang saya anut, ada sistem-sistem yang saya pegang. Tapi semua berantakan karena keberadaan Anda. Saya hancur berantakan. Apakah Anda sadar akan hal itu?

Bahasa sakit
Sorry, morry, don’t worry coy . . .
Tunggu . . . tunggu . . .
Satu hal yang mesti lo tau, gue hadir juga bukan tanpa sebab. Ingat, gue lahir karena kreativitas anak manusia. Lo kan tau manusia sama halnya dengan homo sapiens yaitu makhluk yang berpikir. Dan gue lahir atas pemikiran-pemikiran itu. Jadi gue juga mempunyai sistem, gue mempunyai aturan….

Bahasa sehat
Sistem?
Aturan?
Sistem dan aturan macam apa?

Bahasa Sakit
Oke…gue jelasin ke lo… dalam kamus gue lo bisa membuat aturan dan sistem sendiri, contohnya lo bisa sebut Bapak dengan bokap, ibu dengan nyokap pembantu dengan pembokat. Kalo bapak membaca dan ibu menulis, lo bisa bilang Bapil membil dil ibil menil. Dan kalo anjing mengonggong, kucing mengeong, lo bisa bilang anjring menggronggrong, kucring menggreong.

Bahasa sehat
Aturan macam apa itu? Tak pernah sekalipun, aku melihat kata-kata itu halal di kamusku. Ingat, aku bahasa persatuan. Aku lahir dari semangat para pemuda Indonesia. Aku masuk dalam poin penting sumpah pemuda. Dan aku pemersatu keberagaman. Bhineka Tunggal Ika.

Bahasa sakit
Tapi lo jangan naïf, lo cuma dipakai tuk acara-acara formal yang kaku seperti pidato,presentasi, rapat-rapat, kegiatan dikantor, kampus dan disekolah….

Bahasa sehat
Tapi aku yakin, masih banyak masyarakat Indonesia yang konsisten menggunakanku dikeseharian mereka. Dan akulah yang membuat mereka terlihat terdidik dan intelek.

Bahasa sakit
Itulah kesalahan terbesar lo!! Lo cuma milik sebagian orang. Lo kan tau, berapa persen masyarakat Indonesia yang mencicipi bangku sekolah dan pendidikan yang layak? Lo hanya didapat di bangku sekolah… Sedangkan gue hadir dimana saja, jenis gue bejibun mulai dari bahasa gaul, punk, bahasa tukang ojek, supir, pedagang, kaki lima dan lain-lain…
Gue juga bisa masuk ke pergaulan anak remaja…Gue hadir di sms, telepon, chatting, facebook,twitter, blog, dll.
Dan orang yang lo bilang intelek, ketika berdebat dan ingin memenangkan hawa nafsunya, juga make gue… si bahasa sakit…

Bahasa sehat
(hanya bisa terdiam….)

Bahasa sakit
Hahaha…ayo, lo mau bilang apalagi?
Lo juga sependapat kan dengan gue?
Hahaha…..

Bahasa Sehat
Ya Tuhan,
seperti itukah kenyataannya?
Apakah aku hanya sekedar alat formalitas yang penuh kekakuan?
Dimanakh kedudukanku sekarang ini dikehidupan manusia Indonesia?
Masih adakah generasi muda yang bangga padaku dan melestarikanku?
(menitikkan air mata…..)

Bahasa sakit
Hahaha…sorry bahasa sehat, bukannya gue ga’ berempati sama lo… Jujur menurut gue, kita berdua ga’ salah..yang perlu dipertanyakan adalah mental manusia Indonesia itu sendiri!!!

2 comments:

  1. Di balik penampakan itu ada metafisik. Jika aku pikirkan bahasa sehat ataui bahasa sakit sebagai bahasa maka itu adalah penampakannya. Tetapi jika aku ekstensikan bahwa bahasa adalah semua yang ada dan yang mungkin ada, maka bahasa yang sehat atau yang sakit itu meliputi tentang yang ada dan yang mungkin ada. Itulah metafisik. Seperti halnya yang telah engkau kerjakan di posting ini, yaitu jika yang engkau maksud bahasa sakit adalah mental manusia Indonesia yang korup sekarang ini. Renungkanlah.

    ReplyDelete
  2. Matur nuwun, Mr. Marsigit. Inilah sebenar-benar ilmu dan pengetahuanku.

    ReplyDelete