Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, December 07, 2009

Ontologi Diri

Oleh Nini Wahyuni

" Hidup tidak dimulai dari tadi pagi, juga tidak akan berakhir lusa nanti. Tapi jauh sebelum itu, juga jauh sesudahnya. Bukan bagaimana mati nanti, tapi bagaimana melewati hari untuk mati..."

Sinar mentari pagi masuk menembus kaca jendelanya, menyebarkan cahaya, melahirkan kehangatan dan menghadiahkan sebuah aroma kehidupan baru. Dalam keheningan yang tenang, dia terjaga dengan sebuah perenungan. Ontologi diri.

Tak terasa waktu telah menariknya sejauh ini. Jauh meninggalkan masa kanak-kanak dan remajanya. Seolah baru tersadar, bayangan-bayangan keceriaan, kebahagiaan dan hidup tanpa beban hanya tinggal mimpi-mimpi untuk dikenang.

Hampir 1/4 abad sudah ia menginjakkan kaki di bumiNya. Sebuah resolusi, baru saja menjadi sejarah. Ia keluar dari zona nyaman yang selama ini membuatnya terbuai, pergi dari kehidupan yang menawarkan akses kemudahan dan kenikmatan, membuang kemewahan yang selama ini melekat, kemudian menatap langit sambil berkata " Aku bisa berdiri diatas kakiku sendiri"

Ketika ikrar terucap,rintangan pun menghadang.Bagaikan karang ia tak lepas dari amukan gelombang, bagaikan dahan ia tak jauh dari tiupan angin yang kencang. Semua menjadi serba gundah, serba gelisah,dan serba penuh keluh kesah. Terkadang Ia goyah karena percikan gejolak-gejolak emosi. Ia lebih menonjolkan ego dan rasa ketimbang akal sehat. Ia bagaikan gelas kaca yang rapuh, mudah pecah dan hancur berkeping-keping.

Kemudian musim berganti...Sebuah akhir akan menjadi awal bagi sesuatu yang akan datang. Ia mencoba berdamai dengan dirinya sendiri. Memaafkan segala khilaf yang telah diperbuat. Dengan sebuah kesadaran ia pun yakin bahwa ia hanyalah seseorang yang lahir dari jama'ah manusia. Jadi wajar adanya jika segala bentuk kesalahan, dosa, aib dan caci maki ada padanya.

Muharram kan menjelang, momentum ini dijadikannya sebagai ajang bemuhasabah,syukur-syukur bisa membasuh segala dosa-dosa yang terlanjur dilakukannya.

Kini, sebuah kertas putih terkembang di depan mata dan tangannya telah siap untuk mengukir catatan-catatan kebaikan dan prestasi....

Semoga Tuhan memberikannya ke Istiqomahan...
Amin.

2 comments:

  1. Filsafat itu dapat terangkum dalam diri dan bukan diri, maka semuanya dapat meluruh ke dalamnya.Engkau akan menyadari bahwa dalam diri anda itulah engau menemukan yang ada dan yang mungkin ada. Maka hal yang demikian juga engkau temukan pada bukan diri anda. Maka berfilsafat itu bisa dimulai dari mana saja dan kapan saja oleh siapa saja.Renungkanlah.

    ReplyDelete
  2. Thanx a lot Mr. Marsigit. Saya akui berfilsafat itu ternyata tidak mudah, butuh perenungan yang dalam. Saya hanya mencoba untuk mengungkapkan sesutu berdasarkan apa yang saya miliki dan ketahui.

    ReplyDelete