Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, December 07, 2009

Kesalahan Tertinggi

Oleh Nini Wahyuni

Pertengkaran itu pecah disiang bolong yang panas. Aroma kemarahan menyeruak, bergabung dengan kebencian yang menari-nari dipelupuk mata. Segala caci maki terlontar dari mulut yang tak lagi berpenghuni. Nyanyian-nyanyian kekacauan pun akhirnya mengusik kenyamanan ahad yang damai.

Aaaghhh berisik....
Dunia ini bukan milik mereka...
Setiap orang berhak mendapatkan ketenangan...
Setiap orang berhak mendapatkan kenyamanan...
Setiap orang berhak menikmati minggu yang indah...

Tapi apalah daya seorang yagn lemah untuk berkata. Akhirnya hanya mampu menutup pintu dan melebarkan telinga, Apa yang menyebabkan setan berpesta siang ini?

Apa?
Ulangi sekali lagi...?
Mereka...
Mereka...
Mereka...
Me..re..ka
Pasangan sesama jenis?
Saling mencintai dan saling selingkuh?

Tiba-tiba rasa jijik memproklamirkan kemerdekaannya...
Rasa mual menyeruak hingga ke ulu hati...
Nafas mulai mencari peredarannya...
Persendian kehilangan darahnya...
Dan bibir pun mengambil andil untuk berkata..
Naudzubillahi min dzalik...

Sudah berabad-abad lamanya Luth wafat. Sudah beratus-ratus tahun kaumnya dimusnahkan oleh Dzat yang Maha Dahsyat. Tapi kenapa? Kenapa hal ini mesti terulang lagi?

Bukankah pasangan siang itu malam?
Pasangan hitam itu putih?
Pasangan besar itu kecil?
Pasangan tinggi itu rendah?
Pasangan langit itu bumi?
Pasangan pintar itu bodoh?
Pasangan kaya itu miskin?
Pasangan lapang itu sempit?
Pasangan tua itu muda?

Pasangan Adam itu Hawa?

Maka..pasangan wanita adalah laki-laki?

Kenapa jeruk harus minum jeruk???

Aaaghhhhhh.......
Semua rasa hormat itu tiba-tiba pupus...
Segenap rasa simpati menjadi mati...
Pertengkaran itu telah melahirkan kebencian dihati yang lain.

Ini tak seharusnya terjadi!!!
Kenapa??
Kenapa??
Kenapa??

Tanya hanya dijawab oleh kebekuan diam.

Pfffuh....
Tangisan hati mulai lirih..
Maafkan..
Maafkanlah mereka...
Menghujat tak menyelsaikan masalah..
Memaki hanya menimbulkan rasa dendam yang tak habis...

ALLAH...berikanlah kekuatan...
Berilah mereka kesadaran...
Kembalikanlah mereka pada sunatullahnya...
Dan sebenar-benar kesalahan tertinggi, adalah pintu taubat yang seluas-luasnya dari ALLAH Arrahman...Arrahim...

3 comments:

  1. Apakah yang engkau pikirkan jika aku sodorkan pemikiranku perihal: kesalahan terbesar, dosa tertinggi, kesalahan tertinggi, dosa terbesar, kesalahan di dalam pikiranku, kesalahan di luar pikiranku, kesalahan subyek, kesalahan obyek. Kemudian jika semua kata "kesalahan" aku ganti dengan "kebenaran"?. Atau semua kata "dosa" aku ganti dengan "pahala". Seberapa jauh kesadaran anda mampu menyertainya semua? Artinya apa yang engkau pikirkan tentang kesalahan, kebenaran, dosa atau pahala di luar kesadaran anda? Apakah engkau masih ingin memikirkannya. Maka aku akan menyaksikan bahwa semua uraian anda atas semua pertanyaanku itu adalah sebenar-benar filsafat anda. Sungguh penjelasanmu adalah pengetahuanmu, sedangkan sumbernya adalah pertanyanku. Metodenya adalah anti tesis dan sintesismu. Obyeknya adalah semua yang ada dan yang mungkin ada perihal kesalahan tertinggi. Itulah filsafat ilmu mu, yaitu si epistemologi mu yang selama ini engkau cari? Renungkanlah.

    ReplyDelete
  2. Ass..Sdr Nini Wahyuni ..apakah kita bisa memikirkan kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari? Apakah itu kesalahan terendah? Apakah kita bisa memikirkan kesalahan yang tak terampuni? Apakah itu kesalahan tertinggi? Apakah makna semantik dibalik terendah atau terkecil? Tertinggi atau terbesar? Apakah kesalahan dalam diri atau di luar diri? Bagaimana kesalahan hati dan kesalahan pikir? Kesalahan dunia? dst..maka renungkanlah.

    ReplyDelete
  3. Thanx a lot Mr. Marsigit. Semua pertanyaan memiliki jawaban yang relatif. Semua orang memiliki kadar sendiri mengenai besar dan kecil, tinggi dan rendah, dan lain-lainnya mengenai sebuah kesalahan. Ketika pertanyaan itu diajukan ke saya maka saya hanya akan mampu menjawab sebatas apa yang pernah saya lihat, dengar dan rasakan. Saya tau mungkin ketika saya menganggap satu kesalahan itu sangat besar dan tidak terampuni, maka bisa jadi bagi orang lain itu bukanlah suatu dosa bahkan mungkin suatu hal yang biasa. Menurut saya masalah dosa dan pahala hanya ALLAH saja yang mampu memutuskan.

    ReplyDelete