Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Wednesday, June 08, 2011

Never say . . .

Kesedihan adalah sesuatu hal yang paling kita hindari dalam hidup ini. Kita tidak ingin merasakan sakit, terluka, atau sesuatu yang bisa membuat kita sedih. Kalo boleh memilih, mungkin kita hanya akan memilih kebahagiaan. Tapi sayang pilihan itu tidak ada, dan tak akan pernah ada di dunia ini. Kebahagiaan abadi hanya ada setelah mati, itupun diperuntukkan bagi orang2 yang semasa hidupnya berani jauh dari kebahagiaan duniawi.

Suatu malam, ketika dalam perjalanan pulang menuju kost, seorang teman bercerita padaku bahwa akhir2 ini dia sering menjadi "tong sampah"-nya ibu RT. Dia seolah2 jadi tempat menampung uneg2 kerumah tanggaan para ibu2, dari A sampai Z. Lucunya, temanqu sendiri belum pernah menikah. Tapi yah, mungkin itulah keistimewaan dari temanku itu. Bisa jadi dia adalah orang yang amanah sehingga dipercaya sebagai tempat curhat.

Tiba-tiba saja mulutku menyeletuk, " Ibu-ibu itu merasakan pahitnya berumah tangga karena mereka dulu pernah merasakan manisnya berumah tangga. Mereka merasa sedih, karena mereka telah merasakan apa itu bahagia, mereka merasa susah karena sebelumnya pernah merasa senang, jadi apapun yang dirasakan adalah wajar."

Temanku tak membantah pendapat itu. Namun hatiku baru saja kaget mendengar apa yang keluar dari mulutku. Kata-kata itu seperti tengah mencemoohkan diriku sendiri.

Selama ini,
Aku bisa berkata " Aku sedih, sangat sedih...."
Itu artinya aku pernah merasa Bahagia, Sangat bahagia sehingga aku bisa mengartikan apa itu sedih...

Aku bisa mengatakan, "aku dalam keadaan susah, susah sekali.."
itu artinya aku pernah merasa lapang dan sangat dimudahkan sehingga aku kemudian bisa mendefinisikan apa itu susah...

Aku bisa mengatakan, '' Aku kecewa, aku terluka..."
itu artinya aku pernah merasakan senang dan banyak hal yang terwujud dalam hidupku, sehingga aku bisa menterjemahkan apa itu kecewa dan luka...

Sebelum Tuhan memberiku kesulitan, DIA telah terlebih dahulu menunjukkan segala kelapangan sehingga aku bisa mengartikan apa itu kesulitan...

Jadi kenapa aku jadi manusia yang keras hati, berputus asa, lemah, dan tidak sabar????

Masih ada lagikah yang akan dituntut dari Tuhan???
Masih ada lagi yang kurang????
Apa???
Apa???

Sungguh, kusadari ternyata rasa syukur itu masih jauh dariku.
Maafkan aku, Rabb.

Flamboyan, 2011
Sebuah Perenungan dalam keterasingan....

No comments:

Post a Comment