Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Wednesday, April 21, 2010

The Power of Give I


Siang begitu terik di Senin ini. Dalam keadaan dahaga, aku terus melawan rasa letih. Ini hidup, jadi bersemangatlah pikir batinku memberi penguatan. Dengan langkah berat aku segera menaiki bus dengan tujuan bertemu saudara iparku. Yah perjalanan ini harus kutempuh dengan bertukar 4x bus pulang balik. Tak apalah sekalian refreshing. Baru saja aku akan menikmati perjalanan, tiba-tiba seorang wanita naik dan duduk didepanku. Hmmm...sepertinya wajahnya tak asing dan aku sangat hafal dengan postur itu. Bukankah kami sempat beberapa bulan berada di kost-an yang sama?

Ah...apes pikirku. Dia adalah orang yang tidak ingin aku lihat. Entah kenapa, melihatnya saja menimbulkan ketidaknyamanan. Bukan tanpa sebab. Selama ini aku tau “trade record”-nya. Dan terus terang di otakku hanya terprogram hal-hal yang buruk tentang dia. Tapi yang namanya manusia, selalu saja pandai bermuka manis. Itulah yang kulakukan. Lagian aku juga tidak punya alasan untuk tiba-tiba marah. Ketika mata kami saling memandang, kami pun tersenyum. Aku yakin, dia pun kaget dengan pertemuan yang tentu hanya ALLAH yang merencanakan. Kami kemudian berbicara, tepatnya hanya sekedar basa-basi, tapi lumayan untuk sekedar membunuh kebisuan.

Sepintas wajahnya terlihat begitu berbeban dan tubuhnya terlihat lebih kurus. Semua bagaikan cerminan kesulitan hidup. Tiba-tiba saja timbul rasa iba. Aku berfikir selama ini mungkin dia tidak akan berbuat yang “aneh-aneh” jika tidak ada faktor pencetusnya. Dan mungkin, alasan yang paling kuat adalah karena urusan lambung. Bukankah ini termasuk sebagai salah satu jenis ujian terberat?

Beberapa hari yang lalu aku mendengar dia sempat menginap di hotel prodeo karena tindakan “aneh”-nya disalah satu kampus terkenal di Yogya terekam dalam sebuah kamera. Tapi beruntung, dengan uang tebusan yang cukup besar dia akhirnya bisa keluar. Yah bagaimanapun ini dunia, apa yang ditanam itulah yang akan dituai.
Ketika akan turun dari bus, aku membayari-nya ongkos perjalanan kami, tak banyak hanya Rp. 2500 saja. Bagaikan magnet, terjadi hukum tolak menolak dan tarik menarik, namun akhirnya dia mengucapkan terima kasih diiringi kata “semoga rezekinya bertambah...”

Aku pun kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik bus berikutnya. Sesaat kemudian aku sampai dan akupun segera mencari hotel tempat saudaraku menginap. Pertemuan kami tak terlalu lama, setelah berbincang-bincang dan tujuan terpenuhi akupun pamit untuk pulang. Sebelum naik bus menuju kost-an, saudaraku itu menyodorkan 5 buah lembaran uang 50ribu-an. Aku awalnya menolak tapi dengan “strategi cantiknya” yang dipoles dengan sedikit bumbu “kebohongan” akhirnya aku menerima uang itu tanpa perlawanan. Walaupun merasa sedikit “tertipu”.

Disepanjang jalan aku tak henti-hentinya bersyukur bahkan sempat meneteskan airmata. Ternyata hisab ALLAH itu begitu cepat. Uang Rp.2500, yang keluarkan beberapa saat yang lalu berbuah menjadi 10x lipatnya. Subhanallah...Satu hal yang aku sesali adalah aku telah bersikap remeh. Mungkin do’a dari mantan teman kost-ku itulah yang di ijabah oleh ALLAH. Bisa jadi dia telah begitu tulus mendo’akanku. Tapi aku mengabaikannya, mengaminkan do’anya pun tidak. Padahal apa susahnya.

Aku tersadar, ALLAH benar-benar MAHA RAHMAN. Seburuk apapun tingkah laku seseorang, maka sebagai manusia aku tak berhak menjatuhkan penilaian. Cukuplah ALLAH yang paling tau apa yang tersembunyi dibalik hati yang terdalam sekalipun. Dan satu hal lagi, kita tidak pernah tau dari bibir-bibir hamba yang mana do’a akan diijabah, jadi jangan pernah meremehkan do’a sekecil apapun dan dari siapapun. Semoga kisah ini bisa kujadikan pelajaran untuk terus berpositive thinking. Amin.

No comments:

Post a Comment