Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Wednesday, April 21, 2010

The story of Jomblowati


Menjadi jomblowati ternyata tidak selamanya mengenakkan. Apalagi diusia yang sudah cukup pantas untuk menikah. Belum lagi menghadapi persepsi lingkungan, pertanyaan tentang kapan menikah, sampai diuber-uber untuk diajak menikah, merupakan situasi yang amat sangat tidak nyaman. Yah, tapi itu resiko. Setiap pilihan akan ada konsekuensinya.

Urusan menikah terkadang gampang-gampang susah. Ada yang memang belum sama sekali bertemu dengan yang cocok walaupun sudah dicomblangi beberapa kali, ada yang sudah ketemu dengan yang ada dihati tetapi terkendala restu orang tua atau berbeda keyakinan, ada yang gayungnya tak pernah bersambut sehingga tidak mungkin menikah dengan orang yang diinginkan, ada yang tak ada halangan sama sekali tapi sengaja menunda dengan alasan belum siap menikah, ada yang terlalu idealis menetapkan kriteria calon pendamping sehingga sulit menemukan seseorang yang sesuai dan lain-lain sebagainya. Itulah segelintir cobaan dan tantangan pra menikah. Beruntunglah bagi orang-orang yang yang diberi kemudahan untuk menikah dan tentu saja itu adalah berkah yang harus disyukuri. Namun jikapun saat ini ada yang masih terkendala, maka tetap bersyukur karena itu juga bentuk kasih sayang-Nya. Ibarat jalan, kalo lurus-lurus saja pasti kurang menarik. Tapi jika jalan itu berliku dan dinaungi jurang yang terjal, tentu lebih menantang.

Menikah bukan berarti segala urusan selesai. Bahkan ketika menikah maka kita tengah mengucapkan selamat datang pada permasalahan-permasalahan baru yang mungkin ujiannya akan semakin sulit. Ada beberapa teman yang bercerita tentang perjalanan “cinta”-nya yang tak kunjung berujung pada sebuah pernikahan. Dan betulah kata Anis Matta bahwa cinta yang mustahil berujung pada pernikahan maka akan sangat menyakitkan dan lebih baik untuk segera diakhiri. Inilah ujian yang paling berat, apalagi bagi wanita.

Dimata sebagian masyarakat, wanita yang sudah cukup umur tapi belum menikah terkadang menjadi bahan omongan. Kasihan sekali, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Bukan sama-sama membantu malah terkadang sering disalahkan seperti terlalu milih-milih dan lain-lain. Memangnya wanita tidak boleh memilih po?. Sebenarnya menikah hanya masalah waktu. Bukankah ALLAH telah mengatakan bahwa manusia itu dilahirkan berpasang-pasangan?

Aku ingat sebuah cerita nyata dari seorang wanita dalam penantiannya menjemput jodoh. Keyakinannya pada janji ALLAH benar-benar luar biasa. Usahanya untuk menikah tidak pernah berhenti, proses demi proses terus dilalui walupun semua tak berujung pada pernikahan. Tapi dia tetap berpositif thinking pada ALLAH, inilah poin yang cukup besar tapi teramat berat. Sampai akhirnya diusia 40 tahun, dia menikah dengan seorang duda yang ditinggal mati istrinya. Sambil berseloroh pada seorang teman yang sudah menikah jauh lebih dulu, dia mengatakan bahwa “ kamu boleh menikah lebih dulu, tapi masalah anak saya yang lebih banyak...” Sebuah selorohan yang cukup cerdas. Yah, walaupun dia baru menikah, tapi dia sudah memiliki beberapa anak yang lahir dari rahim istri suaminya yang dulu.

Sebuah pelajaran yang luar biasa. Terkadang ujian dan cobaan membuat manusia berputus asa dan lari dari jalan ALLAH. Padahal sebenarnya melalui permasalahan yang ada, ALLAH ingin melihat hamba-Nya menangis dan menghiba-hiba pada-Nya. Terkadang segala kemudahan yang diberikan membuat manusia lupa dengan pencipta-Nya. Maka disinilah menurut-ku letak urgensi dari masalah, agar seorang hamba bisa selalu dekat dengan Sang Khalik.

Sekali lagi menikah hanya masalah waktu, siapapun kelak yang akan menjadi pendamping hidup kita maka itu pastilah kado terindah dari ALLAH Sang Maha Pemilik Cinta...
Jadi para jomblowati sambil menunggu, mari kita lakukan persiapan dan perbaikan...

No comments:

Post a Comment