Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Monday, May 10, 2010

Birokrasi

Ribet. Itu kesan yang muncul saat berurusan dengan masalah birokrasi. Ga' usah melihat jauh-jauh, di kampus pun dengan mudah aku menemuinya.Terkadang aku tak habis pikir kenapa urusan yang sangat sepele harus dipersulit sedemikian rupa.
Seperti contoh kasus yang kualami baru-baru ini. Dalam rangka menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah, aku harus membuat kuesioner. Kebetulan objek yang kupilih adalah librarian yang ada di kampus.

Setelah melakukan negosiasi dengan pihak yang bertanggung jawab, kuesioner itu pun dijanjikan bisa rampung dan diambil esok siang. Tapi sayang karena berenturan dengan jadwal kuliah,aku agak molor (1-2 jam) menjemput kuesionernya dan aku tidak bisa lagi menemui orang yang bersangkutan karena dia sudah keburu pulang.

Maka aku kembali keesokan harinya, dengan harapan angket sudah sampai ditangan dan segera bisa diolah. Tapi alangkah kagetnya, ternyata angket yang kuserahkan beberapa hari yang lalu belum bisa disebarkan dengan alasan yang amat sangat sepele, yaitu tidak adanya pena untuk mengisi angket tersebut. Agak lama aku bisa mencerna setiap kata yang mampir di otakku...., kata-kata yang disampaikan berputar-putar hingga akhirnya aku mampu mencapai satu titik. Aneh...kenapa waktu yang dijanjikan sebentar menjadi membutuhkan waktu berhari-hari... Dan ternyata masalahnya hanya karena pena. Yah...pena. Oh my God...

Aku diminta untuk membelikan pena sebanyak angket yang disebarkan, katanya sih sebagai formalitas atau apalah...

Aku pun segera membelikan pena yang diminta sambil terus berpikir... Memangnya berapa banyak sih tinta yang akan habis hanya untuk men-check list 30 pertayaan yang ada dikuesioner tersebut? Apakah terlalu kecilkah gaji seorang pegawai pustaka hingga tidak mampu membeli sebatang pena? Apakah kampus memang harus mempersulit mahasiswanya dengan sedemikian rupa hanya untuk masalah yang sesepele ini?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus menari-nari diotakku. Walaupun sisi lain hati-ku mengatakan, " sudahlah..cuma kasih pena saja kok dipermasalahkan anggap saja sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu...". Sebenarnya bukan masalah membelikan penanya, tapi alasan karena pena itulah yang tidak masuk diakalku.


Tapi yah..sudahlah
Masih untung mereka cuma minta dibelikan pena..
Coba kalo mereka sampai minta dibelikan tisu untuk mengelap keringat saat mengisi kuesioner,
atau menyediakan makan dan minum karena energi mereka terkuras saat mengisi kuesioner...
atau minta biaya pijat untuk tangan yang lelah karena mengisi kuesioner
atau minta imbalan jasa karena waktu mereka habis terbuang hanya untuk mengisi kuesionerku...dan lain-lain sebagainya..Wuah bisa gawat!!!!!!!!!!!!!!!!!

Pulangkan saja aku kerumah orangtuaku....

No comments:

Post a Comment