Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Friday, February 12, 2010

Lucky



Hidup mungkin terasa tidak adil bagi sebagian orang. Dan itu juga yang ada dibenakku ketika melihat kehidupan seorang teman. Terlahir dari keluarga bangsawan yang kaya, tentu merupakan idaman setiap orang. Dan itu diperolehnya. Selain mendapat penghormatan dari lingkungan masyarakat di kampung halamannya, akses untuk mendapat pekerjaanpun lebih mudah ketika gelar kebangsawanan itu melekat di depan nama.

Kehidupan yang serba nyaman, serba ada dan serba senang ternyata sangat mempengaruhi motivasi. Meskipun segala fasilitas tersedia dan diberikan, namun tidak membuat semangat untuk kuliah menjadi lebih besar. Hampir 2 semester dia cuti dengan alasan bosan dan tidak begitu tertarik dengan perkuliahannya. Untuk mengisi waktu, dia mengikuti kursus yang pada dasarnya, skill itu sudah didapatkan.

Suatu malam dia bercerita, bahwa dia ingin segera pulang ke kampung halamannya, kemudian bekerja dan memenuhi target menikah di usia yang ke-23. Karena menikah lewat dari usia 25 tahun bisa menjadi bahan gunjingan di kampungnya. Makanya syarat untuk menjadi suaminya pun tidak sulit-sulit amat, yang penting laki-laki itu tajir. Sudah cukup.

Sebisa mungkin aku memberikan masukan bahwa harta bukanlah jaminan kebahagiaan. Dan berumah tangga bukan hanya sekedar keinginan, tapi butuh persiapan dan tentunya butuh ilmu. Selagi orangtua mampu dan sanggup, alangkah baiknya jika menyelesaikan kuliah terlebih dahulu. Setelah mendapat gelar, toh usianya pas 23 tahun, dan bisa segera menikah. Lagian dengan kondisi Indonesia yang sekarang, jangankan ijazah SMA, ijazah S1 saja sulit mencari pekerjaan. Jika hanya mengandalkan harta orang tua, seberapa lama bisa bertahan.

Namun bagaimanapun juga, aku hanyalah orang yang berada diluar kehidupannya. Toh masa depan ada ditangan masing-masing orang. Lagian saat ini, keluarganya juga sudah mempersiapkan sebuah tempat untuk dia memulai usaha. Aku hanya bisa mendo’akan. Semoga keinginannya bisa terwujud.

Di sisi lain aku melihat begitu banyak anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu, miskin. Jangankan untuk memikirkan pendidikan, untuk memenuhi kebutuhan pangan saja sulitnya luar biasa. Tapi dari kesulitan-kesulitan inilah biasanya lahir anak-anak hebat yang tangguh dengan otak yang cerdas. Walaupun ada yang menyerah pada keadaan, ada juga yang akhirnya bisa keluar dari kesulitan. Intinya adalah kemauan, there’s a will there’s a way. Seperti kata Arai dalam Sang Pemimpi, “mimpi-mimpilah yang membuat orang miskin bisa bertahan hidup.”

Lucky (keberuntungan) yang saat ini juga ku peroleh, hingga bisa mencicipi pendidikan yang lebih tinggi, bukanlah sekedar untuk dinikmati tapi dimanfaatkan agar menjadi lucky..lucky yang berikutnya. Dan jangan pernah berhenti untuk bermimpi karena hari ini adalah wujud dari mimpi hari kemarin dan apa yang terjadi esok adalah wujud dari mimpi-mimpi hari ini.

Flamboyan, February 7th, 2010

No comments:

Post a Comment