Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Friday, February 12, 2010

Performance Value

Lelaki itu bukanlah laki-laki istimewa. Dia hanyalah seorang yang berpostur pendek dan berkulit hitam. Bahkan orang-orang disekitarnya pun sering menghinanya dengan mengatakan bahwa ia jauh lebih jelek dibandingkan dengan untanya. Namun, ketika perintah shadaqah dikumandangkan oleh Rasulullah, maka laki-laki pendek, hitam dan lebih jelek dari untanya itulah yang paling pertama menshadaqahkan unta yang dimilikinya. Sehingga Rasullah mengatakan bahwa dia adalah laki-laki yang terbaik diantara kalian.

Apa yang terjadi di zaman Rasulullah, atau bahkan jauh sebelumnya, juga terjadi sekarang ini. Banyak yang menilai seseorang hanya dari segi fisik, kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki. Penilaian itu tidak bisa disalahkan juga, karena kita hidup ditengah masyarakat yang hanya melihat harga orang lain dari tampilan luarnya. Hal ini bisa dilihat dari media masa kita yang lebih mengeksplor fisik-fisik sempurna, masalah kompetensi itu urusan yang kesekian. Adapun yang bertampang pas-pasan, biasanya lebih sering menjadi bulanan-bulanan lawakan atau bahan hinaan untuk ditertawakan bersama-sama. Naudzubillah.

Mengenai fisik ini, saya pernah menerima pujian, namun ejekan juga pernah. Dua-duanya adalah cobaan hidup^_^. Pujian adalah cobaan agar tidak sombong, ejekan juga ujian agar lebih sabar. Yang jelas, setiap manusia dilahirkan dengan sebaik-baik penciptaan. Dan tidak ada yang sia-sia dihadapan-NYA. Bukankah ALLAH menilai hamba-hamba-Nya dari seberapa besar keimanannya, bukan dari seberapa cantik/gantengnya.

Saya pernah melihat orang-orang yang diuji dengan kekurangan fisik namun masih tetap semangat menjalani hari. Tidak ada keluh kesah, senyum masih setia mengukir bibir mereka. Contoh nyata bisa kita lihat dari salah seorang sahabat Rasulullah (saya lupa namanya) yang selalu tampil terdepan, walaupun secara fisik dia berukuran mini (boncel). Namun dia memiliki semangat yang luar biasa dan selalu ikut berjihad di medan perang. Ada juga Helen Keller, wanita tuna netra pertama, yang berhasil menamatkan studinya di universitas. Kemudian ada juga pianis asal China yang memainkan tuts-tuts pianonya hanya dengan 3 jari, selain itu ukuran tubuhnya hanya setengah dari ukuran tinggi normal manusia. Namun kekurangan tidak menghalangi keinginannya untuk sukses.

Ketika ejekan itu kembali mampir, terus terang ada perasaan kesal dan marah. Namun setelah itu saya tersadar bahwa itulah apa adanya saya. Jadi tak perlu sedih atau kecewa. Apa yang terjadi saat ini, akan saya jadikan pelajaran. Bahwa ternyata sakit rasanya menerima ejekan. Dan sangat sakit rasanya jika seseorang hanya menilai kita dari segi fisik, kekayaan dan kekuasaan. Maka dari sekarang, saya pun ber-azzam untuk tidak melakukan hal yang serupa terhadap orang lain. Bagaimanapun penilaian manusia itu sangat relatif, dan penilaian ALLAH saja yang absolut. Terima kasih untuk seseorang yang telah membuat saja belajar sabar dan bijak hari ini. Famayya’mal mistqola zarratin khairayyarah, famayyakmal mistqola zarratin syarrayyarah.

Flamboyan, February 9th, 2010

No comments:

Post a Comment