Welcome to Matahari Ilmu

Jika hidup itu mengajarkanmu banyak hal, maka tuliskanlah sebagai sebuah tinta sejarah yang penuh hikmah....


Friday, February 12, 2010

Modified Action



Dalam kehidupan, setiap orang pasti memiliki planning atau rencana. Namun ternyata menurut penelitian yang dilakukan oleh Prof. Robert, hanya sekitar 7-24% saja dari rencana yang dibuat bisa terlaksana. Prof. Robert adalah salah seorang dosen di Australia yang menekuni bidang perencanaan. Ia menempuh pendidikan S1, S2, dan S3 selama bertahun-tahun dengan bidang yang sama. Untuk memperoleh gelar professornya, ia melakukan penelitian tentang perencanaan. Hasilnya cukup mencengankan, dimana ditemukan bahwa hanya ¼ dari perencanaan yang dibuat oleh kebanyakan orang bisa terlaksana dengan sukses. Sedangkan sekitar 76%nya gagal.

Salah satu orang yang anti perencanaan adalah Bob Sadino. Ia adalah seorang milyarder yang dalam hidupnya tidak mempunyai rencana tapi hanya memiliki tujuan.Sebelum sukses, dia hanyalah seorang pedagang telur yang menjual dagangannya seharga sekitar Rp.3000/kilonya. Namun sekarang dia adalah seorang pengusaha sukses yang menjual sebuah unit apartement dengan harga milyaran rupiah. Secara logika, mungkin perencanaan seperti itu tidak masuk akal atau setidaknya sulit untuk diterima. Tapi dalam realitanya semua bisa saja terjadi.

Perbedaan antara tujuan dan perencanaan adalah tujuan lebih mengarah kepada keinginan atau cita-cita, sedangkan perencanaan mengarah pada step atau langkah-langkah untuk mendapatkan tujuan tersebut. Biasanya seseorang membuat perencanaan berdasarkan pada logic of perfection atau logika perencanaan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman masa lalu atau disebut juga sebagai perencanaan di belakang meja. Namun dalam prakteknya dunia logika akan berbeda dengan dunia kenyataan. Dunia logika bersifat linier atau dilandaskan pada pengalaman masa lalu. Sedangkan kejadian dilapanagan atau kenyataan tidak bersifat liniear sehingga disinilah yang mengakibatkan kegagalan-kegagalan dalam perencanaan.

Apa yang terjadi di dunia nyata terkadang tidak bisa diprediksi. Sesuatu yang kita rencanakan akan sukses bisa saja tidak seperti itu dalam kenyataannya. Misalnya ada seseorang yang membuat perencanaan dalam hidupnya yaitu masuk salah satu perguruan tinggi terkenal di Indonesia, tamat dengan gelar kesarjaanaan dan bekerja sebagai orang kantoran. Namun dalam kenyataannya, sudah tiga kali ikut tes masuk perguruan tinggi tapi tak kunjung lulus. Akhirnya dia memutuskan untuk menjadi pedagang. Lama kelamaan usahanya berkembang dan akhirnya menjadi seorang pedagang yang sukses. Apa yang terjadi pada orang ini diluar rencananya. Mungkin sebelumnya, tidak ada kata-kata berdagang dalam perencanaan hidupnya. Tapi realita membuat semua perencanaan itu harus berubah.

Menurut pengalaman pribadi, beberapa tahun terakhir saya juga sering membuat perencanaan-perencanaan hidup. Baik jangka panjang maupun jangka pendek. Namun dari sekian banyak perencanaan yang dibuat, mulai dari plan A, plan B, plan C sampai plan Z, hanya 1-2 saja yang bisa dilaksanakan.

Apakah ketika perencanaan itu hanya akan sukses 7-24% berarti kita tidak perlu membuat perencanaan dalam hidup? Jawabannya tidak. Perencanaan tetap saja diperlukan. Setidaknya sebagai panduan. Jika perencanaan terbentur dengan kenyataan maka disitulah dibutuhkan Modified Action atau modifikasi tindakan. Sebagai contoh misalnya kita akan melakukan perjalanan Jakarta-Yogya. Dalam planning, kita akan naik pesawat selain cepat waktu yang dibutuhkanpun relative singkat. Tapi ternyata, saat itu juga jalur penerbangan penuh. Sehingga akhirnya dilakukan modified action dengan memilih kendaraan lain seperti kereta api, bus dan lain-lain yang tentunya akan lebih lambat sampai tujuan dan waktu yang diperlukanpun lebih lama. Meskipun demikian, setidaknya tujuan tetap tercapai.

Jadi dengan adanya modified action kita akhirnya tidak hanya terpaku dengan rencana dibelakang meja atau logic perfection. Karena ketika kita hanya fokus pada perencanaan logika maka kita akan sulit bergerak karena terpaku pada perencanaan yang baku.Yang perlu kita siapkan tidak hanya sekedar perencanaan tapi juga modified action untuk mengantisipasi kenyataan-kenyataan yang berlaku.

( disadur dari Mutiara Pagi “The Power of Life” oleh Zainal Abidin)

No comments:

Post a Comment